Kejujuran Lebih Baik daripada Kebohongan

Sering kali kita mengatakan kepada anak atau orang lain, “Tidak boleh bohong!” Apa yang dimaksud dengan kata bohong?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memaknai kata bohong adalah sebagai berikut:
1. Tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau dusta.
2. Bukan yang sebenarnya atau palsu.

Morissan (2013), menyatakan, “Kebohongan adalah manipulasi disengaja terhadap informasi, perilaku dan gambaran diri (image) dengan maksud untuk mengarahkan orang lain pada kepercayaan atau kesimpulan yang salah.”

Walaupun melakukan tindakan kebohongan itu adalah suatu kesalahan, tapi faktanya perbuatan bohong ini sering kali dilakukan bukan hanya oleh anak-anak tetapi juga oleh orang dewasa.

Lalu apa yang menyebabkan seseorang berbuat bohong? Seseorang berbohong disebankan oleh:
1. Adanya upaya menyelamatkan diri.
2. Mengamankan nama baik.
3. Terjadinya tekanan dari orang lain.

Saya masih ingat, saat saya kecil orang tua dan orang orang di sekeliling sering mengatakan, “Jangan bohong! Nanti kalau bohong hidungnya panjang seperti Pinokio.”

Sebuah film yang terkenal pada masanya, The Adventures of Pinocchio, film yang menceritakan adanya perubahan hidung boneka yang dilakukan oleh peri ketika Pinochio melakukan kesalahan.
Walaupun ini hanya sebuah film, rupanya ampuh digunakan untuk sekedar menakuti anak-anak agar tidak melakukan kebohongan.

Pada pola asuh yang sudah modern sekarang ini, kata-kata itu sudah tidak terdengar lagi. Kini, kita bisa melihat kebohongan di mana-mana, bukan saja kepada anak-anak, tetapi juga pada orang dewasa. Sehingga, kita menjadi sulit untuk mempercayai berita yang dianggap sebagai informasi penting sekalipun.

Lalu bagaimana Islam mengajarkan tentang tidak boleh melakukan kebohongan? Rasulullah saw. adalah suri tauladan bagi umat Muslim di dunia. Beliau memberikan contoh kepada umatnya untuk melakukan kebaikan kepada siapa pun dan tidak melakukan kebohongan, sehingga Rasulullah saw. mendapat gelar Al Amin (orang yang dapat dipercaya). Beliau pun diutus langsung oleh Allah SWT. untuk menyempurnakan akhlak yang baik.

Ada sebuah kisah yang mengisahkan percakapan antara Khalifah Umar bin Khattab ra. dengan anak pengembala domba. Ketika Khalifah Umar ra. mendekati anak penggembala, kemudian berkata, “Cukup banyak kambing yang kamu pelihara, sangat bagus dan gemuk-gemuk. Kamu jual saja padaku seekor yang gemuk dan bagus.”

Mendengar perkataan Khalifah Umar bin Khattab ra., penggembala menjawab, “Kambing-kambing ini bukan milik saya, melainkan milik tuan saya. Saya hanyalah penggembala yang menerima gaji.”

Kemudian Khalifah Umar bin Khattab ra. berkata lagi, “Katakan saja pada tuanmu, kambingnya dimakan serigala.”

Anak gembala itu diam sejenak, ditatapnya wajah Khalifah Umar bin Khattab ra. seraya berkata, “Jika Tuan menyuruh saya berbohong, bukankah Allah Maha Melihat? Apakah Tuan tidak menyadari siksa Allah itu pasti bagi para pendusta?”

Menyaksikan kejujuran anak gembala itu, Khalifah Umar bin Khattab ra. terharu, bahagia, dan kagum akan ketaatannya kepada Allah SWT. [1]

Dialog ini mengingatkan kita untuk terus berlatih jujur dalam kondisi dan situasi apa pun. Allah SWT. berfirman, “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah pembohong.” [2]

Selanjutnya riwayat hadits menjelaskan, Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, sedangkan kebaikan menuntun kepada surga. Sesungguhnya orang-orang yang membiasakan jujur niscaya dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur, dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada kemungkaran, sedangkan kemungkaran menjerumuskan ke neraka. Sesungguhnya orang orang yang selalu berdusta akan dicatat sebagai pendusta.” [3]

Allah SWT. melarang umat-Nya untuk melakukan suatu kebohongan dengan alasan apapun karena itu dapat berdampak buruk bagi kehidupan di dunia dan akhirat.

Referensi:
[1] republika.co.id
[2] QS. An-Nahl 16: 106
[3] HR. Bukhari dan Muslim

Visits: 27

Ekawati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *