KEMANUSIAAN KITA SEDANG DIUJI
Kubuka status seorang teman yang berprofesi perawat. Kubaca satu persatu. Hati ini serasa teriris-iris. Dada terasa sesak. Tak terasa air mata menetes membasahi pipi.
Ini tentang seorang perawat yang meninggal karena covid-19. Ia telah menukar nyawanya untuk menyelematkan nyawa orang lain. Tapi sangat ironis. Jenazahnya ditolak oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaan keluarga yang ditinggalkan. Betapa terpukulnya mereka melihat pemandangan seperti ini.
Aku jadi berpikir, segitu hinakah mereka yang meninggal karena virus corona, apalagi mereka yang mau tidak mau harus berada di barisan terdepan melawan virus ini?
Seandainya kita atau keluarga kita dalam posisi ini, masih bisa kah kita bersikap tidak simpati seperti yang diperlihatkan oknum yang tidak bertanggung jawab itu?
Tentu tidak bukan! Tentu rasa kemanusiaan kita akan berteriak bukan! Bahkan kita lebih tidak terima jika tidak bisa mengantar kepergian jenazah masuk ke liang kubur.
Ketahuilah. Bahwa pahlawan di kala pandemi menjajah dunia kita adalah para petugas medis. Karena mereka lebih dekat dengan kematian. Kehidupan mereka lebih banyak pengorbanannya ketimbang keuntungan materinya.
Virus corona datang untuk menguji rasa kemanusiaan kita. Apakah kita masih bersikap acuh terhadap mereka yang menderita? Apakah kita masih bersikap masa bodoh dengan penderitaan orang lain?
Tuhan menuntut kita menang dari serangan virus ini. Tapi kemenangan itu tidak cuma-cuma. Butuh syarat, yakni rasa kemanusiaan kita.
Kita boleh takut dan waspada terhadap potensi penyebaran virus. Tapi kita tidak boleh kehilangan rasa empati kita, rasa persaudaraan kita, dan rasa kemanusiaan kita. Yang pada nantinya akan membawa kemenangan itu. Yang membawa kita ke kehidupan kita seperti sedia kala
Ya, kemenangan atas nama kemanusiaan.
Visits: 1708
Sebuah tulisan yg luar biasa , apresiasi hebat thd para perawat dan tenaga kesehatan lainnnya ,, jaya lah perawat ku , jayalah bangsaku , #perawat untuk Indonesia 😘