Meneladani Akhlak Rasulullah yang Mulia

Dalam sebuah riwayat dahulu ketika zaman Nabi Muhammad SAW, beliau kedatangan beberapa sahabat dari kalangan Muhajirin yang miskin. Mereka mengadu kepada Rasulullah SAW, mereka merasa iri dengan para sahabat yang lain yang hidupnya berkecukupan. Karena hidupnya berkecukupan, maka mereka bisa kapan saja berbuat kebaikan, di antaranya bersedekah. 

Sedangkan mereka (sahabat dari kalangan Muhajirin) merasa tidak mampu dan sulit sekali untuk melaksanakan kebaikan, dikarenakan kemiskinannya. Dan kalaupun bisa memberi, mereka hanya bisa sedikit, bahkan terkadang sama sekali tidak bisa memberi (sedekah).

Saat itu mereka bergilir menanyakannya kepada Rasulullah SAW. Mereka juga bertanya tentang bagaimana caranya agar mereka mampu bersedekah seperti para sahabat yang mampu, agar mereka juga bisa mendapatkan pahala yang besar seperti para sahabat yang mampu itu.

Mendengarkan pengaduan dari para sahabatnya itu, sambil tersenyum, Rasulullah SAW kembali mengingatkan kepada para sahabatnya, bahwa tasbih, tahmid, tahlil dan takbir itu juga adalah salah satu amalan sedekah yang tinggi nilainya di hadapan Allah SWT selain dari pada sedekah harta benda yang mampu dikerjakan oleh orang-orang yang mampu.

Bahkan membuang duri di jalanan yang dilewati oleh banyak orang dan menebarkan senyuman kepada orang lain juga adalah bentuk sedekah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh HR Bukhari.

Dari penggalan kisah percakapan antara Rasulullah dan para Sahabat, maka ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil pelajarannya. Sungguh berbeda sekali antara akhlak para sahabat Rasulullah dahulu dengan keadaan kita sekarang ini.

Jika para sahabat dahulu iri karena kuatir tidak mampu melakukan kebaikan seperti para sahabat yang lainnya, maka di zaman sekarang ini kebanyakan orang merasa iri karena tidak bisa mendapatkan kedudukan dan kenikmatan duniawi. Para sahabat iri bukan karena kenikmatan duniawi, akan tetapi para sahabat itu merasa takut kalau tidak bisa berlomba mendapatkan keridhaan dari Allah SWT.

Sedangkan dalam Islam melaksanakan suatu amal kebaikan, agama memberi kemudahan sesuai kadar kemampuannya. Sebagaimana tertulis dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 286 yang artinya, “Allah tidak membebani seseorang  sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”

Berkaitan mengenai qkhlak, Islam menempatkan akhlak pada tempat yang sangat strategis, dan mendorong umatnya untuk mempraktikan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran akhlak ini tertuang dalam banyak Al-Qur’an dan hadits. 

Bahkan misi ajaran Islam ini terwujud dalam beberapa hal diantaranya: Rasulullah SAW diutus kepada umatnya untuk membawa risalah yang telah diwahyukan Allah SWT melalui Malaikat Jibril, diantaranya yaitu untuk menyempurnakan Akhlak. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya; “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan keluhuran akhlak.” (HR.Malik). 

Sebelum Rasulullah SAW memerintahkan kepada umatnya untuk berakhlak mulia, beliau telah mencontohkannya terlebih dahulu sebagai uswatun hasanah atau contoh yang terbaik. Sangat banyak hadits tentang akhlak yang memerintahkan kepada umat muslim untuk memperbaiki akhlak, serta menunjukkan keutamaan akhlak mulia.

Akhlak adalah hal yang penting bagi seorang muslim. Sebab, orang yang beradab dan berakhlak mulia jika mempunyai ilmu akan mudah untuk mengamalkan dan tidak sombong dengan ilmunya.

Sesuai sabda dari Khalifah Ahmadiyah Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba, “Orang yang shaleh adalah orang yang mempraktikkan apa yang dikatakan, dan orang yang standar akhlak dan kebaikannya selalu terjaga baik di muka umum ataupun pribadi.”

Bahkan tugas sebagai seorang Ahmadi dalam mengawali misi pertablighannya harus bisa memperbaiki diri dengan tabligh akhlaknya. Karena akhlak merupakan hal penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah SAW.

Semoga akhlak baik terhadap Allah SWT, terhadap Rasulullah SAW, pribadi dan sesama dengan KaruniaNya, kita diberikan kemudahan dalam melaksanakannya  di kehidupan sehari-hari,  Amin Yra.

Visits: 697

Euis Mujiarsih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *