Menerapkan Sikap Toleransi Terhadap Pengikut Agama Lain
Dalam sirah Ibnu Ishaq dikisahkan, suatu hari sekelompok Kristen dari Bani Najran mengunjungi Madinah. Saat sampai di kota tersebut rombongan Bani Najran langsung masuk ke dalam mesjid Nabawi. Padahal saat itu sudah masuk waktu asar.
Rasulullah saw. dan para sahabat baru saja melaksanakan salat. Namun yang mengejutkan 14 orang rombongan Bani Najran adalah mereka juga bersiap untuk melakukan sembahyang ala Kristen dengan menghadap ke arah timur.
Melihat hal tersebut para sahabat berencana melarang mereka, namun Rasulullah saw. justru membiarkannya. Maka rombongan Kristen Najran tersebut melakukan ibadahnya di dalam mesjid. Setelah mereka selesai beribadah, Rasulullah saw. memperlakukan rombongan Kristen Najran dengan baik.
Dalam sejarah, Rasulullah saw. bahkan menjalin hubungan diplomasi dan memberikan perlindungan pada mereka. Rasulullah saw. meminta Hadhrat Ali bin Abi Thalib ra. untuk menulis surat perjanjian damai antara Rasulullah saw. dengan penduduk Kristen Najran. Dalam surat tersebut Rasulullah saw. menjamin keselamatan Bani Najran dan melarang untuk menyakiti anak-anak, wanita, serta para pemuka agama Najran. Rasulullah saw. pun melarang untuk menghancurkan gereja. [1]
Begitu luar biasanya sikap terpuji yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dalam memperlakukan kaum non-Muslim, sehingga tercipta kerukunan hidup dan perdamaian antarumat beragama. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT. dalam Al-Quran, “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak menerangimu karena agama kamu dan yang tidak mengusirmu dari rumah-rumahmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” [2]
Sikap toleransi atau sikap tenggang rasa, lapang dada dan bermurah hati adalah merupakan ajaran Islam yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw. baik kepada sesama Muslim maupun non-Muslim. Artinya ajaran Islam selalu mengedepankan dialog dalam bentuk saling menghormati bukan memaksa. Karena Islam menyadari bahwa keberagaman adalah kehendak Allah SWT.
Hal ini juga sesuai dengan sabda Hadhrat Khalifatul Masih ke-4, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad rh. bahwa: “Kedamaian agama tidak mungkin dapat dicapai tanpa memanfaatkan asas kejembaran hati, berpikir lapang, dan sikap penuh pengertian terhadap pengikut agama lain”.
Untuk itu sudah seharusnya kita terapkan asas toleransi antar umat beragama dengan menghormati hak setiap orang dalam memilih agamanya serta memberikan ruang kepada mereka untuk menjalankan ibadahnya sesuai agamanya masing-masing. Selain itu sikap toleransi juga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya:
– Menghargai keberagaman budaya
– Membantu tetangga
– Saling menghormati perbedaan pendapat
– Berpartisipasi dalam pekerjaan sosial
– Menghormati hak asasi manusia.
Dengan melaksanakan hal-hal tersebut kita dapat merasakan hikmah dan keuntungan serta dapat merasakan manfaatnya, seperti menciptakan ketenangan, keharmonisan dalam bermasyarakat, mempererat persatuan, dan menjalin rasa persaudaraan. Oleh karena itu sikap toleransi adalah suatu sikap yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam masyarakat.
Sikap toleransi tidak lahir dengan sendirinya dalam diri manusia, tapi perlu dilatih dan diimplementasikan dalam kehidupan sehingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan akan berubah menjadi karakter. Dengan menerapkan sikap toleransi maka segala perbedaan di tengah masyarakat bukan lagi menjadi suatu permasalahan, sebab setiap orang telah memiliki suatu kesadaran bahwa perbedaan adalah bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindarkan.
Masyarakat pun bisa saling berinteraksi dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang agama dan sukunya sehingga mampu mempererat persaudaraan.
Akhirnya akan tercipta kedamaian dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan keyakinannya masing-masing. Toleransi juga diharapkan dapat menjadi akses untuk menciptakan ruang keadilan bagi kelompok minoritas. Sehingga setiap umat beragama mempunyai kewajiban untuk mengakui sekaligus menghormati agama lain tanpa membeda-bedakan.
Referensi :
[1] https/muslimatnu.or.id/ Kisah-kisah inspiratif
[2] QS. Al-Mumtahanah 60: 9
Visits: 18