MENGAPA KEJUJURAN HARUS DITANAMKAN SEJAK DINI?

Ketidakjujuran adalah dosa dan kebenaran (kejujuran) adalah kebajikan dan moral yang baik. Rasulullah Saw. telah memberikan panduan untuk menanamkan kualitas moral ini di hati setiap mukmin sejak kecil.

Seorang sahabat menceritakan sebuah kejadian di masa kecilnya yang mengatakan, suatu kali, Nabi datang ke rumah kami. Karena ketidakdewasaan saya, beberapa saat kemudian, sementara Nabi masih hadir di rumah, saya hendak pergi bermain di luar. Oleh karena itu, untuk menghentikan saya meninggalkan lingkungan yang diberkati ini, ibu saya berkata, “Kemarilah dan tinggallah di sini (jika kamu melakukannya), saya akan memberi kamu sesuatu.”

Atas ini, Rasulullah Saw. bersabda, “Apakah Anda ingin memberinya sesuatu?” Ibu saya menjawab: “Ya, saya akan memberinya kurma.” Atas ini, Nabi Suci bersabda, “Jika ini bukan niat Anda dan Anda hanya mengatakan ini untuk memanggil anak itu, Anda pasti bersalah melakukan dosa karena berbohong.”

Jadi, dengan cara ini Nabi Muhammad Saw menanamkan di dalam benak anak itu kesadaran pentingnya kejujuran dan kebencian terhadap ketidakjujuran sejak usia sangat muda.

Suatu ketika, Nabi Suci Saw. berkata kepada seseorang, “Jika kalian tidak bisa meninggalkan semua perbuatan dosa maka sekurang-kurangnya tinggalkanlah satu dosa, yaitu berdusta.”

Rasulullah saw begitu perhatiannya dalam menanamkan kejujuran sejak dini, baik dalam hal perkataan maupun perbuatan dan diletakan dalam keluarga. Itulah mengapa Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, mengatakan: “Kebenaran terbesar adalah kejujuran, dan kepalsuan terbesar adalah ketidakjujuran.”

Terbiasa menerapkan kejujuran sejak dini merupakan pondasi awal perilaku yang dapat menjadikan dirinya sendiri dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan ketika mengarungi kehidupannya.

Namun masih banyak ketidakjujuran di masyarakat yang didasari alasan yang lugu dan dilakukan atas nama kebaikan. Padahal, mau bagaimana pun bentuknya, ketidakjujuran sudah pasti menanamkan benih ketidakpercayaan.

Lebih baik menjelaskan tujuan segalanya dengan jujur apapun keadaannya dan menerima apapun konsekuensinya.

Visits: 285

Liana S. Syam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *