
Menjadi Pendengar yang Baik, Seni Memikat Hati
Hidup itu memang selalu banyak masalah. Kita lari kemanapun, dimanapun, masalah akan selalu datang membayangi langkah kita. Lari dari masalah tidak akan membuat kita dewasa dan kuat untuk melewati fase demi fase yang diujikan Allah kepada kita. Karena itulah bukan hal yang aneh ketika kita menjumpai seseorang yang seolah hidupnya paling menderita, tidak ada sedikitpun ruang untuk bahagia.
Mungkin tak sedikit di antara kita yang bertemu dengan tipe orang demikian. Jika sering menjadi tempat berkeluh kesah berarti kita dianggap sebagai orang yang bijaksana dan dapat dipercaya.
Ada sebuah ungkapan bijak, “Cara paling mendasar dan kuat untuk terhubung dengan orang lain adalah mendengarkan. Cukup dengarkan. Mungkin hal terpenting yang bisa kita berikan kepada orang lain adalah perhatian kita.” (Rachel Naomi Remen)
Kita cukup menyediakan telinga kita untuk menjadi pendengar. Bukankah kita memiliki dua telinga dan satu lidah, yang berarti seharusnya kita lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Karena berapa banyak mereka yang depresi terjadi pada orang orang yang merasa tidak punya tempat dimana ia didengarkan?
Jika tidak yakin memberi saran, cukup diam dan menjadi pendengar yang baik. Cara ini adalah cara paling sederhana, yang terbaik untuk menolong mereka ketika menghadapi masalah yang menimpanya.
Sebuah kisah pada zaman Rasullullah sebagai bahan renungan. Pada awal kenabian Rasullullah umat Islam sangat sedikit, orang kafir mendustakan Rasullullah, bahkan menuduhnya tukang sihir, dukun, pendusta dan orang gila.
Suatu hari, Dhamad, seorang yang menguasai ilmu kedokteran dan pengobatan orang gila dan sihir, ketika membaur dengan banyak orang, ia mendengar orang-orang kafir berbicara tentang Rasullullah. “Orang gila sudah datang, kami melihat orang gila.”
“Di mana orang gila itu?” tanya Dhamad, “siapa tahu Allah menyembuhkan lewat tanganku.” Orang orang menunjuk Rasullullah.
Dhamad terus berbicara tentang kemampuannya, Nabi menyimak dengan seksama. Beliau diam mendengarkan orang kafir berbicara, padahal Dhamad mengaku akan mengobatinya dari penyakit gila. Betapa bijaksana ya Rasullullah.
Usai Dhamad berbicara, dengan sangat tenang Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah. Kepada-Nya kita memuji dan memohon pertolongan. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, tidak seorang pun dapat menyesatkannya. Dan, barang siapa tersesat, tidak seorang pun dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang patut disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya.”
Dhamad terhentak. “Ulangi kata-katamu,” pintanya. Rasulullah mengulang kembali kata-katanya. Dhamad berkata, “Demi Tuhan, aku telah mendengar kata-kata para dukun, tukang sihir, dan penyair, tetapi belum pernah mendengar kata-kata seperti itu. Ulurkan tanganmu, aku akan berbaiat untuk masuk Islam.”
Jadilah pendengar yang baik. Diam dan gerakkan tanganmu. Beri tanggapan yang baik dengan bahasa wajahmu, seperti mengerutkan kening, mengangkat alis, tersenyum, dan berdecak kagum. Lihatlah pengaruh sikap semacam itu terhadap orang yang berbicara denganmu. Engkau akan menyaksikannya memerhatikanmu, dan menyerahkan sepenuh hati kepadamu.
Views: 724