Buah dari Kesabaran dan Memaafkan

Kesabaran merupakan budi pekerti yang bisa dibentuk oleh seseorang. Namun saat ujian itu datang terkadang kita sebagai manusia biasa kesulitan untuk mengontrol diri untuk menciptakan sebuah sikap sabar bahkan untuk memaafkan. 

Namun, Rasulullah telah mengajarkan kepada kita untuk tetap berbuat baik kepada orang lain meskipun orang tersebut membalasnya dengan kejahatan. Rasulullah saw juga mengajarkan kita untuk selalu bersabar dan memaafkan orang yang telah menyakiti kita karena Allah Swt lebih menyukai perbuatan tersebut. 

Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan sesama manusia. Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ali Imran: 134)

Terdapat sebuah kisah dari seorang pengkhidmat agama yang ditempatkan di sebuah pulau kecil untuk mensyiarkan agama Allah Ta’ala. Dengan berbekalkan ilmu agama dan bergantung kepada Allah Ta’ala, ia mulai menyebarkan syiar Islam kepada para pencari, orang-orang yang belum mengenal Tuhannya secara utuh. Ia sebarkan setiap ayat Al-Qur’an dengan santun dan lemah lembut. 

Namun ternyata terdapat salah satu dari mereka yang merasa tidak suka dengan pengkhidmat agama ini dan mencoba menghalalkan segala cara agar sang pengkhidmat agama berhenti menyebarkan syiar Islam dan angkat kaki dari tanah kekuasaannya.  

Segala cara dilakukan si pembenci, dari mulai menyebarkan fitnah-fitnah keji yang tidak berdasar hingga mengirimkan hal-hal yang berbau ghaib ke kediaman sang pengkhidmat agama. Namun dengan pertolongan Allah SWT semua serangan dan fitnahan yang beliau lancarkan dapat dengan mudah ditepiskan dengan cara yang tidak disangka-sangka. 

Sampai akhirnya sang pembenci ini mengalami kemunduran perekonomian dan anggota keluarganya mengalami sakit berkepanjangan yang menghancurkan-leburkan kehidupannya. Namun ia masih begitu membenci pengkhidmat agama ini.  

Sampai suatu ketika ia membutuhkan 2 kantong darah untuk istri tercintanya. Ia cari kemana-mana namun tidak membuahkan hasil. Sampai ia bertemu dengan sang pengkhidmat agama ini di sebuah rumah sakit tempat istrinya dirawat. Ia ceritakan bahwa ia membutuhkan darah untuk istrinya. 

Si pembenci sangat terkejut mendapati sang pengkhidmat agama yang sebelumnya ia perlakukan buruk kini dengan senang hati bersedia menyumbangkan darahnya untuk istri tercintanya. Ia juga memaafkan setiap perbuatan buruk yang pernah dilakukan si pembenci. Sejak saat itu sang pembenci kini berubah menjadi pengikut setia dari sang pengkhidmat agama itu dan ikut serta menyebarkan syiar Islam kepada mereka yang menentang. 

Dari kisah ini kita dapat mengambil pelajaran bahwasannya alangkah indahnya buah dari kesabaran dan sikap memaafkan. Untuk itu sabar dan memaafkan merupakan sikap utama yang perlu ada dalam diri setiap muslim. 

Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Asy-Syura: 43, “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.”

Bersikap sabar dan memaafkan bukanlah perkara yang mudah bagi kita manusia biasa yang memiliki nafsu amarah dalam diri yang terkadang dapat meluap begitu saja. Untuk itu perlu tekad yang kuat untuk dapat menciptakannya di dalam diri kita. 

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surah Asy-Syura ayat 44 yang artinya, “Dan barangsiapa bersabar dan memaafkan, sesungguhnya perkara itu memerlukan tekad yang kuat.”

Dan pelajaran terbaik untuk bisa bersabar adalah mencontoh teladan kita yaitu Nabi Muhammad saw, dari perilaku beliau dalam menghadapi setiap ujian yang datang menimpa. Semoga kita semua dapat menjalankan segala perintah dari-Nya dengan bersabar di kala ujian datang dan memaafkan di kala tersakiti dan mendapatkan perlakuan buruk.

 

 

Visits: 582

Mega Maharani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *