Sebarkanlah Islam dengan Cinta Kasih Sesuai Ajaran Rasulullah Saw.

Beberapa waktu lalu, marak di media sosial konten berkaitan dengan social experiment yang dilakukan oleh seorang muslimah bercadar. Dia berjalan-jalan di keramaian dan menawarkan ke beberapa wanita yang berpakaian terbuka untuk mau menutup auratnya dan memakai hijab yang ia bawa dengan terlebih dahulu menyampaikan pentingnya hijab untuk wanita muslim.

Berbagai respon ia dapatkan. Ada yang mau memakai baju dan hijab yang ia bawa. Tapi banyak dari mereka yang juga menolaknya mentah-mentah. Ada satu bagian dari video ini yang cukup menjadi perhatian para netizen, yaitu kala wanita bercadar ini menawarkan pakaian dan hijab yang ia bawa kepada salah seorang wanita yang memang saat itu mengenakan pakaian yang cukup terbuka dengan cukup intens.

Awalnya sang wanita sudah menolak secara halus dan baik-baik ajakan wanita bercadar ini. Namun sang muslimah bercadar ini terus saja memaksa dengan mengatakan hal-hal yang cukup membuat gerah sang perempuan ini.

Sang perempuan pun marah. “Maaf ya, Mbak! Saya tidak mau. Dan tolong jangan ganggu saya, saya ini Kristen. Jadi nggak mungkin saya memakai itu!” ucapan sang wanita dengan marah, sambil menunjuk kearah baju dan jilbab yang wanita bercadar itu bawa sambil melangkah pergi.

Islam memang mengajarkan untuk umatnya yang perempuan untuk mengenakan hijab, tapi Islam tidak menganjurkan pemaksaan dan kekerasan, baik fisik maupun verbal, kepada setiap hamba-Nya. Apalagi kepada mereka yang belum mengenal Islam dengan baik.

Dalam sejarah juga dikatakan bahwa dalam menyebarkan agama Islam, Rasulullah saw. membawanya dengan penuh kasih sayang tanpa sedikit pun kekerasan, apalagi paksaan, pada mereka yang menentang Islam. Salah satu dari mereka yang menolak Islam secara terang-terangan adalah masyarakat Thaif.

Kala itu Rasulullah saw. berada di Thaif selama 10 hari. Selama itu pula Rasulullah saw. menemui tokoh masyarakat Thaif, mengajaknya diskusi, dan menyeru mereka masuk Islam. Tapi yang didapat adalah mereka menyerukan masyarakat Thaif untuk mengusir Rasulullah saw. Tidak sampai di situ, mereka juga mencaci-maki dan melempari Rasulullah saw. dengan batu hingga darah keluar dari tubuh Rasulullah saw.

Berbagai penolakan yang dan perlakuan buruk yang Rasulullah saw. dapatkan dari masyarakat Thaif tidak membuat beliau sakit hati ataupun dendam. Sebaliknya Rasulullah saw. mendoakan masyarakat Thaif agar diberi petunjuk dan tidak mendapatkan azab dari Allah, sebagaimana umat-umat terdahulu yang langsung di-azab manakala mereka menolak nabi atau utusan Allah.

“Ya Allah berikanlah petunjuk kepada umatku (masyarakat Thaif) dan janganlah Engkau mengazab mereka, sebab mereka berbuat seperti itu karena tidak mengetahui,” begitulah doa Rasulullah saw.

Hal yang sama juga ditunjukkan Rasulullah saw. manakala mendapat aduan dari sahabatnya, Thufail bin Amr al-Dausi, tentang penolakan dakwah Islam. Thufail bin Amr al-Dausi menemui Rasulullah saw. di Mekkah untuk mengadukan bahwa dakwahnya yang ditolak dan dihina di Daus.

Lagi-lagi Rasulullah saw. mendoakan mereka yang menolak dakwahnya. Rasulullah saw. berdoa kepada Allah agar penduduk Daus mendapatkan petunjuk dari Allah dan datang ke Mekkah dengan memeluk Islam. Rasulullah saw. juga memberikan nasihat kepada Thufail bin Amr al-Dausi agar berdakwah dengan cara yang lemah lembut dan penuh kasih sayang, bukan dengan cara-cara kekerasan.

Dari kisah berdakwah Rasulullah saw. ini, kita mendapat pelajaran penting bahwa Rasulullah saw. melarang penggunaan kekerasan juga paksaan sebagai sarana penyebaran ajaran Islam. Ini juga yang Allah Swt. ingatkan kepada beliau saw. yang tertuang dalam Al-Qur’an, “Tidak diperkenankan suatu paksaan dalam agama. Sesungguhnya telah nyata bedanya kebenaran dari kesesatan.” (QS Al-Baqarah: 257)

Hal ini selaras dengan sabda Khalifah Jemaat Muslim Ahmadiyah yang keempat, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h. dalam bukunya yang berjudul Islam & Isu Kontemporer. Beliau menyatakan, “Pedang bisa memenangkan negeri tetapi tidak mungkin hati. Paksaan dapat menundukkan kepala tetapi tidak mungkin pikirannya.”

Ini dapat diartikan bahwa dengan kekerasan, mungkin saja apa yang kita inginkan dapat terlaksana, tapi tidak akan dapat meluluhkan hati seorang penentang. Begitu juga dengan paksaan. Kekerasan dan paksaan tidak akan membawa kebaikan, justru akan membawa mudharat bagi yang lain.

Sebaliknya, cara yang lemah lembut dan budi pekerti yang baik yang telah Rasulullah saw. ajarkan kepada kita dapat membawa kesuksesan untuk Islam. Dan terbukti dengan kegigihan beliau saw. inilah, maka hingga hari ini, kita dapat menyaksikan bahwa agama Islam telah tersebar luas ke seluruh penjuru dunia.

Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h. dalam bukunya juga menyatakan, meskipun dalam proses penyebaran ajaran baru itu mungkin timbul pergulatan dan muncul reaksi yang keras, Islam tetap meminta para pengikutnya agar bersabar, teguh dan sedapat mungkin menghindari konflik. Itulah sebabnya di mana pun jika seorang Muslim dilarang menyiarkan ajaran Islam kepada sekelilingnya, ada seperangkat aturan yang patut dipatuhinya.

Allah Swt. telah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa, “Panggillah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik, dan hendaknya bertukar pikiran dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya. Sesungguhnya Tuhan engkau lebih mengetahui siapa yang telah sesat dari jalan-Nya dan Dia mengetahui pula siapa yang telah mendapat petunjuk” (QS.16 An-Nahl: 126). Ayat ini menunjukkan bahwa manusia hanya bisa berupaya sekuat tenaga, tapi hasil akhirnya serahkan semua kepada Allah Swt.

Rasulullah saw. telah memberikan ajaran yang begitu indah kepada kita dalam menyikapi mereka yang menolak Islam. Tidak sedikitpun beliau saw. mengajarkan kita untuk menghadapinya dengan jalan kekerasan ataupun paksaan. Hal ini juga sejalan dengan motto yang diusung oleh jemaah ahmadiyah yang diciptakan oleh Khalifah Ketiga Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Nasir Ahmad yaitu Love for All Hatred for None (Cinta Kasih untuk Semua, Kebencian Tidak untuk Siapapun).

Semoga kita semua dapat mengamalkan apa yang telah Rasulullah saw. ajarkan kepada kita, sehingga menjadikan kita muslim yang penuh kasih sayang terhadap sesama. Aamiin.

Visits: 122

Mega Maharani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *