WAWANCARA BERSAMA ANAK BERBAKAT SITARA BROOJ AKBAR (Bagian 2)
Penerjemah: Renna Aisyah
Sitara Brooj Akbar mewujudkan gelarnya sebagai bintang akademis yang merampungkan O level (sertifikat umum pendidikan) pertamanya pada usia 9 tahun dan kemudian merampungkan A level-nya (kualifikasi internasional dengan materi kuliah setara tingkat tahun pertama dan kedua) pada usia 13 tahun. Dia telah mencetak berbagai rekor dunia dalam bidang pendidikan, dan ia merupakan peraih medali emas yang diserahkan oleh Presiden Pakistan dan menerima penghargaan sebagai Anak Berbakat dari Perdana Menteri Pakistan. Semua ini ia raih bermula dari sebuah desa yang sederhana di Provinsi Punjab, Pakistan. Ia juga meraih skor tertinggi 9 dalam International English Language Testing System (IELTS) dan meraih rekor dunia tersebut pada usia yang termuda (15). Dia merupakan Duta Muda untuk Pakistan Youth Forum (PYF) di Dubai.
Munavar Ghauri (MG), Editor dari Bagian Wanita untuk The Review of Religions, mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai Sitara Brooj Akbar (SA) dan belajar sesuatu tentang karir akademisnya yang berjaya, yang hanya dapat dikalahkan oleh semangat filantropis Sitara sendiri.
MG: Anda merupakan bagian dari komunitas yang dipersekusi (Komunitas Muslim Ahmadiyah) di Pakistan. Banyak sekali liputan nasional mengenai pencapaian akademis Anda namun mengenai fakta ini tidak pernah disebutkan. Bagaimana perasaan Anda terhadap hal ini?
SA: Tindakan bersuara lebih keras dibandingkan kata-kata dan meskipun mereka berusaha untuk tidak membahasnya, hal ini sudah diketahui lebih luas. Jika Anda mencari nama saya maka di urutan ketiga yang paling sering dicari adalah mengenai keyakinan saya dan meskipun mereka mungkin tidak menyatakannya secara eksplisit, mereka mengakui kenyataannya ketika mengapresiasi pencapaian saya saja sudah cukup bagi saya.
MG: Sitara, Anda baru saja menyelesaikan gelar BSc (Hons) di bidang ilmu biomedical di Universitas Leicester, Inggris, pada usia 20 tahun. Apa tujuan masa depan Anda kini?
SA: Saya memiliki banyak mimpi dan harapan, (dengan bertambah hal baru hampir setiap hari) hal ini akan sulit diungkapkan dalam kata-kata. Ketika bertumbuh besar, saya telah belajar bahwa hidup yang bukan untuk kemanusiaan tidaklah berharga untuk dijalani dan saya ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk memberikan pengobatan pada penyakit yang dianggap mematikan. Saya ingin mempromosikan pendidikan dan penelitian di kota saya dan berharap dapat membangun institusi-institusi yang sejalan dengan tujuan tersebut agar dapat diakses oleh semua orang tanpa melihat latar belakangnya. Saya berharap dapat melayani sebaik mungkin dalam kemampuan apapun yang Allah pilihkan untuk saya dan berharap untuk menjadikan dunia menjadi lebih baik dibanding apa yang saya temukan.
MG: Jika tidak keberatan, apa itu ujian CSS?
SA: Ujian CSS (Central Superior Services) adalah untuk memilih orang-orang yang akan menjadi pegawai negeri sipil di berbagai bidang pemerintahan seperti Dinas Luar Negeri dan lain-lain. Tidak apa-apa sebagai masyarakat umum tidak mengetahui banyak hal tentang ini.
MG: Anda pernah menjadi duta pemuda untuk Asosiasi Pakistan di Dubai. Siapakah yang mendekati Anda untuk mengambil peran ini dan apa sajakah manfaat dari kegiatan ini?
SA: Saya bergabung dengan PYF yang baru saja didirikan di Dubai setelah didekati oleh Dr. Jamila Haq, pendiri gerakan tersebut, yang ingin menginspirasi dan membekali generasi muda di Uni Emirat Arab, dengan memberikan mereka tujuan dan kesempatan. Organisasi ini bergerak pada dua kategori utama, menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik dan peluang pendidikan kepada masyarakat, dan telah mencapai tonggak sejarah yang luar biasa sejak didirikan oleh ratusan relawan yang secara aktif bekerja untuk kehidupan yang lebih baik. Peran saya adalah sebagai duta yang mewakili dan menyebarkan pesan dari PYF dan hal ini merupakan suatu kehormatan bisa menjadi bagian dari sesuatu hal yang menakjubkan dan menyaksikan perkembangannya setiap tahun.
Visi mendiang Bapak pendiri UAE, Sheikh Zayed bin Sultan, yang utama adalah mengenai pendidikan dan pemberdayaan pemuda, ketika wanita memiliki peran yang setara di dalam masyarakat dan saat ini kepemimpinan sangat menekankan pada hal tersebut. Jadi, hal ini dapat diartikan dalam kehidupan sehari-hari dan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan. Sebaliknya, sikap sangatlah berbeda.
MG: Jadi, apakah keyakinanmu mempengaruhi pencapaian akademis?
SA: Sebagai seorang Muslim, agama kita menganjurkan kita untuk mencari ilmu di mana pun yang memungkinkan, meskipun kita harus belajar ke negeri Cina (sebagaimana disabdakan Hadhrat Rasulullah saw.). Tidak ada batasan usia untuk hal ini, sebagaimana sabda Hadhrat Rasulullah saw. bahwa kita harus mencari ilmu sejak dalam buaian hingga liang lahat. Islam sama sekali tidak menjadi penghalang bagi perempuan untuk mencapai potensi mereka seperti yang sering dituduhkan. Sebaliknya, Islam justru mendorong kita untuk unggul dan meningkatkan kemampuan kita. Kita didorong untuk tidak pernah menyia-nyiakan peluang emas dalam pendidikan; namun sebaliknya, raihlah peluang tersebut dan berusahalah untuk mencapai keunggulan dalam bidang yang kita pilih dan minati—baik itu sains atau mata pelajaran lainnya, dan itulah yang saya sedang lakukan.
MG: Saya pikir tidak ada yang mampu membantah bahwa Anda telah menyia-nyiakan peluang, Sitara! Anda meraih kualifikasi sebagai Certified Anti-Money Laundering Specialist (CAMS) di Dubai pada tahun 2017. Hal ini terdengar sangat seperti kualifikasi yang menarik. Dapatkah anda menjelaskan hal apa saja yang dapat anda lakukan dan bagaimana Anda mengembangkan minat anda pada bidang khusus tersebut?
SA: Banyak sekali permasalahan di negara-negara berkembang berasal dari kesalahan pada penanganan aset-aset Nasional kita yang dilakukan oleh oknum koruptor. Khususnya di Pakistan, penyuapan dan nepotisme merupakan hal biasa sehingga mengambil langkah untuk menghentikan hal ini adalah prioritas utama dan hal tersebut dapat terselesaikan melalui pencegahan pencucian uang yang pada dasarnya memutus siklus dan harapan saya untuk dapat melakukan perubahan menginspirasi saya di bidang ini. Sertifikasi CAMS juga mencangkup pencegahan pendanaan terorisme dan perdagangan manusia dan itulah aspek yang saya ingin jadikan sebagai spesialis lebih lanjut.
MG: Ini adalah masalah yang sangat penting, Sitara. Apakah ada hal pada tingkat individu yang menurut Anda dapat kita lakukan untuk membantu mencegah pendanaan terorisme dan perdagangan manusia?
SA: Kesadaran pada skala individu akan menjadi langkah pertama! Banyak orang yang hanya mengetahui hal-hal ini terjadi namun tidak tahu bagaimana tepatnya hal ini terjadi sehingga ada kebutuhan mendesak untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Misalnya, teroris sering menggunakan organisasi amal yang berjanji memberikan bantuan kepada daerah-daerah yang menderita sebagai kedok untuk menggalang dana, dan orang-orang yang tidak bersalah berkontribusi atas dasar belas kasih dan kepercayaan tanpa mengetahui ke mana uang tersebut dibelanjakan atau kepada siapa sebenarnya mereka menyumbang.
Langkah kedua adalah menuju perbaikan, dan langkah penting lainnya dalam skala nasional adalah perlunya akuntabilitas lembaga-lembaga kita dan peraturan perundang-undangan yang diperbarui. Pakistan sudah ketinggalan beberapa dekade dalam hal memberantas penjahat semacam ini dan sayangnya hanya ada sedikit orang yang mampu menangani masalah ini. Jika investigasi menemukan praktik-praktik ini terjadi, pilihan kita terbatas dalam hal penuntutan. Tapi mudah-mudahan, dorongan baru-baru ini dari FATF dan komitmen pemerintah akan segera membawa perubahan. Insya Allah.
Visits: 15