UJIAN BUKTI CINTA ALLAH KEPADA HAMBA-NYA

Dunia yang kita tinggali sekarang ini sejatinya sebuah panggung ujian untuk setiap makhluk yang mencari kehidupan di atasnya. Tak ada seorang pun yang hidupnya tak diuji. Setiap detik yang kita jalani ini merupakan ujian dari Allah.

Ujian setiap orang berbeda-beda. Tak ada yang sama persis. Jenis ujian yang Allah berikan tergantung dari sifat, kondisi, dan situasi hamba-Nya. Satu hal yang harus diingat bahwa Allah Ta’ala tidak pernah memberikan ujian melebihi kapasitas dan kesanggupan hamba-Nya.

Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Al-Qur’an: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.” [1]

Tujuan Allah Ta’ala memberikan ujian yang berbeda kepada setiap hamba adalah agar hamba yang Dia uji mampu menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Selain itu, Allah Ta’ala juga memberikan ujian tidak lain adalah untuk menguji keimanan hamba-Nya.

Kita bisa saja mengatakan bahwa ada iman kepada Allah dalam hati kita. Namun keimanan kita yang sesungguhnya akan terungkap dengan adanya sebuah ujian. Sebagai firman Allah dalam Al-qur’an, “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?” [2]

Sesungguhnya tingkat keimanan seseorang akan benar-benar terlihat dari bagaimana ia menghadapi dan menyikapi ujian itu. Orang yang benar-benar beriman kepada Allah akan menyikapi ujian tersebut dengan ikhlas, sabar dan tidak berputus asa. Ia akan terus melibatkan Allah dalam segala hal.

Lain halnya dengan orang yang hanya mengaku beriman, cara menyikapi dan menghadapi ujian jauh dari kata beriman. Begitu ujian datang di kehidupannya ia langsung larut dalam kesedihan seolah dunianya runtuh dan hancur. Ia mulai menyalahkan keadaan dan sekitarnya sebagai penyebab musibah datang kepadanya. Ia lupa bahwa Allah selalu ada untuknya.

Kita harus belajar dari kisah Nabi Ayyub as. yang diuji dengan begitu banyak ujian. Mulai dari kehilangan harta, anak-anak, bahkan diuji dengan penyakit yang membuat ia dijauhi banyak orang. Akan tetapi ujian tersebut ia jadikan sebagai bentuk rasa cinta Allah kepadanya. Keimanannya tidak goyah hanya karena ujian yang menimpanya.

Kisah Nabi Ayyub a.s. juga bisa dijadikan inspirasi untuk kita semua bahwasanya hadirnya ujian dan cobaan akan membuat kita menjadi lebih kuat, menjadi lebih sabar dan ikhlas, menjadi lebih memahami tentang makna hidup.

Terkadang kebaikan dan rasa cinta Allah pun hadir di balik ujian yang kita terima. Hanya saja, kadang-kadang kita sebagai manusia berprasangka tidak baik terhadap apa yang terjadi pada diri kita. Padahal, segala apa yang terjadi selalu ada hikmah yang bisa dipetik. Tinggal bagaimana cara pandang kita melihat sesuatu yang terjadi dalam hidup ini.

Tidak ada ujian yang sulit karena Allah berjanji dalam kesulitan beriring kemudahan. Tinggal bagaimana kita sebagai hamba bisa menjalankan tugas layaknya manusia yang mencari ridha Allah Ta’ala, menggapai cinta-Nya, dan terus belajar menjadi hamba yang taat di tengah hiruk-pikuknya dunia.

Referensi:
[1] QS. Al-Baqarah 2: 286
[2] QS. Al-‘Ankabut 29: 2

Visits: 54

Halima

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories