Begadang yang Sia-Sia

Tubuh manusia telah “diprogram” oleh Sang Maha Pencipta dengan segala kompleksitasnya, diibaratkan sebagai sebuah mesin yang sangat canggih, yang setiap komponennya bekerja sama secara harmonis menjaga tubuh manusia tetap hidup dan berfungsi. Begitu juga, siklus tidur tubuh kita memiliki jam biologis internal yang mengatur siklus tidur-bangun.

Itulah mengapa Allah Ta’ala berfirman, “Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.” [1]

Ketika malam tiba, tubuh akan memproduksi hormon melatonin yang membuat kita merasa mengantuk. Itu artinya kita harus tidur untuk pemulihan tubuh. Selama tidur itulah tubuh memperbaiki jaringan yang rusak, memproduksi hormon pertumbuhan, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Apa yang terjadi jika memiliki kebiasaan tidur terlalu larut? Kabar buruk untuk yang suka begadang setiap malam. Orang yang sering begadang dan tidur terlalu larut lebih berisiko terhadap kematian dini, demikian hasil studi baru di Inggris mengungkapkan.

Penelitian yang melibatkan hampir 433.000 orang berusia 39-73 tahun di Inggris menemukan, orang-orang yang sering begadang 10 persen lebih mungkin meninggal selama periode 6,5 tahun, dibandingkan dengan orang-orang yang tidur tepat waktu.

Dalam studi tersebut, orang yang sering begadang berada pada risiko yang lebih besar mengalami kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, gangguan pencernaan, gangguan neurologis dan masalah pernapasan.

Sistem kekebalan tubuh melemah dan mengalami penuaan dini, bahkan kurang tidur juga dapat menyebabkan gangguan psikologis, mood swings yaitu mood yang buruk, mudah marah, dan depresi. [2]

Salah satu penyebab tidur terlalu larut adalah kecanduan media sosial yang mempengaruhi otak dengan cara yang berbahaya. Pengidapnya akan menggunakan media sosial secara berlebihan, asyik menggulir postingan, gambar, dan video hingga mengganggu waktu istirahat.

Penyebab utama dari kecanduan media sosial adalah peningkatan dopamin otak yang memberikan efek kesenangan setelah menggunakan media sosial. Akhirnya, otak mengidentifikasi aktivitas ini sebagai aktivitas bermanfaat dan menyenangkan yang harus diulangi lagi.

Padahal Rasulullah saw. telah mengajarkan untuk menjauhi hal yang sia-sia, yang berdampak buruk bagi kehidupan kita. Beliau saw. bersabda, “Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang, jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” [3]

Dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya Allah Ta’ala tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya menjalani kehidupan dengan ketidakteraturan. Oleh karena itu, Dia mengutus para nabi-Nya agar umat-Nya senantiasa terjaga dalam jalur kebenaran.

Karena, salah satu ciri orang mukmin adalah menghindari segala hal yang sia-sia, sebagaimana Hadhrat Masih Mauud as. bersabda, “Menjauhi hal yang sia-sia merupakan ciri khas orang mukmin.” [4] Semoga kita bisa menjauhi segala kesia-siaan, termasuk begadang karena melakukan hal-hal yang tak berguna. Aamiin.

Referensi:
[1] QS. Al-Furqaan: 48
[2] Negative impact of staying up late for health: https://ejournal.poltekkessmg.ac.id/ojs/index.php/J-SiKep/article/view/6801
[3] HR. At-Tirmidzi
[4] Malfuzat, jilid III, hlm. 128

Visits: 43

Waode Sabaria

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *