BOM BUNUH DIRI DAN GAGAL PAHAM SOAL ISLAM YANG DAMAI

Saya sering menjumpai meme atau status satir yang menyebutkan, makin terlihat “islami” seseorang, makin dekat ia kepada terorisme.

Tentu ini beralasan. Sebab, pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan dikenal sebagai yang taat ibadah dan terlihat islami (bercelana cingkrang). Tapi, apakah rajin beribadah memang mendekatkan seorang muslim kepada terorisme?

Tentu salah pandangan demikian. Tidak ada yang salah dengan rajin beribadah. Yang salah adalah mereka yang memanfaatkan semangat tobat seorang muslim, yang mengantarkannya kepada faham-faham dan aksi-aksi radikalisme.

Serangan bom bunuh diri adalah bentuk kejahatan modern yang sangat jauh dari ajaran Islam yang benar dan damai. Ia tak dikenal di masa-masa awal Islam. Tidak pernah Rasulullah saw menganjurkan para sahabat untuk “mati konyol” di tangan sendiri.

Seorang sahabat yang pernah ditawan musuh sekalipun. Ia lebih memilih menikmati tiap tetes darah yang mengalir, juga tiap rasa sakit yang dahsyat atas siksaan musuh, ketimbang bunuh diri dengan tujuan tidak mati di tangan musuh.

Sesungguhnya Islam dengan tegas melarang segala bentuk bunuh diri sehingga tidak ada pembenaran sama sekali untuk serangan bunuh diri. Bahkan Rasulullah saw pernah bersabda bahwa dosa untuk bunuh diri tak diampuni.

Sifat utama Allah Ta’ala adalah Rabbul ‘Alamin, Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yakni Pemberi dan Pemelihara alam semesta, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Dari sifat-sifat utama tersebut, apakah masuk akal jika Allah Ta’ala menghendaki orang-orang yang beriman kepada-Nya untuk melakukan pembunuhan tanpa belas kasihan, menentang dengan kekerasan, ataupun menyakiti makhluk-Nya dengan cara apapun?

Tujuan agung seorang manusia di bumi ini adalah mengadopsi sifat-sifat Tuhan. Jika Tuhan adalah Dia Yang Maha Pengasih, kenapa kita sebagai hamba-Nya lebih suka menebar kebencian?

Jika Tuhan adalah Dia Pemberi Ampunan kepada setiap pendosa di muka bumi ini, kenapa kita sebagai hamba-Nya lebih gemar balas dendam atas atas kesalahan seseorang?

Tuhan memang bisa murka, tapi bukahkah kasih sayang-Nya mengalahkan kemurkaan-Nya?

Kalau Dia lebih mengedepankan kemurkaan-Nya atas kedurhakaan hamba-hamba-Nya, niscaya sudah tidak tersisa lagi manusia di dunia ini.

Setiap kita lemah. Setiap kita punya sederet dosa dan masa lalu yang kelam. Tapi, bukankah selalu terbuka pintu tobat dan maaf dari-Nya?

Dan serangan bom bunuh diri, sama sekali tidak mencerminkan sifat kasih sayang Tuhan. Yang ada hanyalah kebengisan dan kebarbaran yang berasal dari setan yang selalu menggelincirkan manusia.

Kita harus menghentikan aksi serupa terjadi dimana pun di negeri ini. Salah satu cara yang harus dimulai adalah dengan mempersempit masuknya paham-paham radikal di tengah-tengah umat Islam.

Tidak berhenti disitu. Kita pun perlu untuk terus menyebarkan pesan Islam yang damai, yang penuh nuansa kasih sayang. Pemahaman-pemahaman tersebut nantinya akan menjadi alternatif untuk menanggalkan sedikit demi sedikit paham-paham radikal.

Visits: 165

Writer | Website

Sab neki ki jarh taqwa he, agar yeh jarh rahi sab kuch raha ~ Akar dari semua kebaikan adalah takwa, jika ini ada maka semua ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *