Kantung Darah Penyambung Nyawa

Di sebuah ruangan dingin dan berbau obat-obatan yang menyengat. Terduduk diam seorang gadis kecil berambut panjang sambil menatap keluar jendela di sebelah kanannya.

Risa begitu ia dipanggil oleh para suster dan dokter di rumah sakit yang hampir tiap bulan ia sambangi. Risa begitu iri dengan mereka yang dapat beraktivitas di hari libur seperti ini, tidak seperti dirinya yang kini harus kembali merasakan sakitnya jarum suntik yang menembus pembuluh darahnya.

Yang lucu baginya adalah ia merasa telah memiliki darah di tubuhnya tapi kata dokter darahnya harus ditambah setiap bulannya, dan semua ini ia jalani demi memperpanjang usia hidupnya.

Akibat Thalasemia yang bersarang di tubuh mungilnya membuat Risa berbeda dengan teman sebayanya. Tubuhnya yang lemah membuat ia banyak menghabiskan waktu dengan beristirahat di rumah. Dan ketika kejenuhan datang, hanya televisilah teman setianya.

Suatu ketika, tubuh mungil Risa mengalami penurunan kesehatan dan mengharuskannya untuk melakukan transfusi darah secepatnya. Namun saat itu stok darah di PMI tempat tinggalnya sedang kosong untuk golongan darah yang ia butuhkan yaitu AB+. Orang tua Risa mencari ke berbagai rumah sakit dan PMI di kotanya demi menyelamatkan anak tercintanya, namun hasilnya masih nihil.

Hingga akhirnya pertolongan itu datang ketika Rendra, ayah Risa, sedang shalat Zuhur di sebuah masjid yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Masjid bernuansa putih yang terasa begitu sejuk di dalam meski di luar matahari sedang terik menyengat.

Setelah menunaikan shalat Zuhur, Rendra dihampiri oleh seorang lelaki paruh baya yang menanyakan keadaannya. Beliau jugalah yang akhirnya bersedia mendonorkan darahnya untuk anak tercintanya. Tidak hanya itu, lelaki penolong ini juga dengan senang hati menjenguk anaknya sambil membawa berbagai buah tangan yang membuat senyum gadis kecilnya merekah indah.

Tidak pernah Rendra sangka, justru dari masjid inilah ia dapatkan pertolongan. Masjid yang dahulu pernah dirusak oleh orang-orang yang tersulut amarah hanya karena prasangka. Tapi dari masjid inilah Allah Yang Maha Penyayang mengirimkan penolong-Nya sebagai penyambung nyawa untuk sang anak tercinta.

Visits: 60

Mega Maharani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *