Menanti Impian Berhaji
Kala itu, tak terasa hari mulai siang, matahari bersinar begitu cerah. ‘Ah, semoga cerahnya sinar matahari secerah harapan dan angan-anganku,’ gumamku dalam hati. Kulihat jam dinding yang seolah terpaku menatapku, tak terasa waktu berjalan terus tanpa henti. Hingga jarum jam menunjukan pukul 12.00 WIB.
Suara adzan pun terdengar berkumandang di masjid membuyarkan lamunanku. Bergegas kuambil air wudhu membasuh muka dan seluruh anggota badan. Terasa segar percikan air yang menyucikan. Kugelar sajadah dan kuambil mukena untuk menghadap sang Maha kuasa.
Raga ini tak kuasa menahan rasa yang membuncah dalam dada. Hanya doa yang kupanjatkan dalam sujud terakhir seraya berbisik merayu pada Sang Pencipta. ‘Ya, Allah. Hamba ingin sekali melaksanakan perintah-Mu, memenuhi panggilan-Mu, untuk menunaikan ibadah haji ke rumah-Mu. Maka anugerahkanlah rezeki dan karunia-Mu untuk dapat memenuhi panggilan-Mu.’
Begitu permohonan yang kupanjatkan dalam shalatku. Sebagai seorang Muslimah Ahmadi, aku sangat merindukan untuk melihat dan berkunjung ke tanah suci Mekkah untuk memenuhi rukun Islam yang kelima.
Kupandangi gambar ka’bah yang terpampang di sajadah. Kutatap dalam-dalam, sambil bibirku bergumam, ‘LabaikAlluhuma labbaik.. Labbaika Laa syarikalaka labbaik.. Innall hamda Wani’mataa Laka wal mulk laa syarika laa.’
‘Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah! Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah! Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu.’
Tak terasa air mata mengalir membasahi pipiku. Aku ingin sekali melihat Ka’bah yang nyata. Bukan sekadar gambar yang terpampang di sajadah. Dalam kerinduan dan harapan yang belum menjadi kenyataan, aku terus memendam sebuah keinginan dan impian, dengan harapan semoga suatu saat Allah mengabulkan. Aamiin.
Kuakhiri doa dalam shalatku. Tiba-tiba ponselku berdering mengagetkanku. Aku segera mengambilnya dan kulihat kakakku menghubungi. Kebetulan Kakak sedang berada di tanah suci menunaikan ibadah haji.
“Assalamualaikum! Kamu apa kabar?” sapa Kakak di ujung telepon. “Kakak masih di tanah suci, apakah kamu juga ingin datang kemari?” tanyanya seolah memberi harapan yang tinggi akan kegundahanku untuk melihat rumah Allah.
Masya Allah! Baru saja aku memohon kepada Allah untuk memenuhi rukun Islam yang kelima, secara kebetulan kakakku menanyakan hal tersebut, seolah makin besar keinginanku untuk menunaikan ibadah haji. Aku tak kuasa membendung air mata yang mengalir. Lalu kuberanikan diri untuk menjawab pertanyaan dari Kakak.
“Tentu saja, Kak! Saya baru saja membayangkan hal tersebut dan memohon kepada Allah agar dapat memenuhi panggilan-Nya. Dan secara kebetulan Kakak menelponku ketika sedang berada di sana. Doakan aku, Kak! Semoga harapan dan angan-anganku menjadi sebuah kenyataan, Insya Allah!” pintaku.
“Aamiin! Semoga Allah mengabulkan keinginanmu,” jawab kakakku mengakhiri perbincangan.
Visits: 35
MasyaAllah.. cerpen ini adalah harapan semua muslim. Memenuhi perintah Allah ke tanah suci. Semoga doa² bu Dede dan doa kita semua dikabulkan Yang Maha Kuasa. Aamiin..
Aamiin Allohuma Aamiin
Jazakumullah doanya kak Septi 💗🙏