
Kekuatan Doa
Baru-baru ini media massa diwarnai berita tentang seorang pemuda yang harus menjalani hidup di dalam tahanan karena menjadi korban salah tangkap. Di luar dugaan, publik memberikan banyak sekali dukungan kepadanya. Banyak yang bersuara menuntut pihak yang berwenang untuk menyelidiki kembali kasus itu dan mencari pelaku yang sesungguhnya.
Berbagai pihak meyakini bahwa si pemuda tidak melakukan hal-hal yang dituduhkan kepadanya. Akhirnya pengadilan memutuskan bahwa pemuda itu tidak bersalah, hingga ia dapat kembali menghirup udara bebas.
Lalu ada pula berita tentang seorang pengantin wanita yang meninggal dunia, hanya sehari setelah ia melangsungkan pesta pernikahannya.
Dari berita-berita tersebut kita bisa memahami bahwa takdir kehidupan seseorang bisa berubah dengan sangat cepat. Kebahagiaan bisa tiba-tiba berubah menjadi kesedihan, dan penderitaan seseorang juga bisa dengan cepat berakhir.
Setiap orang tidak akan pernah tahu apa yang terjadi di keesokan hari. Bahkan, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam waktu satu jam ke depan.
Manusia hanya bisa merancang berbagai rencana dalam kehidupannya. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa ada campur tangan Allah dalam setiap skenario kehidupan yang kita lakoni, yang akan menentukan hasil akhir dari setiap agenda yang kita buat.
Kehidupan di dunia adalah sebuah perjalanan, dan tujuan akhir kita semuanya sama. Tanpa bisa dihentikan, kita terus bergerak maju menuju alam akhirat.
Sayangnya, banyak manusia yang menganggap bahwa perjalanannya di dunia ini adalah perjalanan yang sangat panjang dan tiada ujung.
Sesungguhnya perjalanan ini adalah perjalanan yang singkat, dan tidak ada jaminan bahwa kita akan mencapai tujuan akhir kita dalam waktu yang sama. Allah yang memutuskan kapan kita akan mengakhiri perjalanan ini.
Seseorang bisa kembali ke pangkuan Allah di usia senja. Tetapi bila Allah berkehendak, Allah akan memanggil seorang remaja ataupun bayi yang baru lahir untuk kembali ke sisi-Nya.
Dalam perjalanan ini kita akan dihadapkan pada berbagai peristiwa yang akan membuat kita bahagia dan juga akan membuat kita berduka. Sejatinya semua itu adalah ujian yang diberikan Allah.
Dan Allah juga telah memberikan petunjuk agar kita mampu melewati semua ujian itu. Kita tidak akan salah langkah dan tersesat bila kita berpegang pada Al-Qur’an dan ajaran Rasulullah saw.
Kita boleh menikmati kesenangan duniawi, asalkan tidak berlebihan. Dan, kita tahu bahwa kita bisa mempertanggungjawabkan apa yang kita dapatkan dan nikmati itu kelak saat kita kembali pada-Nya.
Di sisi lain, saat kita mendapatkan kesedihan, yang harus kita lakukan adalah sabar dan shalat. Tanamkan keyakinan dalam hati kita bahwa Allah pasti akan memberikan jalan keluar.
Allah berfirman, “Dan janganlah kamu merasa lemah, jangan pula bersedih, dan kamu pasti unggul jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 40)
Sangat jelas petunjuk yang Allah berikan. Bila kita terus meningkatkan keimanan kita, Allah akan memberikan pertolongan pada setiap rintangan yang kita hadapi.
Allah tidak akan membiarkan umat-Nya yang beriman terus berada dalam kesulitan. Bila kita terus berjuang mengubah keadaan kita ke arah yang lebih baik, pasti Allah akan mewujudkan harapan kita.
Mari kita pahami satu ayat lagi. Dalam surat Al-Rad ayat 12, Allah berfirman,
“Untuknya (rasul itu), ada pergiliran malaikat-malaikat di hadapannya dan di belakangnya; mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah memutuskan untuk menghukum suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menghindarkannya, dan tidak ada pula bagi mereka penolong selain dari Dia.”
Dengan kehendak Allah, nasib seseorang bisa berubah. Jangan pernah berputus asa dan teruslah berdoa meminta karunia-Nya. Doa harus disertai dengan keyakinan yang sangat kuat bahwa Allah senantiasa mendengar semua permintaan kita. Tidak ada tempat di hati kita untuk keraguan pada kasih sayang Allah Ta’ala.
Sepanjang waktu jeda atau interval di antara pengajuan permohonan doa dengan pengabulannya, seseorang terkadang ditimpa cobaan demi cobaan, beberapa di antaranya bisa mematahkan pinggangnya. Seorang pemohon yang bersiteguh dan berfitrat baik akan mencium keharuman karunia Ilahi dalam masa cobaan dan kesulitan tersebut dan pikirannya menyadari bahwa cobaan tersebut akan diikuti oleh pertolongan Ilahi.[1]
Dalam hidup ini kita ibarat tengah menjalani masa sekolah. Dalam ilmu agama dan ilmu duniawi, setiap orang berada di posisi yang sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Ada yang tengah berada di tingkat dasar, ada yang berada di tingkat menengah, dan ada yang menduduki posisi yang tinggi.
Allah tidak akan membebani seseorang di luar kemampuannya. Setiap orang yang berada di tingkat dasar hendaklah belajar dari orang yang kemampuannya lebih tinggi. Dan orang yang berilmu haruslah membimbing mereka yang masih sedikit pengetahuannya.
Tugas kita sepanjang kita masih bisa bernafas adalah mengumpulkan bekal untuk kehidupan kita di akhirat nanti. Kita tidak boleh lupa bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan Allah. Tugas kita hanya taat dan berdoa.
Maka dengan karunia Allah, kita akan dengan mudah melewati semua rintangan kehidupan. Bagi mereka yang tengah melewati lorong yang gelap, yakinlah masa yang terang tengah menanti.
Seperti yang dikatakan Imam Syafi’i, “Tiada kesusahan yang kekal, tiada kegembiraan yang abadi, tiada kefakiran yang lama, tiada kemakmuran yang lestari.”
Semoga kita semua bisa menjadi umat yang selalu ikhlas menerima setiap ketetapan Allah Ta’ala. Aamiin.
(1). Ahmadiyah.id
Visits: 122