
Keterpurukan Mendera, Apa yang Bisa Dilakukan?
Ketika cobaan dan ujian mendera, hidup sengsara, mengalami nestapa, kehilangan yang dicintai, harta maupun tahta yang berada di genggaman seketika terhempas. Tentu setiap orang tidak sama dalam menghadapi, menyikapi, serta menuntaskan setiap masalah yang dihadapi.
Ada yang karena suatu masalah tadi menjadikan orang terpuruk, lemah, menyisakan kesedihan, kepedihan dan bahkan merasa kehilangan harga diri-nya. Tetapi, jangan sampai terbersit sedikitpun untuk mengakhiri hidup. Nauzubillah!
Cobaan dan ujian merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi)
Sebagai orang beriman, menjadi kewajiban untuk bangkit dan tidak menyerah dalam menghadapi keterpurukan dalam hidup. Yakinlah, dimanapun kita berada, Allah SWT selalu ada bersama kita.
Sebagaimana yang tertera dalam petikan Al-Qur’an surah At-Taubah:40, “La tahzan innallaha ma’ana,” yang artinya “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Tidak ada salahnya juga kita bisa belajar dari pengalaman seorang tokoh dunia. Seorang berkulit hitam Afrika Selatan pertama yang menjabat sebagai Presiden. Dikenal juga sebagai pahlawan revolusioner yang melawan politik apartheid, dan mendapatkan penghargaan Nobel perdamaian dunia. Siapa lagi kalau bukan Nelson Mandela.
Melansir dari berbagai sumber. Sebelum menjadi presiden, perjuangan berat harus dirasakannya. Keterpurukan menimpanya dan ia harus menjalani kehidupan di penjara selama 27 tahun.
Waktu yang tidak sedikit, tinggal di penjara yang brutal dan keras. Terkurung di sel kecil tanpa tempat tidur atau pipa ledeng, dia dipaksa melakukan kerja paksa di sebuah tambang. Jika itu menimpa kita, apakah sanggup kita menerima dan menjalaninya?
Tidak ada kata menyerah dalam kamus hidup seorang Mandela. Dalam kondisi yang serba terbatas di dalam jeruji besi, tak menyurutkan untuk belajar dan mampu menyelesaikan gelar sarjana hukum.
Ia juga menulis autobiografi. Sempat otoritas penjara menemukan beberapa lembar halaman dan hak belajar Mandela dihentikan selama empat tahun. Walau demikian, dia tidak berdiam diri dan menyerah dengan keadaan.
Dia lantas melakukan apa yang bisa dilakukannya. Menghabiskan waktunya dengan berkebun dan membaca sampai melanjutkan studinya. Sungguh perjuangan berat yang panjang dan melelahkan untuk bertahan hidup. Semua masalah yang dihadapinya dijalani dengan penuh ketekunan.
Kisah di atas salah satu motivasi dalam menghadapi kondisi terpuruk dalam hidup. Walau dalam keadaan apapun, “Lakukan apa yang kamu bisa, dengan apa yang kamu punya, dimanapun kamu berada.” (Nelson Mandela)
Lakukan sesuatu dengan potensi yang ada dalam diri kita, seperti akal, pikiran, fisik, maupun spiritual. Namun, melakukan sesuatu tidak cukup hanya dengan mengandalkan kekuatan pikiran semata. Tentunya kita perlu memohon pertolongan Allah SWT.
Lakukan hal termudah yang dimiliki oleh kita. Tanpa menunggu waktu yang lama, tanpa mengeluarkan biaya maupun tenaga. Kapan dan dimanapun kita berada, ketika duduk, berbaring, bahkan di setiap hembusan napas. Yakni dengan melakukan doa.
Doa merupakan hal yang termudah yang dapat kita lakukan ketika terhimpit dalam keterpurukan. Doa yang kita panjatkan melalui salat-salat yang kita kerjakan, seperti yang tertera dalam sebuah kutipan, “Lakukanlah pengajuan permohonan doa kalian pada saat shalat, jadikanlah shalat sebagai sarana untuk mengajukan permohonan doa.” (Malfuzat, vol. II, hal. 145).
Visits: 355
Jazakillah karya tulis nya sangat sekali memotivasi saya