Jadilah Pemimpin yang Senantiasa Mengharap Ridha Allah
Sebuah organisasi telah memilih seorang ketua untuk memimpin laju organisasinya. Seiring perjalanan waktu ketidakharmonisan mulai dirasa. Sang ketua seperti tidak memiliki rasa simpati pada salah satu pengurusnya.
Keadaan pun meruncing dan hampir tak terkendali. Andai pengurus yang berseteru tidak bisa mengendalikan diri mungkin pertengkaran tak bisa dihindarkan. Beruntungnya pengurus tadi menyadari keberadaannya sebagai pemimpin yang harus dihormati terlepas dari tingkahnya yang tidak beretika.
Islam mengajarkan untuk menghormati pemimpin. Bagaimanapun keadaannya, selama dia melaksanakan salat. Sebagaimana sebuah hadits menyebutkannya.
“Ada pemimpin yang kalian kenal keburukannya lalu kalian menolaknya~itu aman; tetapi siapa yang membenarkannya dan mengikutinya, itu berdosa. Jangan memberontak selama dia salat.” [1]
Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan hal yang penting untuk meraih kesuksesan. Suatu keharusan untuk mengamalkan perintah Allah disertai rasa takut kepada-Nya demi meraih keridhaan-Nya, jangan sampai Tuhan marah disebabkan perbuatan kita. [2]
Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda, “Nabi yang mulia saw. memerintahkan kalian perintah yang tidak bertentangan dengan akal sehat dan melarang kalian sesuatu yang juga dilarang akal sehat.” [3]
Baik buruk pemimpin dapat dilihat dari perilakunya dan ketaatannya kepada Tuhannya. Sebab pemimpin yang baik akan selalu takut kepada Tuhannya sehingga dia akan memimpin dengan sebaik-baiknya disebabkan takut akan pertanggungjawaban yang akan diminta, baik dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan setelah mati.
Ada baiknya kita sebagai orang yang dipimpin senantiasa mendoakan para pemimpin bagaimanapun keadaannya agar keridhaan Allah senantiasa menyertai. Baik pemimpin yang dikenal karena keburukannya apalagi para pemimpin yang dikenal karena kebaikannya.
Referensi:
[1] HR. Muslim, No. 1854
[2] Silabus Talim Tarbiyat 2023-2024, hal. 41
[3] Barahin Ahmadiyah V, Ruhani Khazain jld. 21, hal. 420
Views: 48