
Al-Qur’an Meninggikan Derajat Manusia
Al-Qur’an menjadi satu-satunya pedoman dan sumber kemajuan rohani yang sejati. Bahkan, karena Al-Qur’an sedemikian lengkap dan sempurna, maka Al-Qur’an juga merupakan satu-satunya sumber kemajuan duniawi yang sejati. Hal ini dapat terjadi jika seseorang benar-benar mengamalkan dan menerapkan ajaran Al-Qur’an.
Allah SWT. telah berfirman: “Hai manusia! Sesungguhnya telah datang kepadamu suatu nasihat dari Tuhanmu, dan juga penyembuh bagi penyakit apa pun yang ada di dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. [1]
Al-Qur’an itu Mau‘izah (nasihat), sebab (a) Al-Qur’an mengandung ajaran-ajaran yang bertolak dari keinginan-keinginan murni untuk memberi nasihat yang baik, (b) Ajaran Al-Qur’an itu telah diperhitungkan akan mempengaruhi dan menyentuh hati sanubari manusia sedalam-dalamnya dan (c) Al-Qur’an telah mengemukakan dengan cara yang indah segala dasar dan kaidah mengenai amal perbuatan yang menuju kepada perubahan akhlak dan sukses dalam kehidupan. [2]
Alkisah, Hadhrat Umar ra. yang kemudian menjadi Khalifah II, waktu itu masih merupakan salah seorang musuh Islam yang paling garang dan ditakuti. la merasa bahwa belum ada tindakan yang jitu terhadap ‘Gerakan Baru’ itu dan ia mengambil keputusan untuk membunuh Rasulullah saw. Diambilnya pedang dan berangkatlah ia. Seorang sahabatnya heran melihat caranyanya berjalan, dan bertanya akan pergi ke mana dan dengan maksud apa? “Membunuh Muhammad,” jawab Umar.
“Tetapi, apakah engkau akan aman terhadap kabilahnya sesudah perbuatan itu? Dan lagi, adakah engkau tahu apa yang telah terjadi? Adakah engkau tahu bahwa saudara perempuan engkau dan suaminya telah masuk Islam?” Terdengar olehnya seperti petir di siang hari dan Umar menjadi kelabakan. Ia memutuskan untuk menyelesaikan dulu urusan dengan; adik perempuan dan suaminya.
Ketika ia sampai di rumah adiknya terdengar lantunan ayat-ayat Al-Quran sedang dibaca. Suaranya terdengar seperti suara Khabbab yang sedang mengajarkan Al-Qur’an. Umar cepat masuk ke dalam rumah. Khabbab yang dikejutkan oleh bunyi langkah-langkah cepat itu, bersembunyi. Adik Umar, Fatimah, menyembunyikan lembaran-lembaran Al-Qur’an.
Umar menghampiri Fatimah dan suaminya, lalu berkata, “Aku mendengar kamu telah meninggalkan agamamu,” dan sambil berkata demikian ia mengangkat tangannya hendak memukul suami Fatimah yang kebetulan keponakannya sendiri. Fatimah menghalanginya sehingga pukulan itu mengenai hidung Fatimah yang mulai mengucurkan darah. Pukulan itu menjadikan Fatimah bertambah berani, “Memang benar, kami sekarang orang Islam dan akan tetap demikian. Sekarang lakukan apa yang kamu suka.”
Umar orang yang gagah berani dan juga kasar. Tetapi, melihat wajah adiknya merah berdarah oleh pukulannya membuat Umar sangat menyesal. Sekonyong-konyong ia berubah. Ia meminta lembaran-lembaran Al-Qur’an yang dibaca tadi diperlihatkan kepadanya. Fatimah menolaknya, takut-takut akan disobek dan dicampakkan. Umar berjanji tak akan berbuat demikian.Tetapi kata Fatimah ia tidak bersih. Umar menawarkan akan mandi dahulu. Bersih dan sejuk, diambilnya lembaran Al-Qur’an yang yang memuat sebagian dari Surah Ta-Ha.
Dan Umar sampai kepada ayat-ayat yang berbunyi: “Sesungguhnya Aku Allah; tiada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku semata, dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Sesungguhnya, saat kiamat dan Aku hampir menampakkannya, agar setiap jiwa dibalas menurut apa yang ia usahakannya.” [3]
Pernyataan tegas tentang adanya Tuhan dan janji yang jelas bahwa Islam akan segera menegakkan ibadah sejati menggantikan ibadah secara adat yang berlaku di Mekkah. Hal itu dan banyak lagi fikiran yang terkait lainnya telah mengguncangkan hati Umar. Ia tidak dapat menahan diri lagi. Keimanan muncul di dalam hatinya dan ia berkata, “Alangkah indahnya, betapa menginspirasi.” Khabbab keluar dari persembunyiannya dan berkata, “Demi Allah, baru kemarin aku mendengar Rasulullah saw. berdoa supaya Umar atau ‘Amr ibn Hisyam masuk Islam. Perubahan engkau adalah hasil doa itu.”
Umar telah mengambil keputusan. Ia menanyakan di mana Rasulullah saw. berada, dan langsung mendatangi beliau di Dar-Arqam dengan pedang masih terhunus di tangannya. Ketika ia mengetuk pintu, para sahabat Rasulullah saw. melihat Umar melalui celah dinding. Mereka sangat khawatir kalau Umar datang dengan maksud buruk. Tetapi, Rasulullah saw. bersabda, “Silakan dia masuk.” Umar masuk dengan pedang di tangannya.
“Apakah maksud kedatangan Anda?” tanya Rasulullah saw. Umar menjawab, “Ya Rasulullah, aku datang ke sini untuk masuk Islam.”Allahu Akbar!” seru Rasulullah saw. “Allahu Akbar!” seru para sahabat. Bukit-bukit di sekitar Mekkah menggemakan seruan itu. Berita baiat Umar menyebar, laksana api merembet, dan sejak itu Umar, penganiaya Islam yang paling ditakuti, ia sendiri mulai menjadi sasaran aniaya bersama-sama dengan orang-orang Muslim lainnya.
Tetapi Umar telah berubah. Dalam derita aniaya ia merasa senang seperti kesenangannya menganiaya dan memberi penderitaan sebelum masuk Islam. la pergi kemana-mana di kota Mekkah sebagai orang yang paling diganggu dan disiksa. [2]
Kisah di atas sesuai dengan sabda Hadhrat Masih Mau’ud as., “Merupakan sebuah keistimewaan dari Al-Qur’an karim bahwasanya Al-Qur’an tidak hanya meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan seseorang ke standar yang lebih unggul, melainkan juga Al-Qur’an telah meningkatkan standar akhlak dan perilaku seseorang.
Lebih dari itu, dengan menjadi pengikut sejati dari Al-Qur’an dan berperilaku sesuai dengan ajaran-ajarannya, maka hal tersebut akan menjadikannya dapat menyaksikan tanda-tanda dari pengabulan doa. Ini adalah keistimewaan lainnya dari Al-Qur’an karim dan ajarannya, bahwa orang-orang yang mengikuti dan mengamalkannya maka mereka akan mendapatkan kerberkatan yang tak tertandingi.” [3]
Dengan demikian apa pun permasalahan yang kita hadapi temukanlah solusinya dalam Al-Qur’an. Semoga kita mendapat taufik dan karunia-Nya untuk benar-benar dapat berperilaku sesuai ajaran Al-Qur’an Karim. Dapat memahaminya dan menjalani hidup kita sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Aamiin.
Referensi:
[1] QS. Yunus 10: 58
[2] Al-Qur’an, Terjemah dan Tafsir Singkat, cat. No. 1271
[3] QS. Ta Ha 20: 15-16
[4] Pengantar Mempelajari Al-Quran, *Kisah Umar Memeluk Islam*, hal. 215
[5] Ringkasan Khotbah Juma’at Hadhrat Khalifatul Masih V aba., 7 April 2023, Masjid Baitul Futuh, Mordwn, London, UK
Visits: 64