Kunci Kesuksesan dan Kebahagiaan Sejati

If Allah is all you have, you have all you need.
Sebuah ungkapan indah atas keyakinan seorang hamba akan sifat Mahakuasa Allah SWT. ini tergambar begitu indah dalam kisah kehidupan seorang sahabat Rasulullah saw.

Salah satu dari para As-Sābiqūn Al-Awwalūn, yaitu orang-orang yang pertama menerima kebenaran pendakwaan diri Rasulullah saw. melalui ajaran Islam. Dengan keyakinan dan kecintaan yang tertanam dalam jiwa, beliau telah membuat sebuah keputusan besar dalam hidupnya untuk meninggalkan segala kemakmuran dan kesuksesan yang telah beliau raih. Itu semata-mata demi membuktikan rasa cintanya pada Allah SWT. dan Rasulullah saw. saat harus berhijrah ke Madinah.

Dua pilihan yang sangat berat bagi setiap orang yang tidak memiliki kekuatan iman. Beliau diminta memilih melepaskan semua harta kekayaannya, keluarganya, bahkan semua hasil jerih payah yang telah beliau dapatkan di kota kelahirannya sendiri. Beliau hanya diizinkan pergi dari kota Mekah dengan berbekal apa yang ada di tubuhnya, sedangkan ia harus menempuh jarak 400 Km menuju Madinah. Hanya karena ia tetap ingin berhijrah mengikuti sosok Rasulullah saw. yang beliau cintai. Di sisi lain kaum kafir Quraisy membebaskan ia untuk tetap hidup dengan nyaman, bergelimang harta di kota Mekah jika ia bersedia meninggalkan Rasulullah saw. dan Islam.

Sahabat istimewa ini pun tanpa rasa ragu memilih meninggalkan semua yang ia miliki, termasuk sang istri yang memutuskan untuk tetap tinggal di Mekah dengan segala kemewahan yang ditawarkan oleh para kafir Quraisy. Sungguh mengagumkan keputusan beliau yang luar biasa ini. Dan hingga kini menjadi menjadi bukti nyata, bahwa Allah SWT. tak pernah meninggalkan hamba-Nya yang rela mengorbankan segala hal yang ia miliki hanya demi mencari keridhaan-Nya semata. Beliaulah sosok sahabat yang kita kenal dengan nama Abdurrahman bin Auf ra, sahabat Rasulullah saw. yang berhijrah dengan hati dan jiwa yang penuh dengan kecintaan kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya.

Setibanya di kota Madinah, sahabat Anshar telah menyambut beliau dengan penuh suka cita, bahkan Hadhrat Sa‘ad bin Al-Rabī‘ ra. menawarkan setengah kekayaannya untuk dikelola oleh Hadrat Abdurrahman bin Auf ra. karena mengetahui bahwa selama di Mekah beliau hidup berkecukupan. Sungguh mulia kedudukan dua sahabat istimewa ini. Yang satu menawarkan untuk membagi rata segala yang ia miliki; rumah, kebun kurma, bahkan istrinya rela beliau serahkan secara resmi menurut ajaran Islam, jika Hadhrat Abdurrahman bin Auf ra. berkenan. Sementara di satu pihak lainnya, Hadhrat Abdurrahman bin Auf ra. dengan bersahaja berkata, “Tidak, Saudaraku. Tunjukkan saja jalan ke pasar!”

Beliau memiliki tekad untuk mandiri, serta berupaya semaksimal mungkin untuk bisa menerapkan nilai ajaran Al-Qur’an di pasar Madinah. Maka dengan pertolongan dan kekuasaan Allah SWT., kesuksesan kembali dicapai oleh Hadhrat Abdurrahman bin ‘Auf ra. Beliau memang datang ke pasar tanpa membawa apapun, hanya dengan tangan hampa, namun di hatinya penuh dengan iman, akalnya dipenuhi ilmu ekonomi Al Qur’an. Sehingga sumber rezeki Allah SWT. izinkan mengelilingi beliau dengan bermodalkan sifat kejujuran, sifat amanah, bersih dari riba, takaran yang pas, keadilan dalam melakukan setiap transaksi, terbuka dalam akad jual beli, yang semuanya tercatat dengan rapi. [1]

Kemakmuran yang kembali diraih Hadhrat Abdurrahman bin Auf ra. tak lantas membawa sosoknya menjadi sosok yang berbeda. Bahkan kekayaannya justru menjadikan beliau sebagai sosok sahabat yang paling dermawan hingga akhir hidupnya. Bagi beliau, hanya Allah-lah SWT. satu-satunya sumber dari semua kesejahteraan dan kebahagiaan yang selama ini beliau dapatkan. Pribadi beliau yang mulia ini sejalan dengan sabda Rasulullah saw.: “Tidak
apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa.
Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik
dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan.” [2]

Hadhrat Abdurrahman bin Auf ra. adalah sosok yang sangat pantas untuk kita jadikan tauladan dalam ketaatan, keikhlasan dan kegigihan dalam berjuang mencapai keberhasilan dalam jalan yang Allah ridai. Keyakinannya akan sifat ke-Mahakuasa-an Allah SWT. telah menjadi sumber kemakmuran dan kebahagiaan yang beliau raih dan kembali beliau persembahkan untuk kemajuan Islam serta kesejahteraan umat. Semoga Allah memberi kita karunia untuk dapat meneladani beliau.

Referensi:
[1] https://muslim.or.id/97946-biografi-abdurrahman-bin-auf-sahabat-mulia-dan-dermawan-bag-1.html
[2] HR. Ibnu Majah

Visits: 26

Aisyah Begum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *