Allah: Tuhan Yang Maha Esa

Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia.

Al-Ḥajj: 76

Nabi Sulaimanas mengundang Ratu Saba untuk datang ke Istananya. Tujuannya agar sang Ratu meninggalkan kemusyrikan dan menerima agama yang benar. Untuk tujuan itu beliauas memebangun jalan masuk ke istananya terbuat dari kaca, yang di bawahnya mengalir air yang jernih sekali. Tatkala Ratu Saba memasuki istana, ia terkejut dan takub, disangkanya lantai kaca yang bening itu air, padahal dibawah kaca itu terdapat air yang mengalir deras. Dengan cara ini Nabi Sulaimanas berhasil menyadarkan Sang Ratu, dari seorang penyembah berhala menjadi seorang penyembah Tuhan Yang Maha Esa. Ratu Saba pun mengatakan:

Ya Tuhan-ku, sesunggunya aku telah menganiaya diriku sendiri dan aku tunduk bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan sekalian alam. (An-Namal: 46)

Rupanya seperti itu manusia dari sejak dahulu kala, sering kali lalai dan gagal dalam memahami hakikat Tuhannya. Benda-benda, seperti, matahari, bulan, dan yang lainnya dengan keliru telah disembah. Sebenarnya di balik kekuatan benda-benda itu ada suatu kekuatan tinggi yang sedang bekerja, yaitu kekuatan dari Yang Maha Kuat, Allahswt.

Ternyata memang, pencarian manusia terhadap Penciptanya abadi sepanjang masa. Terkadang terdapat satu masa dimana manusia begitu dekat dengan Tuhan-nya, mengenal dan menyembahnya dengan penuh kesungguhan, di lain masa seiring berjalannya waktu keimanan mulai memudar dan berubah, sehingga manusia begitu asing dengan Allahswt bahkan sampai-sampai mereka berani mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada.

Saat manusia begitu jelas mengenal dan dekat Tuhan-nya yaitu ketika adanya seorang utusan-Nya sendiri yang memang ditugaskan untuk memperkenalkan DiriNya kepada umat manusia semisal Nabi Adam, Nabi Musa, dan seterusnya hingga yang paling cemerlang yaitu Rasulullahsaw, nabi yang paling agung dan paling mulia.

Melalui para nabi itulah wujud Tuhan, sifat-sifat-Nya dan bukti-bukti keberadaan-Nya dinampakkan dengan jelas. Manusia tidak perlu meraba-raba dan menduga-duga tentang keberadaan Penciptanya, Dia sendiri yang mengajarkan dan menampakkan eksistensi-Nya melalui orang-orang pilihan-Nya itu. Kepada mereka Allahswt berbicara, memberi bimbingan dan petunjuk sehingga manusia meraih keselematan dalam kehidupannya.

Tak terbayangkan apa jadinya kehidupan manusia jika tidak ada orang-orang terpilih yang menjadi wakil Allahswt, manusia akan tersasar dan meraba-raba di kegelapan yang amat berbahaya. Bimbingan macam apa yang akan diperoleh manusia jika tidak ada para nabi itu. Sayangnya manusia tidak pernah langgeng dalam keyakinannya terhadap Allahswt dan memang seperti itulah Dia menciptakan manusia, diliputi oleh kekurangan dan kelemahan. Sejarah kehidupan manusia dipenuhi oleh episode-episode yang berbahaya dan menyedihkan ketika manusia dibiarkan tanpa bimbingan dan pertolongan-Nya.

Contohnya, umat manusia sebelum diutusnya Rasulullahsaw, mereka telah sangat jauh dari Tuhan, bisa jadi mereka punya tuhan yang mereka sembah sesuai dengan khayalan dan rekaan mereka sendiri yang tidak member manfaat apapun dalam kehidupan mereka. Dalam hal perilaku mereka jauh dari kata berada, wujud fisiknya saja yang bisa dikatakan manusia namun perilakunya tak ubahnya seperti hewan. Dalam keadaan seperti itulah Allahswt sekali lagi “menampakkan” Dirinya melalui Rasulullahsaw sehingga dalam waktu yang singkat manusia bisa mengenal-Nya kembali.

Sebelum diutusnya Rasulullahsaw, dunia dalam keadaan gelap gulita dan ketika beliausaw datang maka kegelapan itu seketika sirna. Melalui Rasulullahsaw umat manusia dikenalkan kembali kepada wujud Tuhan yang sesungguhnya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dalam Wujud-Nya dan dalam Sifat-sifat-Nya. Tidak ada wujud lainnya yang bersifat abadi dan tegak dengan sendirinya seperti Wujud-Nya. Begitu juga sifat-sifat dari wujud lain yang menyamai Sifat-sifat-Nya. Dia bukan putra siapa pun dan tidak ada siapa pun yang menjadi putra-Nya dan Dia juga tidak beristri. Dia itu tegak dengan sendiri- Nya dan tidak membutuhkan ayah atau pun anak. Dia-lah Allah dan tiada tuhan selain Dia, Yang Mengetahui segala yang gaib dan segala yang nampak. Dia-lah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Maha Berdaulat yang Maha Suci, sumber segala kedamaian, pelimpah keamanan, Maha Pelindung, Maha Perkasa, Maha Penakluk, Maha Agung, Maha Suci Allah, jauh di atas apa yang mereka persekutukan dengan Dia. Dia-lah Allah, Maha Pencipta, pembuat segala sesuatu, pemberi segala bentuk. Kepunyaan Dia-lah segala nama yang terindah. Segala sesuatu di seluruh langit dan bumi menyanjung Dia dan Dialah yang Maha Bijaksana.

Semua Sifat Allahswt adalah azali dan abadi tanpa akhir, tidak ada satu pun dari Sifat-Sifat-Nya yang menganggur, berkurang atau menjadi usang tidak berguna. Dia yang hidup sekarang ini sebagaimana Dia itu hidup sebelumnya. Sebagaimana dahulu Dia selalu melihat, sekarang pun Dia melihat. Allahswt mendengar sekarang sebagaimana Dia mendengar di masa lalu. Seperti itu pula sebagaimana dahulu Dia berkata-kata, sekarang pun di dalam Wujud-Nya terdapat sifat berkata­-kata. Jadi, segala sifat Allahswt yang ada pada masa dahulu dan sekarang pun masih ada di dalam Wujud-Nya. Tidak ada perubahan pada Allahswt.

Tidak diragukan lagi sekarang pun Dia siap mencurahkan mata air ilham kepada orang-orang yang mencari, sebagaimana sebelumnya Dia siap. Dan sekarang juga pintu-pintu karunia-Nya tetap terbuka seperti halnya dahulu.

Tuhan dapat dibuktikan sebagai Tuhan Yang Maha Hidup hanya jika Dia bercakap-cakap dengan hamba-hamba-Nya. Tidak masuk akal bahwa Tuhan tidak lagi berbicara di waktu sekarang, padahal Dia selalu berbicara kepada hamba-hamba pilihan-Nya di masa yang lalu. Tak ada sifat Tuhan yang dapat dianggap tidak lagi bekerja. Anugerah Wahyu Ilahi dapat diterima bahkan sekarang ini juga, seperti halnya telah diraih oleh umat manusia di masa yang lalu.

Jadi, satu cara bagaimana manusia mengenal dan meraih kedekatan dengan Tuhan-nya adalah melaului wakilnya yang senantiasa Dia turunkan sesuai dengan kehendak-Nya menurut keadaan zaman atau menurut keperluannya. Sebagaimana sunnah dan kebiasaan-Nya sejak dahulu kala adalah Allahswt akan terus menerus menurunkan utusan-Nya di muka bumi ini. Allahswt berfirman dalam Al-Qur’an:

Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia. (Al-Ḥājj: 76)

Dia-lah Yang mengetahui yang gaib; maka Dia tidak menzahirkan rahasia gaib-Nya kepada siapa pun, Kecuali kepada Rasul yang Dia ridhai. (Al-Jin: 27-28)

Oleh karena itulah di akhir zaman ini, dimana manusia telah jauh dan asing dari Tuhan-nya, Dia telah menjanjikan akan menurunkan seorang wakil-Nya di bumi, yang kepadanya Allahswt menyampaikan pesan-pesan-Nya. Sosok yang ditunggu-tunggu kedatangannya itu dikenal sebagai Imam Mahdi atau nama lainnya yaitu Masih Mau’ud (Almasih yang dijanjikan).

 

Visits: 772

Love for all hatred for none

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *