Generasi Muda Cinta Masjid

Ditengah pandemi covid-19 yang membuat kegiatan agama jadi terbatas. Keadaan demikian menciptakan kerinduan tak tertahan sekelompok pemuda Ahmadi dimanapun mereka berada.

Pemuda Ahmadi yang lebih dikenal dengan sebuah Khuddam memang identik dengan kegiatan yang serba di masjid. Adalah istilah “malam khuddam”. Isinya pengajian, menginap di masjid, tahajjud berjamah, bersih-bersih masjid, dan lain sebagainya.

Sederhana sekali tapi benar-benar menanamkan kecintaan pada masjid. Hingga kemanapun para pemuda Ahmadi ini pergi, tempat yang pertama kali dicari adalah masjid.

Dari saya berumur 10 tahun. Orang tua selalu menanamkan kepada saya untuk senantiasa memakmurkan masjid. Bahkan mereka mengajarkan untuk membiasakan diri menginap di masjid.

Ketika di usia SMP dan SMA, saya tak pernah absen mengikuti kegiatan di masjid dan memakmurkannya. Masjid Cianjur kala itu tak pernah sepi. Banyak para khuddam dari berbagai pelosok yang tinggal di masjid menjadi “ahli suffah” sambil menuntut ilmu di sekolah.

Tahun 1989. Setelah lulus SMA saya melanjutkan pendidikan dan hijrah ke Bandung. Karena sudah terbiasa tinggal di masjid, saya langsung meminta izin kepada pengurus dan mubaligh disana untuk tinggal di masjid Mubarak.

Dan benar saja. Saya kala itu tak sendirian. Banyak juga mahasiswa dari daerah lain yang tinggal di masjid Mubarak.

Seolah-olah masjid menjadi penghubung suatu jalinan ikatan persaudaraan yang begitu erat. Meskipun itu bukan ikatan hubungan darah sekalipun.

Suka duka menjadi mahasiswa yang jauh dari orang tua kami lalui bersama. Kompak membangun sebuah pergerakan pemuda di cabang menjadi bagian paling mengesankan hidup di masjid.

Kala itu, kami para khuddam Bandung, senantiasa kompak mempelopori kegiatan memakmurkan masjid dan mengajak para anggota aktif dalam berbagai kegiatan di masjid Mubarak.

Masjid Mubarak di Jalan Pahlawan dikelilingi beberapa kampus. Dan menjadi tempat singgah banyak kaum muslimin lain yang hendak shalat lima waktu disana. Tak jarang banyak mahasiswa non-Ahmadi yang sering singgah.

Ada kisah menarik yang pernah saya alami. Suatu kali beberapa mahasiswi non-Ahmadi seperti biasa singgah untuk shalat di masjid. Mereka beranggapan bahwa para khuddam yang tinggal di masjid adalah tukang sapu, tukang azan, atau tukang parkir.

Tapi, mungkin mereka juga merasa aneh. Tampang dari tukang sapu, tukang azan atau tukang parkir masjid kok “kasep-kasep”. Dan rasa penasaran mereka terjawab ketika seorang anak usia banath menjelaskan.

Bahwa para pemuda yang tinggal di masjid itu sama seperti teteh-teteh, katanya. Mereka yang itu juga mahasiswa. Ada yang kuliah di ITB, UNPAD dan sekolah tinggi juga akademi lainnya yang ada di Kota Bandung.

Para mahasiswi itu sungguh terkesan. Bagaimana para mahasiswa Ahmadi lebih memilih mendekatkan diri ke masjid ketimbang kos di tempat lain.

Ada lagi satu kisah menarik tentang suka duka tinggal di masjid selama pendidikan.

Kehidupan mahasiswa yang jauh dirantau seringkali mesti berhadapan dengan kehidupan yang serba sulit. Kadang sudah kehabisan uang dan belum dapat kiriman dari orang tua.

Tapi bagaimana berkat tinggal di masjid ada saja pertolongan Allah Ta’ala. Mulai dari ada yang rutin mengirimkan makanan setiap minggu. Sampai ada saja hadiah-hadiah di saat hari-hari besar semisal lebaran.

Dan jangan tanya, ketika pengajian baik di masjid maupun di rumah-rumah anggota, tidak perlu khawatir urusan perut. InsyaAllah terpenuhi.

Belum lagi kemudahan-kemudahan dalam aspek lainnya yang sepertinya tidak pernah luput dizahirkan kepada para pemuda generasi pecinta masjid.

Di saat banyak generasi milleneal cenderung untuk nongkrong di kafe. Bercanda tawa menghabiskan waktu yang tak tentu arah serta manfaatnya. Generasi muda Ahmadi memilih untuk habiskan malam minggu di masjid. Semata-mata untuk mencari sederet ridha Allah Ta’ala.

Pesan saya untuk generasi muda Ahmadi agar terus menanamkan kecintaan kepada masjid. Jadikan ia rumah paling nyaman dimanapun kita berada.

.

.

.

editor: Muhammad Nurdin

Views: 327

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *