Hidup Rukun Itu Kunci Kebahagiaan
Rasul pernah bersabda, “Jangan bersilang sengketa. Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu bersilang sengketa (cekcok, bermusuh-musuhan) lalu mereka binasa.” (HR. Ahmad)
Cekcok ataupun bersilang sengketa membawa kepada kebinasaan. Dalam arti, retaknya hubungan baik, hingga sampai hancurkan jalinan ikatan antar manusia, yang membawa kepada permusuhan.
Siapa diantara kita yang mau hidup bermusuhan? Atau bermimpi mempunyai banyak musuh? Orang yang waras tentu tidak mau hidup dalam bayang-bayang permusuhan.
Bahkan jika itu dalam suatu ruang lingkup paling kecil, semisal keluarga.
Suka terjadi percekcokan antara istri dengan ibu mertua. Dimana seringkali, hal ini menciptakan rasa ketidaknyamanan di kedua belah pihak.
Sebagai menantu (istri), kadang kita kurang bijak dalam bersikap terhadap ibu mertua kita. Kita kadang lupa bahwa seorang anak punya tanggung jawab juga kepada sang ibu. Dimana seringkali, tanggung jawab itu bertabrakan dengan perasaan istri.
Ketika masalah ini terjadi perlu kiranya membangun komunikasi yang intens dengan spirit menghindarkan diri dari sengketa juga berusaha untuk menahan diri dari kehilangan kendali atas emosi dan perasaan kita.
Ini memang sulit. Apalagi bagi seorang istri yang secara kejiwaan merasa memiliki suaminya. Untuk itulah seorang suami perlu berdiri di tengah-tengah. Mendinginkan situasi dan fokus pada penyelesaian masalah.
Hak seorang ibu perlu diperhatikan, begitu juga dengan hak seorang istri. Membuat seluruh komponen bersinergi memang perlu waktu dan upaya. Tapi disitulah tantangan untuk siapapun.
Dan yang paling penting dari semua itu adalah prinsip yang telah Rasul Saw. ajarkan pada hadits di awal tadi. Bahwa janganlah suka bersengkata pada siapapun dan di situasi manapun.
Ketika di rumah saja kita bisa membangun situasi yang harmonis seperti ini, InsyaAllah di kehidupan sosial yang lebih luas lagi, kita pun akan sedapat mungkin menghindarkan perselisihan juga percekcokan.
Visits: 187
