ISTIGHFAR SEBAGAI KUNCI INTROSPEKSI DIRI

Masalah atau musibah, semua kita pasti pernah mengalaminya. Tidak ada satupun kita yang tahu kapan dan bagaimana masalah atau musibah datang menimpa kita.

Namun yang sering menjadi permasalahan ketika masalah atau musibah menimpa, kebanyakan kita menganggap penyebabnya adalah faktor eksternal. Kita lupa musibah itu datang bisa jadi akibat dari ulah kita sendiri.

Musibah hendaknya disambut dengan istighfar dan instropeksi diri, bukan dengan mencari kambing hitam penyebab terjadinya musibah yang menimpa. Ada baiknya kita renungkan nasehat Imam Al Ghazali, “kita adalah makhluk yang suka menyalahkan dari luar,tidak menyadari bahwa masalah biasanya dari dalam.

Kebiasaan ini seringkali dilakukan semata-mata hanya ingin menutupi kesalahan diri sendiri. Seperti yang diungkapkan dalam sebuah pepatah “lempar batu sembunyi tangan”, berani berbuat namun tidak berani bertanggung jawab. Dan sifat ini hanya dimiliki oleh seorang yang memiliki jiwa pengecut. Memalukan, bukan?

Sejalan dengan hal itu Allah Ta’ala berfirman:

Dan apa pun yang menimpa kamu berupa musibah, maka itu disebabkan apa yang telah tanganmu perbuat. Dan Dia memaafkan banyak dosa-dosamu. (Asy-Syura:31)

Sangat jelas apa yang difirmankan Allah Ta’ala bahwa tidak ada musibah yang datang begitu saja bila tidak ada faktor penyebabnya. Allah Ta’ala tidak akan memberikan hukuman kalau bukan akibat dari dosa-dosa hambaNya. Di hadapan Dia tidak ada yang dapat kita tutupi karena Dia Maha Mengetahui Segala sesuatunya. Namun kita ketahui ampunan Allah Ta’ala lebih besar dibandingkan murka-Nya selama hamba-Nya selalu beritikad baik memohon ampunan dan mau merubah keadaan dirinya sendiri.

Lalu bagaimana kita meraih ampunan itu? Yaitu dengan memperbanyak Istighfar yang Insya Allah akan menjadi penyebab turunnya kasih sayang Allah Ta’ala. Allah tidak akan mengazab orang yang senatiasa meminta ampun kepada-Nya.

Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang melazimkan Istighfar setiap hari, niscaya Allah akan menjadikan setiap kegundahan menjadi ketenangan, dan Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesempitan, dan Allah akan memberikan rizki yang halal tanpa dia duga”.( Riwayat Abu Daud, AnNasa’i, Ibnu Majah, dan Hakim ).

Banyak beristighfar adalah cara terbaik kita introspeksi diri karena dengan begitu akan membuka jalan bagi kita melepaskan diri dari berbagai macam kelemahan yang sudah melekat dalam diri kita.

Introspeksi diri juga sebagai sarana kita menuju perbaikan diri ke arah yang lebih baik. Bukan hal yang buruk bila kita mengakui kesalahan dan kelemahan diri pribadi.

Semoga kita menjadi hamba Allah Ta’ala yang senantiasa banyak beristighfar dan melakukan introspeksi diri atas segala kelemahan-kelemahan manusiawi kita.

Visits: 661

Rauhun Thayibah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *