JANGAN TAKUT BERKORBAN HARTA, ALLAH AKAN MENOLONGMU

Di suatu masa ketika kami baru memiliki anak pertama. Tepat di bulan suci Ramadhan. Muncul niatan kuat untuk melunasi perjanjian Tahrik Jadid.

Saat itu suami baru kehilangan pekerjaannya, karena perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Uang tabungan pun terus berkurang karena digunakan untuk makan sehari-hari.

Kami benar-benar diliputi kebingungan. Satu sisi ada ghairat yang besar untuk melunasi perjanjian, karena ini bulan Ramadhan yang penuh berkat. Tapi disisi lain tengah terjadi krisis keuangan.

Saya dan suami akhirnya sepakat. Kami akan tetap melunasi perjanjian Tajrik Jadid di bulan Ramadhan ini saat itu. Apapun resiko ekonomi yang bakal datang.

Kami mulai menghitung sisa tabungan yang jumlahnya tidak seberapa itu. Bisa jadi, kalau dibayarkan untuk candah dan pelunasan perjanjian Tahrik Jadid, bisa-bisa kami sekeluarga tidak bisa makan.

Setelah dihitung-hitung rupanya masih kurang. Putar otak kesana-kemari, justru membuat kami malah tambah bingung.

Tapi tak lama berlarut dalam kebingungan suami melihat cincin kawin yang masih menempel di jari manis istrinya dan memohon untuk dipinjamkan untuk dijual dan dibayarkan candah dan pelunasan perjanjian Tahrik Jadid.

Sebagai istri saya sempat ragu. Rasa khawatir merasuk. Sejumlah tanya mulai menghantui. Bagaimana mungkin, satu-satunya barang berharga dan juga kenangan dalam seumur hidup harus dilepas begitu saja?

Di tengah-tengah gejolak batin yang bergemuruh di kedalaman batin saya. Tiba-tiba sekelebat bisikan menghampiri kalbu. Saya akhirnya sadar bahwa kami adalah murid Imam Mahdi yang akan selalu ingat dengan janji, “Siap sedia mengorbankan jiwa, harta, waktu dan anak-anak demi agama dan bangsa.”

Dalam liputan kesedihan, cincin tersebut akhirnya dilepas dengan penuh keikhlasan. Alhamdulillah, dari hasil penjualan kami bisa bayar candah dan melunasi perjanjian Tahrik Jadid sekeluarga.

Di Ramadhan yang lain. Saat itu saya tengah mengandung anak yang ketiga. Kondisi yang sama muncul lagi.

Sebenarnya, ekonomi keluarga saat itu, yakni sebelum Ramadhan datang, baik-baik saja. Kami dalam keadaan lapang rezeki. Sehingga, kami membuat jumlah perjanjian Tahrik Jadid cukup besar.

Hingga datang Ramadhan. Tiba-tiba ekonomi keluarga menjadi kolaps. Kebingungan yang sama hadir kembali, di tengah-tengah ghairat untuk melunasi perjanjian Tahrik Jadid. Bingung, bagaimana caranya melunasi perjanjian tersebut dalam kondisi seperti ini?

Di tengah-tengah kebingungan yang melanda. Satu keyakinan tercipta. Bahwa di bulan suci ini pasti Allah Ta’ala akan memberikan pertolongan khas-Nya. Tinggal banyak-banyak berdoa dan meningkatkan amal ibadah kita.

Sambil terus tekun berdoa, melaksanakan shalat lima waktu dengan tepat waktu, tidak ketinggalan melaksanakan shalat-shalat nafal lainnya (Tahajjud, Dhuha, Tasbih), juga dawam membaca Al-Quran setelah shalat Subuh.

Selang beberapa hari sebelum hari Jumat untuk menyetor candah dan melunasi perjanjian, suami mendapat sms dari teman lamanya yang menanyakan nomor rekening. Rupanya temannya mau membayar hutang dengan nominal sesuai dengan jumlah perjanjian.

Alhamdulillah. Serasa diri ini ingin rebah di hadapan-Mu ya Allah. Betapa cepatnya Engkau mengabulkan doa-doa kami.

Sore harinya ada sms lagi untuk saya. Kali ini datang dari adik suami yang memberitahukan bahwa ia telah mentransfer sejumlah uang untuk kebutuhan keluarga. Yang membuat kami heran, jumlah uangnya sama persis dengan nominal jumlah perjanjian Tahrik Jadid.

Tak terasa air mata menetes di ujung mata membasahi pipi ini. Padahal kami hanya baru berniat untuk membayar pengorbanan, belum benar-benar membayarkannya. Tapi betapa Allah seolah-olah tak mau kalah dengan hamba-Nya yang memaksakan diri untuk mendahulukan-Nya ketimbang urusan-urusan dunia lainnya.

Selain kami bisa membayar candah dan melunasi perjanjian Takhrik Jadid, kami juga bisa mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan kebutuhan anak-anak untuk lebaran.

Bentuk rasa syukur kami dapat berbagi kebahagiaan kepada orangtua, saudara juga kepada tetangga yang membutuhkan. Kami juga bisa mengunjungi orangtua dan saudara di luar kota yang tadinya tidak ada rencana untuk keluar kota dengan kondisi keuangan sebelumnya.

Ingat akan janji Allah Ta’ala dalam Surah At-Taghabun (64:18) “Jika kamu meminjamkan suatu pinjaman yang baik niscaya dia akan melipat gandakan bagimu dan akan mengampunimu. Dan Allah Maha Menghargai, Maha penyantun.”

Visits: 115

2 thoughts on “JANGAN TAKUT BERKORBAN HARTA, ALLAH AKAN MENOLONGMU

  1. Subhanallah…
    Sesungguhnya Allah melihat ke dalam hati kita, seberapa besar khawatir dan takut kekurangan itu bisa mengalahkan keta’atan? Jika hati kita menganggap rasa khawatir itu bukan halangan dalam berkorban, saat itu juga Allah membukakan jalan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *