JANGAN TERLALU KAKU DALAM BERAGAMA

Rasulullah SAW bersabda, “Bersenda-guraulah dan bermain-mainlah. Sesungguhnya aku tidak suka kalau terjadi kekerasan dalam agamamu.” (HR. Al-Baihaqi)

Yang dimaksud dalam hadits tersebut yaitu agar dalam beragama kita bersikap luwes dan tidak kaku.

Dimasa Rasulullah Saw ada sebuah kisah tentang seorang Yahudi yang kencing di dalam masjid, para sahabat yang melihat hal itu sangat marah. Namun lain halnya dengan Rasulullah Saw beliau dengan kelemah-lembutannya hanya mengatakan “siram saja kencing itu”.

Inilah salah satu contoh bagaimana Rasulullah Saw menunjukkan keluwesan dan kebijaksanaan beliau dalam menyikapi prilaku orang yang mungkin ia tidak tahu. Beliau tidak menjadikan hal-hal yang kecil menjadi dibesar-besarkan. Karena beliau SAW tidak mau umatnya menjadi kesulitan dalam menjalankan ibadah.

Berbeda dengan realita yang terjadi dalam kehidupan kita. Banyak kita temukan orang kebablasan dalam beragama. Merasa apa yang dijalankan paling benar akhirnya dengan tanpa tedeng aling-aling menyalahkan pandangan orang lain yang berbeda hingga pada taraf mengkafirkan orang lain.

Sehingg hal itu menimbulkan pertikaian dan bahkan perpecahan yang semuanya bermula dari perbedaan pemahaman atas suatu konsep tertentu dalam agama Islam.

Cara berpikir merasa paling benar sendiri ini akan sangat membahayakan cara kita beragama. Agama hanya akan menjadi pemicu kebencian. Islam jelas melarang kita merasa paling benar atau paling suci, karena setiap pribadi memiliki keunikannya sendiri.

Allah Ta’ala berfirman, “…maka janganlah kamu menganggap suci dirimu sendiri. Dia Maha Mengetahui siapa yang benar-benar bertakwa.”(QS.An-Najm:33)

Keluwesan sikap Nabi Saw ini juga diperlihatkan pada bagaimana beliau mengajarkan shalat kepada para sahabat. Sebagai contoh tentang bagaimana nabi SAW mengangkat tangan pada saat shalat dan meletakkan tangannya.

Kita temukan dalam banyak riwayat bagaimana beliau mengangkat tangan dan meletakkannya dan para sahabat pun menerimanya dengan berbagai sudut pandang sehingga setiap orang akan leluasa untuk mengikuti gaya apa saja yang dilakukan oleh beliau Saw.

Atau contoh lainnya lagi bagaimana beliau menggabungkan shalat tanpa alasan dalam perjalanan atau pun sakit. Dan masih banyak lagi prilaku yang beliau tunjukkan yang semuanya semata-mata tidak ingin memberatkan umatnya di kemudian hari.

Agama Islam sejatinya bukanlah agama yang kaku yang hanya memahami dari satu sudut pandang saja. Islam tidak mengajarkan kekerasan dalam bersikap namun lebih mengedepankan pada kelemahlembutan, keluwesan dan toleransi dalam menjalankan ibadah dan kebaikan lainnya.

Agama Islam akan sangat tegas dalam hal-hal yang sifatnya prinsip, keyakinan dan aqidah. Permasalahan fiqih seringkali diambil jalan tengah, saling menghargai atas berbagai perbedaan.

Menyikapi segala sesuatu dengan pandangan paling benar dalam menjalankan syariat justru menunjukkan keangkuhan dan mungkin juga keterbatasan ilmu.

Bersikap luwes dan tidak kaku yang diambil pun harus didasarkan pada ilmu bukan sebagai jalan untuk meringankan diri sendiri tetapi semua harus mengambil contoh yang disunnahkan oleh Rasulullah Saw.

Visits: 1223

Rauhun Thayibah

1 thought on “JANGAN TERLALU KAKU DALAM BERAGAMA

  1. ماشآء اللّه

    Suka sekali dengan kalimat yang disampaikan oleh penulis :
    “Menyikapi segala sesuatu dengan pandangan paling benar dalam menjalankan syariat justru menunjukkan keangkuhan dan mungkin juga keterbatasan ilmu.”
    Semoga Allah memberikan keluasan hati dan fikiran kita dalam mendalami dan menjalankan ajaran Islam sesuai dengan Al Quran dan Sunnah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *