BILAL BIN RABAH: TEGUH DAN TANGGUH

Didalam sebuah riwayat, ketika Hadhrat Bilal bin Rabah memerima Islam, Bilal ditangkap oleh tuannya. Bilal dibaringkan di atas pasir yang panas lalu ditimbuni batu dan para pemuda disuruh menari-nari di atas dadanya. Majikan Bilal yang kejam itu ialah Umayyah bin Khalf, seorang pemuka Makkah.

Umayyah menganiayanya demikian rupa di musim panas dan pada terik siang hari membawa Bilal keluar Makkah di padang pasir kemudian memaksanya menanggalkan pakaiannya, meletakkan batu-batu besar di dadanya yang dibaringkan seraya mengatakan supaya Bilal meninggalkan kepercayaan kepada Allah dan Rasulullah untuk memuja berhala-berhala Mekkah yang bernama Lat dan Uzza.

Bilal hanya mengatakan, “Ahad, Ahad!” (Tuhan itu Tunggal).

Meluap-luap di dalam kemarahan karena mendengar ini berkali-kali dari Hadhrat Bilal. Umayyah lantas menyerahkan Bilal kepada para pemuda berandalan, menyuruh mereka mengikat tali pada lehernya dan menghela dia melalui kota di atas batu-batu tajam. Badan Bilal berlumur darah tetapi terus jua menggumamkan kata, “Ahad, Ahad!”

Sungguh cobaan keimanan yang begitu besar, namun Hadhrat Bilal tetap bertahan pada kebenaran yang diyakini nya.

Hadhrat Umar bin Khattab ra pernah bersabda, “Berpegang teguhlah pada kebenaran, bahkan meski kebenaran itu akan membunuhmu”

Keteguhan hati Hadhrat Bilal patut menjadi suri teladan bagi kita, setelah apa yang beliau lakukan ternyata beliau memiliki keistimewaan di mata Allah dan Rasulullah Saw.

Hadhrat Bilal juga mendapatkan kehormatan untuk menjadi muadzin selama kehidupan Rasulullah baik dalam safar maupun muqim. Beliau adalah orang pertama dalam Islam yang mengumandangkan adzan.

Diriwayatkan dari Hadhrat Zaid bin Arqam ra. bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Bilal adalah seorang yang sangat saleh. Beliau adalah pemimpin dari para syuhada dan muadzin, dan pada hari kiamat orang yang paling panjang lehernya adalah Hadhrat Bilal, yakni beliau akan mendapatkan maqom yang sangat terhormat. “Surga sangat berhasrat untuk bertemu dengan tiga orang, Hadhrat Ali ra, Hadhrat Ammar ra dan Hadhrat Bilal ra.”

Betapa tinggi dan mulianya kedudukan Hadhrat Bilal di mata Allah dan Rasulullah Saw, bahkan surga pun menanti kedatangan beliau.

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan mengamalkan kisah Hadhrat Bilal dalam mempertahankan kebanaran dan tidak gentar dari setiap tawaran yang akan menggelincirkan kita untuk terlepas dari karunia Allah Ta’ala.

Visits: 251

Endah Fitri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *