Karunia Tabligh yang Hentikan Hujan Deras
Hari itu, Allah Ta’ala menganugerahkan satu karunia kepada saya menjelang satu kegiatan terkait pertablighan. Dan nikmat tersebut sampai saat ini masih segar dalam ingatan saya.
Di awal bulan Mei 1995, saya berkunjung ke salah satu cabang di wilayah Sumatera Selatan, tepatnya Jemaat Trijaya Cecar.
Sebagaimana lazimnya kita tatkala mengunjungi suatu cabang, selain memberikan tarbiyat tentunya juga tabligh.
Dalam kegiatan tabligh tersebut saya berjumpa dengan seseorang. Setelah saling memperkenalkan diri, kami pun terlibat dalam pembicaraan. Saking asyiknya, tak terasa hari mulai gelap dan saya pun pamit. Sebelum berpisah, saya berjanji bahwa besok ba’da shalat Jumat saya akan datang lagi dan beliau pun menyambut dengan gembira.
Keesokan harinya setelah Shalat Jumat (ketika Imam baru selesai salam), hujan turun dengan derasnya, dibarengi petir yang saling bersahutan. Kondisi seperti ini membuat saya cemas, bukan karena takut petir tetapi takut kalau janji mau berkunjung untuk melanjutkan tabligh tidak terpenuhi.
Dalam kondisi seperti ini saya berdo’a, “Ya Allah segala sesuatu adalah hamba engkau, dan saya hendak mengemban amanat engkau, tolonglah redakan hujan ini..”
Setelah 5 menit saya berdo’a, tiba-tiba hujan yang sedang deras pun berhenti. Begitu hujan reda saya pun sujud syukur ke hadirat Ilahi atas nikmat yang baru saja dianugerahkan kepada saya, sambil tak terasa butiran air mata membasahi pipi. Alhamdulillah akhirnya saya pun dapat memenuhi janji tersebut.
Setelah puas berucap syukur kepada yang Maha Kuasa, saya pun segera kembali pulang ke rumah teh Siti (tempat saya menginap) untuk kemudian pergi ke rumah kenalan yang kemarin, dalam rangka memenuhi janji akan silaturahmi dan tabligh.
Sesampainya ke tempat yang dituju saya pun disambut dengan ramah oleh tuan rumah dan dipersilahkan duduk. Jamuan pun telah tersedia sebagai bentuk keramahan tuan rumah.
Lama kami berbincang tentang berbagai hal, diantaranya tentang kesehatan, keluarga, keadaan di tempat itu, sampai akhirnya membahas masalah Imam Mahdi.
Setelah dijelaskan mengenai kedatangan Imam Mahdi dan tanda-tandanya, beliau pun merespon dengan mengajukan berbagai pertanyaan, Alhamdulillah saya dapat menjawab dan menjelaskan setiap pertanyaan yang beliau tanyakan. Dan terlihat dari ekspresi wajah beliau tampak puas.
Tak terasa hari mulai senja dan saya pun pamit untuk pulang. Sebelum kami berpisah saya pun berjanji bahwa insyaAllah setiap saya berkunjung ke sini (cabang Trijaya Cecar) akan salalu mengunjungi beliau.
Dengan adanya kejadian ini semakin menambah keyakinan saya, sebagaimana ilham yang diterima Hadhrat Masih Mau’ud as “Innii muiinun man aroda i’aanataka” (aku akan menolong siapa yang menolong agama engkau).
Demikian nikmat dan karunia yang saya rasakan dalam bertabligh. Subhanallah.
.
.
.
Penulis: Mardiana
Editor: Muhammad Nurdin
Visits: 193