Manfaat Pergaulan dengan Orang Saleh dan Menjalin Hubungan dengan Orang Baik
Pada suatu hari, sekelompok pemuda yang suka hidup dalam kenakalan berkumpul di sebuah tempat. Mereka sepakat untuk mengadakan pesta besar-besaran dengan membeli buah-buahan, makanan lezat, dan apa saja yang bisa membuat suasana menjadi lebih meriah.
Setelah mengumpulkan uang sebesar dua puluh dirham, mereka mengutus salah satu dari antara mereka untuk pergi ke pasar dan membeli semua yang mereka butuhkan. Pemuda tersebut pun bergegas menuju pasar.
Di tengah keramaian, ia melihat kerumunan orang berkumpul di sekitar tumpukan buah semangka. Orang-orang di pasar berebut untuk menawar dan membeli semangka-semangka tersebut.
Rupanya, semangka-semangka itu begitu istimewa karena telah disentuh oleh tangan seorang wali Allah yang terkenal di kota itu, yaitu Bisyr ibn al-Haris al-Hafi. Tergugah oleh cerita tentang Bisyr yang didengarnya, pemuda tersebut merasa tergerak hatinya.
“Ini bukan semangka biasa,” pikirnya. Tanpa ragu, ia menghabiskan seluruh uang dua puluh dirham yang dibawanya untuk membeli satu buah semangka itu. Dengan penuh rasa penasaran, ia kembali ke tempat teman-temannya.
Ketika ia tiba, teman-temannya yang telah lama menunggu, terkejut melihatnya hanya membawa sebuah semangka. Mereka berseru, “Kamu terlambat dan hanya datang dengan satu semangka?!”
Pemuda itu dengan mata berbinar menjawab, “Ini bukan semangka biasa. Ini adalah semangka ajaib.”
Teman-temannya semakin bingung, “Ajaib? Apa maksudmu?”
Pemuda tersebut lalu menjelaskan, “Semangka ini telah disentuh oleh tangan Bisyr ibn al-Haris al-Hafi, seorang hamba yang begitu taat kepada Allah. Ketika aku mendengar hal itu, aku merasa bahwa tidak ada sesuatu yang lebih berharga untuk dibeli daripada semangka ini, bahkan jika harus menghabiskan semua uang dirham kita.”
Teman-temannya, yang masih penasaran, bertanya lagi, “Siapa sebenarnya Bisyr ibn al-Haris itu?”
Pemuda itu menjawab, “Dia adalah seorang hamba Allah yang begitu taat dan mulia. Karena ketakwaannya, Allah memberinya kemuliaan di dunia ini, sampai-sampai orang rela berebut untuk membeli semangka yang disentuh olehnya.”
Mendengar penjelasan itu, teman-temannya terdiam. Kata-kata pemuda itu menggugah hati mereka. Mereka berpikir, “Jika seorang hamba yang taat kepada Allah mendapatkan kemuliaan seperti ini di dunia, lantas bagaimana kemuliaan yang akan ia terima di akhirat nanti?”
Dengan hati yang tersentuh dan kesadaran yang tiba-tiba muncul, mereka pun sepakat untuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka merenungkan kembali kehidupan mereka, dan malam itu mereka semua bertaubat, meninggalkan kehidupan maksiat yang selama ini mereka jalani. Pesta yang mereka rencanakan berubah menjadi titik balik, awal dari perjalanan mereka menuju ketaatan kepada Allah. [1]
Hidup bersama orang-orang saleh dan bergaul dengan mereka memiliki manfaat besar dalam tazkiyyah nafs (pensucian jiwa). Al-Qur’an, hadits, dan sunnah Rasulullah saw. menekankan pentingnya memilih teman dan lingkungan yang mendukung peningkatan spiritual dan moral. Dengan berada di lingkungan yang baik, seseorang akan terdorong untuk meningkatkan amal saleh, menghindari maksiat dan terus memperbaiki diri.
Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda, “Untuk tazkiyyah nafs (pensucian jiwa), hidup dalam pergaulan bersama orang-orang saleh dan menjalin hubungan dengan orang-orang baik adalah sangat bermanfaat.” [2]
Sebagaimana yang diingatkan oleh beliau as. tersebut, menjalin hubungan dengan orang-orang baik dan menjaga pergaulan dengan mereka adalah kunci penting dalam perjalanan kita menuju pensucian jiwa dan kedekatan dengan Allah SWT. Al-Qur’an pun menekankan pentingnya berada di lingkungan yang baik dan bergaul dengan orang-orang yang beriman. Ayat berikut menegaskan hal tersebut: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” [3]
Ayat ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan dengan orang-orang yang jujur dan bertakwa adalah cara untuk memperkuat keimanan dan menjaga diri dari kesalahan. Kehadiran orang-orang saleh dapat menjadi pengingat dan sumber inspirasi untuk terus berada di jalan yang benar.
Hadhrat Rasulullah saw. juga mengajarkan pentingnya bergaul dengan orang-orang baik dan menjauhi orang-orang yang bisa membawa pengaruh buruk. Beliau bersabda, “Seseorang itu berada dalam agama sahabat karibnya, maka hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi sahabat karibnya.” [4]
Pergaulan kita dengan siapa, menjalin hubungan dengan siapa, akan mempengaruhi akhlak dan keimanan kita. Maka dari itu, penting untuk memilih teman-teman yang dapat menambah keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah.
Referensi:
[1] Fushul al-‘Ilmiyyah, Imam al-Haddad
[2] Hadhrat Masih Mau’ud as.
[3] QS. At-Taubah: 120
[4] HR. Abu Dawud dan Tirmidzi
Visits: 27
Kisah yang sangat menggugah di tengah kemunduran akhlak generasi muda saat ini. Semoga banyak pembaca yang dapat mengambil hikmah dari tulisan indah ini.