Penantian Donor Darah
Seorang gadis SMA menghadiri kegiatan donor darah yang diadakan tak jauh dari sekolahnya. Walaupun rasa takut menyelimuti karena mendengar cerita jarum suntik donor darah besar, gadis ini tak putus asa untuk mencoba. Dipanggillah gadis ini oleh petugas untuk pengecekan tensi dan golongan darah. Karena ini adalah pengalaman pertama bagi si gadis, ia belum mengetahui golongan darahnya apa.
Setelah dicek tensi dan diketahui golongan darahnya, petugas meminta untuk memeriksa HB. Ia ulurkan jari telunjuknya yang bergemetar. Kemudian petugas mengatakan bahwa HB-nya rendah dan si gadis tak bisa ikut donor hari ini. Ada perasaan senang dirasakan si gadis karena tak jadi diambil darahnya. Ia masih takut jarum suntik. Tapi di balik perasaan itu, masih ada rasa penasaran untuk bisa ikut donor.
Tahun demi tahun pun berlalu. Si gadis tak mendengar kata donor karena sibuk bekerja. Setelah menikah, kegiatan donor kembali menyapa. Si gadis yang kini menjelma menjadi wanita, memutuskan untuk menyambut undangan yang diberikan. Dalam kegiatan donor kali ini, dia mencoba lagi untuk menjadi salah satu peserta. Tapi lagi-lagi, pemeriksaan HB-nya yang rendah menggagalkan niatnya.
Ia pun kemudian menyadari kenapa HB-nya selalu rendah. Tidurnya tidak teratur. Padahal, dia ingin sekali menjadi peserta yang bisa diambil darahnya. Ia pun tak putus asa. Ia selalu hadir dalam kegiatan donor darah. Ada yang mengajarkan bahwa jika ingin HB-nya normal agar bisa diambil darahnya, malamnya makan daging. Pasti HB-nya normal. Tapi si wanita seringkali lupa menerapkan tips ini.
Kali ini ada kegiatan donor darah daerah di Kota Tangerang. Perasaan pesimis menyelimuti karena kebetulan waktunya bertepatan dengan bulan ramadhan. Bisa dipastikan HB-nya rendah karena sedang berpuasa dan tidur sudah menjelang pagi. Tapi, diawali dengan niat untuk menyambut undangan yang diberikan, langkah terus maju menuju tempat donor.
Si wanita pun tiba di lokasi. Bersama 3 orang ibu-ibu, dia mengisi formulir pendaftaran dan menuju tempat pemeriksaan bersama-sama. Si wanita ditanya oleh petugas, “Ini donor yang pertama ya, Bu?” Si wanita menjawab, “Iya, Mbak. Karena HB selalu rendah jadi enggak pernah bisa donor.”
“Sebentar ya, Bu. Saya periksa dulu HB-nya.” ujar si petugas. Si wanita pun memperhatikan darahnya yang diambil dan dimasukkan tetesannya ke dalam wadah yang sudah disiapkan. Ia begitu penasaran.
“Ibu bisa donor hari ini.” Sebaris kalimat yang begitu mengejutkan namun rasanya terdengar begitu indah. “Alhamdulillah! Terima kasih, Mbak,” ucap sang wanita begitu gembira.
Alhamdulillah! Siapa sangka hari itu dia dinyatakan lolos dan bisa mendonorkan darahnya. Manusia hanya memiliki perasaan akan tetapi ada Allah Yang Maha Mengabulkan. Dan ternyata, ketiga ibu-ibu yang duduk berbarengan dengan si wanita, semuanya bisa diambil darahnya. Mereka pun langsung menuju tempat untuk pengambilan darah.
Buah dari kesabaran adalah kebaikan. Tak disangka ramadhan tahun ini membawa berkah. Hal ini meyakinkan sang wanita untuk jangan pernah putus asa untuk selalu mencoba dalam hal kebaikan dan selalu hadir di setiap undangan kebaikan yang diterima.
Visits: 35