Pengabdian Tulus Berbuah Penuh Berkah

Masih dalam suasana Hari Guru, saya teringat kisah tentang seorang guru yang sangat menyentuh hati. Kisah ini adalah tentang wali kelas saya semasa SMA, kita sebut saja namanya Pak Bagus. Beliau benar-benar sosok guru idaman: baik hati, sederhana, sabar, humoris, dan sangat perhatian. Semua siswa merasa Pak Bagus bagaikan sosok ayah saat di sekolah.

“Kerjakan semua tugas, jalankan semua pengabdian karena Allah. Kalian juga harus saling menyayangi antarsesama teman, harus kompak. Baik itu di sekolah, di tempat kerja, dan di mana pun. Kita ini semua saudara. Dan tidak boleh pamrih kalau membantu sesama,” salah satu nasihat yang sering diucapkan Pak Bagus sampai kini selalu terngiang.

Singkat cerita, saya pun lulus. Lalu beberapa tahun kemudian diadakan reuni khusus angkatan saya. Semua guru yang pernah mengajar kami undang, termasuk Pak Bagus.

Suasana reuni sudah pasti sangat hangat dan penuh nostalgia. Hingga akhirnya salah seorang guru bercerita, alhamdulillah semua guru-guru kami sudah berangkat umrah, kecuali satu orang, yaitu Pak Bagus. Pak Bagus sudah lama bermimpi untuk pergi ke tanah suci, akan tetapi uang tabungan masih jauh dari cukup.

Sebenarnya Pak Bagus sudah menabung untuk berangkat umrah, namun apabila ada yang membutuhkan bantuannya maka Pak Bagus tidak segan-segan memakai uang tabungannya untuk membantu siapa saja.

Usai acara reuni, diprakarsai oleh beberapa orang, para alumni sepakat mengumpulkan dana sukarela untuk memberangkatkan Pak Bagus pergi umrah. Semua antusias menyumbang, termasuk yang dulunya tidak pernah diajar oleh Pak Bagus. Karena sifatnya yang sangat supel, semua siswa dulu akrab dengan guru yang mengajar pelajaran Bahasa Indonesia ini.

Hanya dalam waktu dua minggu dana terkumpul. Cukup untuk Pak Bagus berangkat umrah dan juga untuk bekal beliau. Kepanitiaan pun segera dibentuk, ada yang bertugas mengurus segala persyaratan ke agen travel umrah, ada yang bertugas antar jemput ke bandara, hingga yang mengantar Pak Bagus berbelanja kebutuhan umrah.

Perwakilan alumni pun menyambangi rumah Pak Bagus dan memberitahu bahwa beliau bisa segera berangkat umrah. Air mata ini langsung menetes melihat video yang beredar di grup WA. Pak Bagus terlihat langsung melakukan sujud syukur di lantai lalu memeluk sang istri. Dengan derai air mata bahagia, terbata-bata Pak Bagus mengucapkan terima kasih pada semua murid kesayangannya.

Grup WA kembali ramai, setelah melihat video itu, banyak yang mengatakan rasanya ingin melihat Pak Bagus bisa berangkat bersama istrinya. Akhirnya teman-teman seangkatan kembali mengumpulkan dana agar istri Pak Bagus juga bisa ikut umrah.

Masya Allah! Dana kembali terkumpul dengan cepat. Pak Bagus dan istri sangat terkejut saat mengetahui keduanya bisa berangkat umrah bersama-sama. “Rasanya masih berasa mimpi akhirnya suami saya bisa berangkat umrah. Dan kini saya juga bisa ikut?” ucap istri Pak Bagus dengan suara bergetar.

Singkatnya, impian Pak Bagus akhirnya terwujud. Semua alumni ikut larut dalam kebahagiaan. Pak Bagus bukan hanya berbahagia karena bisa berangkat ke tanah suci, beliau juga sangat bahagia karena semua muridnya tetap menjalin persaudaraan dan melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat.

Dari kisah ini saya belajar, bila kita tulus melaksanakan pengabdian, Allah Ta’ala akan mengabulkan doa-doa kita. Dan saat dilakukan bersama-sama, sumbangsih sekecil apapun bisa mewujudkan satu tujuan yang besar.

Selamat Hari Guru untuk semua insan yang selalu memberikan ilmunya pada sesama.

Visits: 31

Maya Savira

2 thoughts on “Pengabdian Tulus Berbuah Penuh Berkah

  1. Sebuah kisah nyata yang sangat baik dijadikan teladan bagi tenaga pendidik dan para generasi yang sudah mendapatkan pendidikan terbaik dari para guru yang tulus mengabdi.

  2. Sebuah kisah nyata yang sangat baik dijadikan teladan bagi semua tenaga pendidik dan para generasi yang sudah mendapatkan pendidikan terbaik dari para guru yang tulus mengabdi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories