Taufik untuk Berkurban Adalah Karunia dari-Nya

Mengapa Idul Adha yang disebut juga Idul Qurban disebut sebagai bentuk pengorbanan besar dibanding pengorbanan-pengorbanan lainnya?

Karena di dalam Idul Qurban kita tengah memperingati sekaligus meneladani sebuah contoh pengorbanan agung Nabi Ibrahim as yang dengan ikhlas mengorbankan anak yang paling dicintainya demi Allah Ta’ala, yakni Nabi Ismail as.

Bayangkan, di usia yang sudah tidak muda lagi, sudah melewati batas normal seorang laki-laki bisa mempunyai anak, yakni lebih dari 80 tahun. Tiba-tiba dengan karunia Allah Ta’ala lahirlah Ismail. Tentu, tak dapat dibayangkan betapa bahagianya Hazrat Ibrahim as mendapatkan seorang anak yang telah lama dinantinya.

Ketika tengah sayang-sayangnya terhadap anak tersebut. Ketika anak tersebut sudah beranjak besar. Datanglah Firman Allah Ta’ala untuk menguji sejauh mana ghairat pengorbanan Nabi Ibrahim as. Allah Ta’ala memerintahkan untuk menyembelih sang buah hati semata wayang itu.

Maksud dari menyembelih disini adalah meninggalkan sang buah hati di suatu tempat antah berantah. Tak diketahui di tempat tersebut adakah fasilitas-fasilitas untuk menghidupi sang anak. Memastikan kehidupan sang anak baik-baik saja di tempat yang tidak ada satu pun orang tinggal disana.

Berat? Tentu saja. Ayah manapun di dunia ini takkan pernah sanggup menyerahkan buah hatinya dalam ketidakpastiaan hidup. Bahkan tak jarang kita temukan di dunia ini, banyak ayah yang sudah menyiapkan fasilitas untuk anaknya hingga ia menikah.

Tapi Nabi Ibrahim dituntut untuk menyembelih semua fasilitas tersebut. Menyerahkan sepenuhnya penjagaan si buah hati hanya kepada Allah semata.

Kita saja. Yang pernah menitipkan anak kita di sebuah lembaga pendidikan tertentu, yang mengharuskan mereka untuk jauh dengan keluarga. Selalu diliputi rasa khawatir juga gundah gulana. Bagaimana nasibnya disana? Apakah dia sehat? Apakah kebutuhannya terpenuhi? Apakah ia bahagia disana?

Apa yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim as melampaui semua keresahan yang pernah kita alami. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Tak pernah beliau tahu bagaimana keadaaan Ismail saat itu? Padahal, ada masa ketika sang ibu kebingungan, berlarian dari bukit ke bukit untuk menemukan setetes air.

Nabi Ibrahim as mengajarkan kepada kita satu bentuk tawakal yang hakiki dengan cara mengorbankan sesuatu yang paling beliau cintai dari apapun itu di dunia ini. Hanya untaian doa yang bisa dikirimkan kepada anaknya yang paling beliau kasihi.

Dan melalui pengorbanan agung tersebut, hari ini, kita dapat mencicipi nikmat ruhani dari pengurbanan beliau dengan iman yang tengah tertancap di kedalaman kalbu kita semua. Iman yang mengantarkan kita untuk mereguk air samawi yang demikian menyejukkan kalbu.

Itulah mengapa Rasulullah saw demikian keras menghimbau umatnya dalam kaitannya dengan peringatakan Idul Qurban ini.

Beliau saw bersabda, “Barangsiapa yang memiliki kelapangan untuk berkurban, namun dia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ibnu Majah, Ahmad dan Al-Hakim)

Maksudnya adalah siapa saja yang mendapatkan taufik untuk berkurban di tahun ini, maka laksanakanlah. Sebab, taufik untuk berkurban itu adalah semata-mata karunia Allah Ta’ala.

Pernah dulu. Saat awal-awal tugas di Nusa Tenggara Timur. Saat itu, kebetulan saya belum menikah. Masih bisa menabung sedikit-sedikit. Menjelang Idul Adha baru kali itu dalam rekening saya tersisa uang sejumlah harga hewan kurban disana. Langsung saya niatkan untuk berkurban di tahun itu.

Karena di tempat saya bertugas sudah ada dua ekor kambing yang siap disembelih. Saya limpahkan hewan kurban tersebut kepada seorang rekan yang kebetulan belum ada hewan kurban di tempatnya.

Dan benar saja. Sejak mendapatkan karunia berupa taufik untuk berkurban kala itu, hingga hari ini saya belum juga mendapatkan taufik untuk berkurban lagi.

Kita tidak pernah tahu kapan kita kaya, kapan Allah Ta’ala memberikan kelimpahan rezeki untuk kita, hingga kita bisa mendapatkan keringanan dalam berkurban?

Tapi, yang harus ditanamkan di dalam diri kita adalah saat Allah Ta’ala memberikan taufik tersebut, berupa ketersediaan dana untuk membeli hewan kurban, bisa jadi itulah karunia yang tengah Allah Ta’ala berikan kepada kita. Itulah kesempatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita untuk bisa juga mencicipi nikmat pengorbanan agung yang telah diteladankan oleh Nabi Ibrahim as.

Jangan sampai, dikarenakan terus menunggu hingga kita benar-benar lapang, benar-benar mudah dalam berkurban, Allah Ta’ala malah mencabut taufik tersebut dalam kehidupan kita.

Saat kita sadar bahwa demikian banyak harta yang sudah terkumpul, saat itu juga sudah demikian hambar pengurbanan yang kita berikan kepada-Nya.

Dan benar saja. Taufik untuk berkurban itu adalah karunia Allah Ta’ala semata. Saat taufik itu datang, bersegeralah untuk berkurban. Jangan sia-siakan kesempatan emas tersebut. 

Visits: 38

Writer | Website

Sab neki ki jarh taqwa he, agar yeh jarh rahi sab kuch raha ~ Akar dari semua kebaikan adalah takwa, jika ini ada maka semua ada.

3 thoughts on “Taufik untuk Berkurban Adalah Karunia dari-Nya

  1. Assalamualaikum. Hal ini mengingatkan saya . Dari tahun kemarin saya betapa sedih hati ketika orang lain bisa mempersembahkan hewan kurban . Kepada suami saya berkata : Akang saya ingin berkurban di idul adha taun depan. Beliau berkata silahkan menabung. Kebetulan digrup IIM ada arisan . Sya juga sempat ikut satu tahun. Dengan ikut arisan ditaun pertama saya bisa aqeqah untuk asaya. Saya pun ikut lagia arisan ditaun kedua dengan dua nomor. Meski pun tadinya sempat ada guncangan yg membbuat saya membatalkan untuebeli hewan qurban. Sya sempat berfikir kalo saya batal taun ini belum tentu karunia ini takut akan tak ada lagi. Akhirnya atas dukungan suami saya kuatkan untuk membeli hewan qurban. Alhamdulillah mudah-mudahan ini adalah benar benar karunia untuk saya bisa berkurban dengan cara mengikuti arisan. Rasa syukur tak terhingga saya panjatkan Ya Allah. Semkga niat saya bisa sampai kepada-Mu. Aamijn .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *