Toleransi Perwujudan Kebijaksanaan Untuk Perdamaian

Kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan kedamaian. Perbedaan pemahaman dan pola berpikir dalam hidup merupakan salah satu anugerah dari Tuhan kepada manusia, agar setiap individu mampu memupuk sikap toleransi terhadap sesama.

Terdapat sepenggal perjalanan hidup dari dua orang sahabat berbeda agama, Alya dan Rika. Sudah hampir 2 pekan ayah Alya dirawat di salah satu RS kota besar, yang jauh dari keluarga dan sahabat. Silih berganti setiap hari, anggota keluarga Alya terus bergantian datang menjenguk kondisi sang ayah. Namun berbeda dengan hari itu, ada seseorang yang nyaris tak lagi Alya kenal, tiba-tiba datang menghampiri dan memeluknya erat.

“Al… Aku minta maaf baru bisa jenguk bapak kalian hari ini, karena baru dapat kabar dari Mama. Kamu sehat, kan, Al?” tanya wanita bertubuh tinggi yang mengenakan topi dan kaca mata cukup tebal itu masih memeluk Alya erat.

“Ya Allah, Rika! Kamu ke sini dengan siapa?” tanya Alya setengah tak percaya. Lama sekali ia tak bersua dengan sahabat masa kecil yang berdiri di hadapannya saat ini. Rika menyunggingkan senyum di balik tatapan matanya yang berkaca-kaca.

Rika dan Alya sudah 20 tahun lebih tidak bertatap muka karena jarak dan waktu yang memisahkan mereka. Rika adalah seorang non-Muslim yang pada masa kecilnya tinggal bertetangga dengan Alya. Saat masa sekolah dulu, mereka sering kali beradu argumen mengenai keyakinan mereka, tapi hal itu tak pernah membuat hubungan mereka renggang.

Bahkan, meski sudah terpisah jarak dan waktu, Rika masih menyempatkan diri untuk menjenguk ayah Alya, sekaligus menjadi pertemuan mereka setelah sekian lama tak bertemu. Alya pun kerap mengunjungi mama Rika saat ia kembali ke kampung halaman. Sungguh jalinan persahabatan dan sikap toleransi yang indah di antara keduanya.

Sebagai mahluk sosial, sering kali kita dihadapkan pada suatu kondisi saat seseorang melakukan sesuatu yang salah atau memiliki pandangan tidak sesuai dengan keyakinan dan pemahaman kita. Namun, bukan berarti kesalahan yang dilakukan oleh seseorang atau perbedaan pemahaman satu sama lain menjadi pemicu kebencian kita terhadap individunya.

Kita tetap wajib menunjukkan bahwa yang benar itu adalah kebenaran, namun kita harus tetap mampu menjaga sikap toleran pada siapa pun yang telah melakukan kesalahan dan tidak sejalan dengan kebenaran yang kita yakini.

Sejalan dengan pesan indah dari Bapak Lukman H. Saifuddin, salah satu tokoh bangsa kita, “Toleransi bukan hanya milik satu golongan umat
beragama, tetapi milik semua golongan dan berlaku untuk semua pemeluk agama.”

Toleransi adalah salah satu kunci terciptanya keharmonisan dan kedamaian di setiap lapisan masyarakat. Selayaknya kita saling merangkul dan bergandengan tangan, memupuk sikap toleransi antar umat dan suku bangsa negeri ini. Demi terwujudnya persatuan bangsa yang kokoh dan damai.

Visits: 26

Aisyah Begum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories