Kesulitan sebagai Jembatan menuju Kesuksesan

Kesuksesan tidak dapat diraih secara instan, melainkan dengan banyak sekali perjuangan dan pengorbanan. Tidak sedikit orang sukses harus mengalami kegagalan beruntun terlebih dulu, sebelum akhirnya menikmati buah dari kesuksesannya.

Orang yang sukses adalah mereka yang berani menghadapi hambatannya. Bukan mereka yang mencari jalan untuk menghindari permasalahan sehingga mereka merasa  aman. Permasalahan yang dihindari bagaikan bom waktu yang akan meledak juga. Permasalahan yang terus dihindari akan menumpuk dan akan menjadi lebih buruk dari yang sebenarnya.

Senada dengan itu, Booker T. Washington, seorang pendidik, penulis, dan pemimpin kulit hitam terkemuka di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mengatakan, “Sukses itu tidak diukur oleh posisi yang telah diraih seseorang dalam kehidupan, tapi hambatan yang telah ia atasi saat berusaha untuk sukses.”

Allah Swt berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 214, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Kesulitan membantu menghubungkan orang-orang yang beriman kepada Allah secara komprehensif. Hati mereka akan melekat pada-Nya dan harapan mereka hanya akan ada di dalam Dia. Masa-masa sulit memelihara tauhid di hati orang-orang beriman dengan cara yang tidak mungkin dilakukan pada saat-saat mudah.

Mereka yang berhasil adalah mereka yang mampu menghadapi masalah. Ujian yang kita  hadapi hanyalah sementara. Maka, nikmatilah setiap ujian yang sedang  dihadapi saat ini karena itulah jalan untuk menguatkan diri agar  kita lebih baik lagi. Layaknya pelaut yang tangguh tidak terbentuk dari ombak yang tenang. Setiap ujian yang diberikan Allah kepada kita pada dasarnya adalah untuk meneguhkan menjadi sosok manusia yang terbaik.

Itulah perumpamaan hidup yang digambarkan oleh Rasulallah S.A.W. Hal ini mengandung makna jika setiap hal yang kita rasakan saat ini baik kebahagiaan, kesedihan maupun kekecewaan pada hakikatnya besifat sementara.

Permasalahan yang menimpa adalah bukti kasih sayang Allah S.W.T kepada hamba-Nya. Ikhlas dan sabar, kunci permasalahan hidup yang mengantarkan ke surga. Nabi S.A.W. bersabda, “Allah S.W.T berfirman: “Hai anak Adam, jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka Aku tidak akan meridhai bagimu sebuah pahala kecuali surga.”” (HR. Ibnu Majah)

Semoga kita dapat menjadi orang yang sukses, yang selalu sigap dalam mengarungi ombak rintangan. Dapat menjalaninya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran serta memiliki keyakinan yang kuat  bahwa setelah kegagalan ada kesuksesan yang menanti.

 

Visits: 262

Yati Nurhayati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *