Terangkatnya Derajat Orang Tua Karena Amal Saleh Anak
Orang tua berharap memiliki anak yang saleh. Anak yang bisa mengangkat derajat mereka. Alangkah disayangkan bila anak yang diinginkan hadir tidak dipelihara seperti yang Allah harapkan. Allah Ta’ala berfirman, “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah,” [1]
Ayat ini sudah mengingatkan bahwa kita selaku orang tua, ketika ada anak-anak yang hadir di keluarga, semuanya harus dituntun menuju Allah SWT. Adalah tugas kita sebagai orang tua untuk mengenalkan mereka akan keberadaan Sang Pencipta yang selalu memperlihatkan kasih sayang-Nya. Oleh karena itu, pada tempatnyalah bila kita sebagai makhluk yang sudah diberikan segala macam kenikmatan untuk beribadah sebagai tanda syukur berterima kasih pada-Nya.
Mendidik dan mengarahkan anak-anak agar sesuai dengan tujuan dicippakannya harus dengan penuh kasih sayang. Kalaupun harus memarahinya, marahnya adalah marah yang berakhlak. Artinya, bukan berdasarkan nafsu, tetapi atas dasar pemikiran yang akan membuat anak-anak menjadi lebih baik dalam pandangan Allah SWT. Pantas saja Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. bersabda, “Hanya orang yang memiliki harga diri untuk menguasai dan mengendalikan dirinya serta mulia yang berhak menghukum anak-anak sewajarnya, orang seperti itulah yang dapat memarahi mereka. Orang yang cepat marah dan tidak berwibawa serta tidak bijaksana, mereka tidak pantas mendidik dan membesarkan anak. Aku berharap orang-orang akan berdoa untuk anak-anak mereka sebanyak keinginannya untuk menghukum. Mereka harus menjadikan berdoa yang khusyu bagi anak-anak mereka sebagai tugas khusus. Karena doa-doa orang tua untuk anak-anaknya dikabulkan khusus oleh Tuhan.” [2]
Alkisah, ada sebuah keluarga dengan empat orang anak. Satu per satu anak-anak mereka diterima di perguruan tinggi ternama, padahal keadaan perekonomian mereka bukan termasuk orang yang berpenghasilan besar. Keinginan orang tua mereka menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi hanya semata-mata agar anak-anaknya memiliki wawasan yang lebih luas agar tidak seperti mereka. Pernah satu kali ketika anak yang ketiga diterima di perguruan tinggi, mereka tidak memiliki uang untuk registrasi. Akhirnya malam-malam pergi ke temannya dengan membawa seekor burung untuk dijual. Istri temannya langsung berkata kalau dia merasa senang karena anaknya diterima, lalu menanyakan berapa uang yang diperlukan. Dia langsung memberikan sejumlah uang yang dilebihkan dari jumlah yang ditawarkan sebagai tanda turut bahagia atas keberhasilan anaknya.
Ternyata keberhasilan anak-anak secara duniawi sudah memberikan kebahagiaan. Sayangnya, sebagian besar orang tua hanya berfokus pada keberhasilan dunia. Padahal, kebahagiaan akhirat jauh lebih membahagiakan. Karena kebahagiaan akhirat akan berdampak di dunia juga. Sebagaimana yang disabdakan oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba., Khalifatul Masih V Jemaat Ahmadiyah, “Amal saleh anak-anak akan menjadi sumber terangkatnya derajat orang tua. ”
Referensi:
[1] QS. Adz-Dzariyyat 51: 57
[2] Malfuzaat, Vol. II, hal.4
Visits: 68