Tindakan sebagai Jalan Tercapainya Keinginan

Sudah menjadi fitrat alami setiap insan memiliki keinginan untuk mengubah kehidupan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Baik dari sisi finansial, tingkat pendidikan, jabatan, kesehatan maupun kerohanian. Semua orang pasti berharap dapat meraih kehidupan yang lebih mapan, kesehatan yang prima, hingga impian mulia agar tetap bisa istiqamah dalam menjalankan nilai-nilai luhur ajaran agama yang dianutnya.

Untuk mencapai hal itu, satu pertanyaan besar harus dijawab. Dapatkah manusia mencapai perubahan untuk meraih impian tanpa diiringi tindakan dan upaya maksimal demi keinginan yang ingin ia capai?

Islam dengan kesempurnaan ajarannya menyajikan sebuah perumpamaan yang indah. Karunia Ilahi diibaratkan seperti cahaya matahari yang begitu terang. Semua manusia mengetahui cahaya itu mampu menerangi setiap bagian rumahnya yang gelap gulita. Bahkan setiap orang pasti sangat berharap cahaya itu dapat menembus masuk ke dalam rumahnya. Namun, jika ia tidak bergegas membuka pintu dan jendela sebagai jalan untuk masuknya cahaya, maka bagaimana mungkin cahaya itu dapat menerangi rumahnya? Dapat dipastikan rumahnya akan tetap temaram, jauh dari sinar Karunia Tuhan. 

Demikian pula impian dan keinginan, tidak akan mungkin pernah terwujud tanpa sebuah tindakan untuk meraihnya. Kita sudah sering kali mendengar dan membaca petunjuk yang telah Allah Ta’ala Firmankan dalam QS Ar-Ra’d, surah ke 13 ayat ke 11. Allah Ta’ala memberikan ketentuan yang jelas bagi manusia untuk mencapai sebuah perubahan melalui ayat tersebut.

Sebagai satu gambaran sederhana, sebagian besar penduduk dunia menyadari akan dampak buruk Global Warming bagi masa depan bumi dan anak keturunannya. Saat ini tidak sedikit orang menggaungkan kalimat ‘Save The Earth’ demi sebuah impian besar menyelamatkan bumi dari dampak buruk Pemanasan Global. Namun, akankah hal ini bisa terwujud, jika di lain sisi masih saja banyak manusia yang tidak mau peduli, menggunakan energi tak terbarukan secara berlebihan, membeli segala jenis barang bukan karena kebutuhan yang memang perlu, namun hanya karena merasa mampu, tanpa memikirkan dampak buruknya bagi alam dan lingkungan?

Kenyataan yang lebih menyedihkan adalah alih-alih berupaya menjalankan gerakan cinta bumi sebagai sebuah tindakan nyata, bahkan kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan pun masih tak bisa ditinggalkan. 

Sesuai data dari World Economic Forum dan Jurnal Plastic Waste  Input From Land Into Ocean, saat ini terdapat 150 juta ton plastik di perairan yang jumlahnya akan terus bertambah 8 ton lagi setiap tahunnya. Dan sangat disayangkan Indonesia termasuk peringkat kedua sebagai negara penyumbang sampah plastik terbanyak ke lautan dunia. Jika kenyataan seperti ini terus menerus terjadi tanpa ada kesadaran untuk berusaha mengubahnya, maka impian dan keinginan  menyelamatkan bumi hanya akan menjadi sebuah mimpi.

Manusia adalah makhluk yang dianugerahi kesempurnaan akal oleh Tuhan. Sejatinya setiap orang harus berfikir dan berusaha sekuat tenaga dengan kemampuan yang ia miliki agar dapat merubah diri dan dunianya menjadi lebih baik, hingga akhirnya berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. Karena sejatinya, “Mengetahui saja tidak cukup, kita harus menerapkan. Keinginan saja tidak cukup, kita harus melakukan,” demikian satu pesan berharga dari Johann Wolfgang von Goethe.

Perubahan adalah hukum kehidupan yang memerlukan langkah pasti untuk mencapai sebuah keinginan, dimana setiap orang harus benar-benar siap melakukannya. Impian dan keinginan hanya bisa terlaksana jika setiap orang mau berusaha melakukan satu tindakan nyata demi mencapai impiannya, tentu tetap dengan izin dan ridha dari Sang Maha Pencipta.

 

Visits: 85

Aisyah Begum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *