BISAKAH BERIBADAH KETIKA HAID?

“Mumpung lagi haid, nanti aja ah bangunnya. Kan nggak perlu sholat subuh.” Ayo siapa yang pernah punya pikiran seperti ini?

Kaum perempuan memang diciptakan spesial. Kita diberikan satu anugerah khusus untuk “libur” beribadah oleh Allah Ta’ala. Tapi, apakah memang “datang bulan” membuat kita tak beribadah sama sekali?

Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman yang baru saja dialami.

Dua bulan terakhir ini saya mengikuti kegiatan membaca buku secara “daring”. Dalam grup tersebut selain membaca, juga ada bedah buku, dan sharing lainnya.

Pada 20 Agustus yang lalu pembicara menyampaikan berbagai amalan yang biasa beliau lakukan, termasuk ketika sedang haid.

Hal ini cukup menggelitik saya, ternyata saat haid pun kita masih bisa berinteraksi secara intim dengan Pang Pencipta. Mau tahu bagaimana caranya?

Baik, saya mulai dari pengertian ibadah terlebih dahulu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut memiliki arti.

1. Perbuatan atau pernyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama.

2. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai dengan perintah agama yang harus dituruti pemeluknya.

3. Upacara yang berhubungan dengan agama.

Dalam agama Islam ada macam-macam bentuk ibadah, diantaranya sholat, puasa, zakat, dzikir, berbakti kepada orang tua, sedekah, mencari ilmu, dan bersilaturahmi. Berdasarkan pengertian dan macam-macam ibadah tadi sedikit ada gambaran ibadah seperti apa yang masih dapat dilakukan oleh mereka yang sedang haid.

“Dan mereka bertanya kepada engkau tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah hal yang memudaratkan, maka jauhilah perempuan-perempuan yang sedang haid, dan janganlah kamu mendekati mereka hingga mereka suci. Dan apabila mereka telah bersuci, maka datangilah mereka sebagaimana Allah telah memerintahkan kepadamu. Sesungguhnya Allah mencintai mereka yang bertobat, dan mencintai mereka yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 223)

Dalam ayat di atas, perintah untuk menjauhi perempuan yang sedang datang bulan, yang dalam hal ini adalah seorang istri, tentu dalam pengertian agar hubungan suami-istri tidak dilakukan dalam masa-masa itu. Tapi mereka harus tetap diperlakukan dengan hormat dan bermartabat.

Jangan sampai ada fikiran, karena perempuan dalam kondisi haid, yang dianggap najis, maka benar-benar dijauhi baik secara fisik maupun batin. Ini merupakan pemikiran yang keliru.

Dalam masa-masa ini memang ada anggapan bahwa perempuan tidak diperbolehkan untuk beribadah. Tapi maknanya harus dipahami bahwa ibadah tak sebatas shalat dan puasa.

Ibadah memiliki cakupan makna yang demikian luas. Hingga memungkinkan kaum perempuan masih bisa melaksanakan aktivitas ibadah, aktivitas sebagai hamba-Nya yang harus terus mereguk mata air rohani tanpa mengenal kata “istirahat”.

Sebab, dalam dunia fisik saja, kita tak pernah mengenal kata istirahat untuk makan dan minum. Tentu, dalam dunia kerohanian, kebutuhan yang sama akan selalu ada.

Berikut inilah macam-macam ibadah yang bisa dilakukan, meski seorang perempuan dalam kondisi datang bulan.

1. Berdoa

“Berdoalah kepada Tuhan-mu dengan merendahkan diri dan suara rendah, sesungguhnya Dia tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi sesudah perbaikan-Nya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S Al-A’Raf: 56-57)

2. Dzikir

” Yaitu orang-orang yang beriman, dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ketahuilah! Hanya dengan mengingat Allah, hati akan memperoleh ketentraman. (Q.s Ar-Ra’d: 29) [5]

Wanita yang sedang haid bisa mengucapkan berbagai kalimah thayyibah seperti tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dan lainnya. Dzikir juga bisa dilakukan untuk memohon pengampunan Allah SWT dengan beristighfar dan bertaubat.

3. Bershalawat

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah untuk nya dan sampaikanlah salam keselamatan kepadanya. (Q.S. Al-Ahzab: 57)

4. Mendengarkan lantunan Al Qur’an

“Dan apabila Al Qur’an dibacakan maka hendaklah kamu menyimaknya dan diamlah agar kamu dikasihi. (Q.S. Al-Araf: 205)

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Aisyah ra. Ia berkata ” Rosulullah Saw meletakkan kepalanya di pangkuanku saat aku sedang haid, dan ia membacakan Al-Qur’an”

5. Bersedekah

“Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyaklah istighfar. Karena aku melihat kaum wanita yang paling banyak menjadi penghuni neraka. (HR. Muslim).

Haid adalah anugrah Tuhan kepada kaum wanita. Bersyukurlah atas nikmat ini dengan tetap menjalankan berbagai ibadah yang diperbolehkan. Haid bukan sarana untuk bermalas-malasan.

Referensi:

1. Wikipedia.org

2. Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Singkat Jemaat Ahmadiyah Indonesia

3. Surga di Bawah Telapak Kakimu, PPLI Indonesia

.

.

.

editor: Muhammad Nurdin

Visits: 79

Dewy Nur Afiyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *