Doa Khalifah Menyentuh Langit

Kebahagiaan menjadi seorang anggota Jemaat semakin hari semakin kuat, Seiring bertambahnya keyakinan dan terhempasnya keraguan. Ini disebabkan rasa bangga memiliki seorang Imam yang penuh kasih sayang, membimbing dalam beribadah pada-Nya dan tak pernah putus mendoakan semua anggota Jemaatnya.

Sering saya mendengar dan membaca dahsyatnya pengabulan doa yang dialami para mubaligh, tokoh Jemaat dan anggota Jemaat lainnya. Dan melalui tulisan ini saya ingin berbagi salah satu kisah pengabulan doa yang saya alami.

Salah seorang sahabat saya semasa kuliah, sebut saja namanya Soleha, seorang ghair Ahmadi, diisolasi di salah satu rumah sakit di Bandung karena positif Covid-19.

Karena memiliki penyakit bawaan yaitu sakit ginjal, keadaannya sangat memprihatinkan. Menurut keterangan keluarga, kadar racun di ginjalnya sangat tinggi, jantungnya membengkak dan paru-parunya pun terganggu. Hingga akhirnya sahabat saya ini koma. Saya yang tidak paham soal medis, hanya bisa membaca keterangan angka-angka dalam hasil laboratorium Soleha yang sangat jauh dari normal.

Keluarganya sudah pasrah. Suaminya memberi kabar pada teman-teman bahwa harapan sangat tipis. Organ-organ penting di tubuh Soleha sudah sangat lemah bekerja.

Di grup whatsapp terpampang foto Soleha yang tidak berdaya dengan serangkaian alat medis terpasang di tubuhnya. Melihatnya, kesedihan langsung menghinggapi, pikiran macam-macam langsung menghantui.

Pada malam harinya, saat saya tak bisa tidur, saya langsung teringat untuk mengirim surat kepada Huzur ketika melihat ponsel. Saya langsung membuka link surat ke Huzur. Secara singkat saya ceritakan tentang sahabat ghair Ahmadi saya ini. Lalu, Memohonkan pada Huzur agar mendoakan kesembuhan sahabat saya. Meminta doa dengan hati yang sangat sedih dan diliputi kecemasan, namun penuh pengharapan.

Besok paginya, saya lihat di grup Whatsapp obrolan teman-teman yang membuat saya tertegun, antara percaya tidak percaya. Soleha siuman. Ya, Soleha siuman. Ia terlihat bisa duduk dan segar tanpa selang oksigen. Sedangkan banyak sekali kasus koma yang berlangsung lama. Dan banyak di antaranya meninggal dunia. Namun mujizat sangat nyata terjadi pada Soleha.

Saya langsung berpikir apakah ada andil dari doa saya pada Huzur atau hanya kebetulan? Saya berpikir, sahabat saya kan ditangani tim medis yang handal. Apa mungkin ini sebuah kebetulan?

Masih diliputi keraguan, saya berkata dalam hati, Ya Allah, jika memang benar bangunnya Soleha dari koma adalah atas bantuan doa Huzur, tolong beri tanda, hingga nanti saya bisa membagikan kisah ini dan dapat menjadi sarana tabligh.

Dan, Allah Ta’ala menjawab doa saya. Malam harinya saya bermimpi bertemu Soleha, sahabat saya itu tersenyum memandang saya dan berkata berkali-kali, “Terima kasih, Maya. Terima kasih Maya.”

Keyakinan langsung memenuhi kalbu saya. Betapa doa Huzur sangat nyata didengar dan dikabulkan Allah Ta’ala. Tidak hanya doa untuk Jemaatnya, namun juga untuk setiap umat manusia di muka bumi ini. Semakin bertambah keyakinan untuk selalu memanjatkan doa untuk sesama.

Seperti yang dikatakan dalam hadits :

Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, ‘Dan bagimu juga kebaikan yang sama.’” (HR. Muslim)

Saya semakin mengerti. Ketika kita tidak bisa melakukan banyak hal untuk menolong sesama, tidak bisa memberi materi dan tidak bisa hadir mendampingi, maka doa adalah hadiah terbaik.

Saat saya menulis ini Soleha sudah pulang ke rumah. Tes Swabnya pun sudah 3 kali menunjukkan hasil negatif. Sayang saya belum bisa berbincang dengan Soleha, karena sahabat saya itu harus melanjutkan isolasi dan non aktif di media sosial karena ingin konsentrasi pada pemulihan.
.
.
.
Penulis: Maya Savira
Editor: Muhammad Nurdin

Visits: 385

Maya Savira

1 thought on “Doa Khalifah Menyentuh Langit

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *