Kehancuran Diri Bermula dari Kebanggaan Diri

Rasulullah Saw bersabda, “Ada tiga hal yang dianggap dapat membinasakan kehidupan manusia, yaitu kekikiran (kebakhilan) yang dipatuhi, hawa nafsu yang diikuti, dan kebanggaan orang terhadap dirinya sendiri.”

Di zaman sekarang ini rasa bangga terhadap diri sendiri telah merasuki banyak orang.  Mereka yang berhasil di berbagai aspek terlalu bangga akan dirinya sendiri: baik itu secara sadar atau tidak sadar, bisa saja hal itu terjadi pada diri saya, anda bahkan kita semua. Kita secara tidak sadar bisa jadi telah bangga terhadap kekayaann yang kita miliki, uang, jabatan dan sebagainya.

Ternyata kebanggaan ini tidak hanya terjadi pada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Tetapi juga melanda banyak orang bahkan tidak sedikit mereka yang menganggap diri sebagai para pelayan Tuhan, terserang juga sindrom ini.

Sebagai manusia seringkali kita lupa bahwa semua yang ada di dunia ini berasal dari Allah Ta’ala.

Saya pernah membaca di dalam Alkitab Perjanjian Lama dituliskan bahwa Nabi Daud diangkat sebagai Nabi untuk kalangan Bani Israil dan beliau meski sebagai raja, sangat sadar dan tidak lupa akan hal ini sehingga beliau pun mengakuinya,  “Ya Tuhan, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada di langit dan di bumi!”  (I Tawarikh 29:11).

Kita menjumpai banyak orang yang setelah berhasil dan terkenal dengan mudahnya berubah hati, yang dahulu begitu baik, rendah hati, ramah, sekarang berubah menjadi kasar dan sombong.

Cara berjalan sudah beda, tidak lagi ramah. Dan dalam berteman pun pilih-pilih. Kalau tidak ‘se-level’ jangan harap bisa dekat. 

Sangat disesalkan, jika fenomena ini pun terjadi di kalangan kaum mukminin, yang mereka mulai merasa berjasa atas sumbangsih dan pengkhidmatannya di jalan agama.

Terkadang kita lupa bahwa apa pun yang kita kerjakan tidak akan berhasil jika Allah Ta’ala tidak turut bekerja di dalamnya.

Kita ini hanyalah hamba Allah yang penuh kekurangan. Apapun jabatan kita, kita hanyalah seorang manusia yang lemah. Tugas kita adalah tetap bertawakal kepada Allah Ta’ala, jangan sampai kita sombong, lupa diri apalagi mencari pujian hormat untuk diri sendiri.

Berhati-hatilah! Sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan, sekalipun sarangmu ditempatkan di antara bintang-bintang, yang tinggi di angkasa semua itu akan hancur jika Allah telah berkehendak .

Jangan membiarkan diri kita hanyut dengan sifat buruk ini. Mohonkanlah perlindungan untuk diri kita dari segala kelemahan kepada Allah Ta’ala serta meminta pengampunan atas segala dosa-dosa kita, baik di masa lalu, masa kini maupun di masa yang akan datang sehingga kelak ketika menghadap ke hadirat-Nya, kita semua akan mendapatkan surga keridhan-Nya.

.

.

.

Penulis: Sriwahyuni

Editor: Muhammad Nurdin

Visits: 616

Sri Wahyuni

1 thought on “Kehancuran Diri Bermula dari Kebanggaan Diri

  1. Sebuah tulisan pengingat diri yang luar biasa.

    Semoga kita semua terpelihara dari sifat-sifat yang dapat menjerumuskan diri kita dalam keburukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *