Memperlakukan Semua Manusia dengan Baik dan Setara

Sudah menjadi hal umum bahwa orang besar itu adalah seseorang yang memiliki kekuasaan, pengaruh, atau kedudukan yang penting dalam suatu lingkungan atau organisasi. Seringkali mereka diperlakukan dengan hormat dan penuh penghargaan.
Lantas. bagaimana seharusnya perlakuan orang besar terhadap orang-orang miskin?

Perlakuan orang besar terhadap orang miskin dapat bervariasi tergantung pada pandangan pribadi dan nilai-nilai mereka. Salah satu contoh kisah yang terkenal adalah kisah Charles Dickens’, Oliver Twist. Dalam novel ini, karakter-karakter kaya dan berkuasa seperti Mr. Bumble, Mrs. Mann, dan Mr. Fang memperlakukan Oliver Twist dan anak-anak yatim lainnya dengan kejam dan meremehkan mereka karena status sosial mereka yang rendah.

Mereka menganggap anak-anak yatim ini sebagai beban dan tidak berharga, sehingga memperlakukan mereka dengan kekerasan dan tidak adil. Kisah ini mencerminkan ketidaksetaraan dan sikap superioritas yang sering terjadi antara orang-orang kaya dan berkuasa dengan orang-orang miskin dalam masyarakat.

Ada lagi kisah lainnya pada zaman Rasulullah saw., yang menceritakan bagaimana orang kaya meremehkan orang miskin. Namun Rasulullah saw. memberikan pelajaran penting tentang kesetaraan dan kebaikan. Pada suatu kesempatan, seorang sahabat bernama Salman Al-Farisi sedang duduk bersama dengan beberapa sahabat lainnya yang terdiri dari orang-orang kaya dan terpandang.

Ketika itu, seorang laki-laki miskin masuk ke dalam pertemuan dan mencari tempat untuk duduk. Karena penampilannya yang sederhana, laki-laki miskin itu tidak disambut oleh orang-orang kaya di pertemuan tersebut. Beberapa di antara mereka bahkan tidak memperhatikan kehadirannya.

Namun, ketika Rasulullah saw. tiba dan melihat situasi tersebut, beliau saw. langsung memanggil laki-laki miskin itu dan menyambutnya dengan penuh keramahan. Rasulullah saw. kemudian mengajak laki-laki miskin itu duduk di samping beliau. Rasulullah saw. juga berbincang dengan laki-laki miskin itu dengan penuh hormat.

Rasulullah saw. mengajarkan kepada para sahabat bahwa setiap orang, baik kaya maupun miskin, harus diperlakukan dengan baik dan setara. Beliau mengingatkan mereka bahwa status duniawi seseorang tidak menentukan martabat atau kedekatan seseorang dengan Allah Swt. Sebaliknya, ketakwaan dan kebaikan hatilah yang menentukan kemuliaan seseorang.

Kisah ini memberikan pelajaran penting tentang menghormati dan memperlakukan semua orang dengan baik, tanpa memandang status sosial atau kekayaan mereka. Rasulullah saw. menunjukkan dengan tindakan beliau bahwa setiap orang memiliki nilai yang sama di sisi Allah Swt. dan kita harus memperlakukan semua orang dengan adil dan penuh kasih.

Kisah di atas sepadan dengan nasihat indah yang disampaikan oleh pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah yang menjelaskan tentang perlakuan orang besar terhadap orang miskin. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menyampaikan, “Sebagian orang menemui orang-orang besar dengan penuh hormat. Akan tetapi orang besar adalah dia yang mendengarkan (memperhatikan) perkataan orang miskin dengan kerendahan hati, membahagiakan hatinya, menghormati perkataannya, tidak mengeluarkan kata-kata sinis yang dapat melukai hatinya.”

Kategori ‘Orang Besar’ dalam Islam bukan dinilai dari besarnya kekayaan dan kekuasaan yang dimiliki seseorang di dunia. Dalam Islam, definisi orang besar dinilai dari kebesaran hati, dan ketinggian iman serta akhlaknya. Salah satunya, terlihat dari cara seseorang memperlakukan semua orang dengan baik dan setara, termasuk orang yang berkekurangan dalam harta.

Rasulullah saw. merupakan orang besar yang termulia di antara umat manusia. Beliau saw. sendiri sebagai orang besar telah mencontohkan perilaku penyayang dan murah hati kepada siapapun, termasuk orang-orang miskin. Beliau saw. adalah perwujudan segala sifat Allah Ta’ala dalam berbuat kebaikan dan menolong sesama tanpa memandang perbedaan.

Visits: 121

Liana S. Syam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *