Meneladani Kepemimpinan Rasulullah saw. yang Adil dan Bijaksana

Kepemimpinan selalu menjadi isu hangat dari masa ke masa. Bagaimana tidak? Seseorang yang telah mendapatkan amanah sebagai pemimpin, baik dalam suatu negara, lembaga, organisasi, keluarga, hingga diri sendiri pun harus memiliki jiwa kepemimpinan yang adil dan bijaksana.

Mengapa seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan yang adil dan bijaksana? Karena, seorang pemimpin mengemban tanggung jawab yang sangat besar dalam mewujudkan suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama serta kepemimpinannya berpengaruh terhadap hajat hidup orang banyak.

Sebagai umat Muslim, siapakah sosok pemimpin yang patut diteladani jiwa kepemimpinannya yang adil dan bijaksana? Beliau adalah Rasulullah saw. Rasulullah saw. adalah seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Tidak hanya dalam urusan agama tetapi juga dalam urusan duniawi.

Salah satu contoh kebijaksanaan dan keadilan yang patut diteladani dari Rasulullah saw. adalah pada saat berakhirnya Pertempuran Badar. Telah diriwayatkan bahwa pada saat itu paman Rasulullah saw. yakni Abbas menjadi tahanan paksa pada Pertempuran Badar. Ia diikat dengan tali yang sangat erat seperti yang dialami oleh tahanan lainnya.

Saking eratnya, ikatan itu sampai membuat paman Rasulullah saw. itu mengerang kesakitan sepanjang malam hingga membuat Rasulullah saw. tidak bisa tidur. Karena merasa kasihan pada Rasulullah saw., para sahabat melonggarkan ikatan pada paman Rasulullah saw.

Namun saat mengetahui hal itu, Rasulullah saw. malah berkata, “Semua tahanan harus diperlakukan sama, termasuk sang paman, Abbas. Tidak ada alasan untuk memberikan keistimewaan kepada keluarga sendiri. Bila tali yang mengikat itu dilonggarkan, maka semua tali para tahanan itu harus dilonggarkan atau sebaliknya tali yang mengikat itu harus diperkuat, maka semua tali pada tahanan itu harus diperkuat juga.”

Karena para sahabat tidak ingin Rasulullah saw. merasa gundah karena pamannya yang menjadi tahanan, maka para sahabat memutuskan untuk menjaga para tahanan lebih keras disebabkan mereka lebih memilih untuk melonggarkan tali yang mengikat itu pada semua tahanan. [1]

Masya Allah! Dari kisah tersebut dapat terlihat begitu bijaksana dan adilnya Rasulullah saw. terhadap para tahanan perang. Meskipun ada anggota keluarganya yang menjadi tahanan perang, Rasulullah saw. tetap memberikan perlakuan yang sama kepada semua tahanan dan memberikan pilihan yang bijaksana kepada para sahabat.

Para sahabat pun dengan bijaksana memilih pilihan yang diberikan oleh Rasulullah saw. dengan tidak membuat Rasulullah saw. gundah lagi. Paman Rasulullah saw. dan tahanan lainnya dilonggarkan ikatan talinya, namun para sahabat memperketat penjagaannya.

Sebagaimana Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra. pun bersabda “Pemerintahan yang didirikan Rasulullah saw. di dunia, dengan perantaraan para pengikut beliau, penuh dengan kebijaksanaan dan keadilan.” Oleh karena itu, sebagai pengikut Rasulullah saw., jadilah pemimpin yang penuh dengan kebijaksanaan dan keadilan.

Referensi:
[1] Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad r.a., Riwayat Rasulullah saw., Neratja Press, Jakarta, hal. 250

Visits: 42

Laesa Nurul Kautsar

1 thought on “Meneladani Kepemimpinan Rasulullah saw. yang Adil dan Bijaksana

  1. Masya Allah, betapa Rasulullah saw. telah memberikan contoh terbaik kepada umat beliau, bahwa ketika kita memegang amanah sebagai seorang pemimpin, tak ada istilah pilih kasih karena saudara, tak ada sistem tebang pilih dalam memberikan hukuman dan menegakkan keadilan.

    Semoga menjadi segores pencerahan untuk semua yang memegang amanah sebagai pemimpin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *