
OBAT MUJARAB DI KALA WABAH BERNAMA SEDEKAH
Pada suatu hari, saat saya, suami dan anak sedang menghabiskan waktu bersama di rumah, tiba-tiba handphone saya berdering. Ada panggilan masuk dari nomer tak dikenal. Terbersit dalam hati, siapa yah? Hingga akhirnya saya menerima panggilan itu.
“Assalamualaikum,” saya memulai pembicaraan.
“Wa’alaikumsalam… Pak Mubalighnya ada?” jawabnya yang sekaligus bertanya.
“Iya ada pak.. Tunggu sebentar,” sahut saya sembari memberi handphone kepada suami.
Terjadi pembicaraan yang cukup panjang. Suami lebih banyak mendengar sambil menimpali sesekali. Hingga akhirnya obrolan berakhir dengan sebuah rasa penasaran dalam diri saya.
Tanpa basa-basi saya langsung bertanya padanya, ada apa?
Suami bercerita bahwa orang tadi adalah salah seorang anggota Jemaat Ahmadiyah cabang Bogor. Kata suami, usaha beliau sedang turun omsetnya. Pikir saya, di tengah merebaknya virus corona ini pasti setiap orang terdampak ekonominya.
Tapi ada satu hal yang membuat saya terkejut. Beliau mengatakan kepada suami bahwa sekarang adalah waktu yang bagus untuk perbanyak sedekah. Tolong bapak data anggota Jemaat dan non-Jemaat yang membutuhkan.
Tiba-tiba bulu kuduk saya jadi merinding. Mata mulai berkaca-kaca. Dada ini serasa sesak. Di situasi seperti ini masih ada orang yang berpikiran bahwa obat mujarab di kala wabah yang tengah mengikis rezeki kita adalah sedekah.
Di saat banyak orang lebih memikirkan dirinya sendiri sendiri, demi keselamatan keluarganya, tiba-tiba muncul orang-orang yang terpanggil untuk menolong.
Suami pun langsung bergerak mendata siapa saja mereka yang tengah membutuhkan bantuan. Beberapa orang diminta juga untuk mendata siapa saja tetangga-tetangganya yang tengah membutuhkan bantuan.
Data sudah terkumpul. Lumayan banyak orang yang perlu dibantu. Suamipun langsung mengirimkan nama-nama tersebut kepada beliau.
Tak berselang lama setelah nama-nama itu didapat. Dikirimkanlah sebuah notifikasi kepada suami. Bahwa telah ditransfer sejumlah uang. Nominalnya tak sedikit. Setara sebuah motor matic baru.
Dan satu hal yang membuat saya harus banyak-banyak bersujud ke Hadirat-Nya adalah beliau berpesan agar tidak memberitahukan kepada siapapun bahwa bantuan tersebut berasal dari beliau. Beliau lebih senang jika bantuan ini diberikan atas nama Jemaat Ahmadiyah.
Saya berfikir, betapa Allah Ta’ala begitu menundukkan hati orang ini. Di tengah-tengah musibah, justru yang difikirkan sebagai obat mujarabnya adalah sekedah. Solusi terbaiknya adalah dengan terus mendekat kepada-Nya dengan perantaraan sedekah.
Sedekah, dimana tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanannya.
Saya yakin, Tuhan selalu mengirim wujud-wujud penolong di kala harapan itu tengah terbenam dalam rasa takut dan khawatir akan musibah.
Maka, wujud mana lagi yang bisa kita gantungkan setiap harapan kita selain Dia?
#AtinYuliani
Visits: 44