OH TUHAN, DIMANA ENGKAU SAAT DUNIA BERDUKA
Wabah covid-19 atau lebih sering dikenal di masyarakat dengan sebutan corona kian hari kian meluas penyebarannya. Berbagai upaya dan berbagai cara ditempuh agar virus ini bisa dihentikan bahkan kini penyebarannya sudah menjadi tamu yang tidak diduga dan tidak disangka-sangka oleh Negara-negara diseluruh dunia.
Apa, siapa, dan mengapa semua harus terjadi? Semua ini adalah misteri sang Ilahi tidak ada yang mengetahui.
Realita yang terjadi saat ini adalah, dunia berduka karenanya dimana angka kematian menjadi momok menakutkan, rasa takut dan gelisah akan tertular virus ini pun menjadi bayang-bayang yang tak bisa disembunyikan dari fikiran setiap orang.
Namun apalah daya manusia, yang harus tetap selalu jalan demi melangsungkan kehidupannya, beras harus dibeli, lauk pauk pun tak luput harus dipenuhi, roda kehidupan harus selalu berputar kendati berjalan di bawah bayang-bayang virus mematikan ini.
“Oh Tuhan dimana Engkau saat ini? Sampai kapan wabah ini ada di bumi-Mu, sudah banyak orang yang meninggal karenanya.” Bisa jadi kebanyakan orang mulai berpikir demikian. Mulai menata ulang keyakinannya terhadap Wujud Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Apakah Allah Ta’ala telah meninggalkan hamba-hamba-Nya? Apakah Allah Ta’ala benar-benar ingin membinasakan hamba-hamba-Nya?” Fikiran-fikiran ini kadang menyerang saat orang tengah gelap mata menyaksikan bahwa tidak ada harapan lagi.
Dalam menghadapi wabah corona ini tentu bukan hanya upaya secara zahir saja yang harus dilakukan. Tentunya harus ada juga upaya tersembunyi atau bqtin [tangan Ghaib] yang dengannya bisa menggetarkan ‘Arsy Ilahi sehingga wabah ini bisa segera berlalu.
Layaknya seorang bayi yang menangis mengharapkan susu dari ibunya sehingga membuat hati sang ibupun tidak tega melihatnya lalu akhirnya menyusuinya, apalagi dengan Allah Ta’ala dengan segala sifat keagungan-Nya yang maha luas bahkan tanpa batas tentunya akan lebih dari itu.
Dengan penuh keyakinan hendaknya sadar nasihat Rasulullah saw memberikan sebuah titik terang bahwa
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR. Bukhari).
Bahkan lebih jelas bagaimana Allah Ta’ala sendiri menasihatkan dalam firman-Nya yang tegas dan sarat dengan keajaiban bahwa:
“Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
Kesabaran menjadi sesuatu yang mahal sekarang. Padahal, salah satu pelajaran saat musibah datang adalah kesabaran itu sendiri. Allah Ta’ala ingin agar setiap kita memiliki kompetensi soal ini.
Kesabaran adalah kunci untuk menarik pertolongan-Nya. Banyak kisah-kisah mereka yang mendapatkan pertolongan khas-Nya dengan bermodalkan keyakinan yang kuat dan doa yang tulus kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Selain itu, saat ini hendaknya keitaatan pun harus ditunjukan dengan semestinya kepada Ulil Amri [para pemimpin Negara] karena itu pun merupakan bagian dari bentuk kesabaran.
Arahan-arahan seputar social distancing dan physical distancing adalah upaya yang ditempuh oleh Pemerintah yang didalamnya terdapat asas manfaat juga maslahat.
Jangan sampai, alih-alih taat kepada Pemerintah, kita justru bersikap sebaliknya dengan mengatasnamakan takut kepada Allah.
“Kita sehat ko, kita kuat ko, tak usah kita takut sama corona takut itu harusnya sama Allah Ta’ala?”
Allah Ta’ala tidak sedang menuntut keberanian kita. Kalau itu yang Dia tuntut, tentu beribadah di Masjid akan mendapat perlindungan khusus dari-Nya. Kenyataannya sebaliknya.
Janganlah kesombongan dan keangkuhan kita malah mendatangkan kerugian bagi banyak orang, hanya karena hal itu tidak sejalan dengan nasihat Rasulullah Saw.
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya ”
Saat ini. Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain itu jauh lebih baik daripada menjadi orang yang membuat orang lain susah karenanya. Bahkan seandainya segenap kebaikan yang diarahkan untuk kepentingan bersama dan untuk kemaslahatan umat, maka hal itu yang mesti dikedepankan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
“Jika kamu berbuat baik kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri”. (QS. Al-Isra :8)
Jika semua ini menjadi perhatian kita bersama, saya yakin, wabah ini akan berlalu dengan sebuah kemenangan besar. Yakni, kita menjadi seorang hamba yang berhasil memetik manfaat dari datangnya wabah.
Visits: 50