Perilaku Islami Memerangi Intoleransi
Kasus intoleransi berbasis kekerasan kembali terjadi di negara kita. Masih beredar di media sosial, video yang memperlihatkan 15 mahasiswa Katolik yang sedang menggelar Doa Rosario dibubarkan paksa oleh massa yang terprovokasi.
Di lain tempat, sebuah rumah yang dijadikan tempat beribadah umat Nasrani juga digeruduk puluhan orang. Si pemilik rumah dipaksa membacakan janji bahwa rumahnya tidak akan dijadikan tempat peribadatan lagi.
Segelintir orang yang mengaku beragama Islam merasa berhak menghakimi para penganut agama lain. Mereka berdalih bahwa ketenangan lingkungannya terganggu dan berisik. Mereka hanya mengizinkan umat Islam saja yang beribadah di daerahnya. Tentu saja mereka telah mencoreng agama Islam. Perilaku mereka tidak mencerminkan ajaran Islam yang sesungguhnya.
Di negara ini penganut agama Islam memang mendominasi karena jumlah terbesarnya. Melansir dari data World Population Review, Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak pertama di dunia. Total ada sekitar 243 juta penduduk di Indonesia yang memeluk agama Islam. [1]
Namun, hal tersebut bukan berarti menempatkan umat Muslim menjadi penguasa di negeri ini. Sayang sekali ada orang-orang yang merasa dirinya paling benar dan meremehkan penganut agama lainnya. Mereka merasa kuat karena berada dalam komunitas terbesar. Perasaan ini lazim disebut logika mayoritarianisme. Perasaan ini muncul dari alam bawah sadar bahwa posisinya dominan sehingga merasa memiliki keleluasaan dalam bertindak. Mayoritarianisme sering juga disebut sebagai aturan mayoritas. [2]
Sesungguhnya tidak ada hak kaum mayoritas menindas kaum minoritas. Islam adalah agama yang mencintai perdamaian. Sumber hukum dan ajaran Islam berasal dari Al-Qur’an, di mana di dalamnya mengabadikan nilai-nilai universal manusia dan hak asasi. Setiap individu berhak hidup merdeka dan berhak diperlakukan adil.
Setiap Muslim mengakui bahwa Islam adalah agama yang paling benar. Namun, setiap Muslim wajib menghormati penganut agama lain, dan juga wajib menghormati saat penganut agama lain tengah melaksanakan ibadahnya. Hal ini juga senantiasa dicontohkan oleh Rasulullah saw. Bahkan Rasulullah saw. pernah mengizinkan penganut Kristen untuk beribadah pada sebuah masjid di Madinah.
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi toleransi. Setiap muslim akan menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh sesuai ajaran Al-Qur’an dan teladan Yang Mulia Rasulullah saw., akan tetapi seorang Muslim tidak akan memaksa orang lain untuk beriman. Seorang muslim sejati akan menyampaikan kebenaran, tapi tidak akan memaksa orang lain untuk menerima kebenaran itu.
Dalam surat Yunus ayat 100 juga dikatakan, “Dan sekiranya Tuhan engkau memaksakan kehendak-Nya, niscaya semua orang yang ada di bumi akan beriman semuanya. Apakah engkau akan memaksa manusia hingga menjadi orang-orang beriman?”
Tak seorang pun dapat beriman kecuali dengan izin Allah. Islam tidak mengizinkan mempergunakan kekerasan dalam menyebarkan ajarannya. Hidayah untuk seseorang adalah karunia dari Allah Ta’ala.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. dalam pidato peresmian Masjid Masroor di South Virginia, USA, menyampaikan, “Oleh karena itu, ajaran Islam itu menyatukan umat manusia dan menumbuhkan semangat saling cinta dan menghormati semua orang, tanpa memandang latar belakang ras, agama atau sosial. Islam adalah agama yang meruntuhkan pembatas-pembatas dan mendorong dialog yang damai dan toleran. Jadi tidak dapat terbayangkan seorang Muslim sejati akan menganiaya atau menentang agama lain atau pengikutnya. Dimana pun dan kapan pun, Islam tidak akan pernah mempromosikan ekstremisme atau mendorong kekerasan dalam bentuk apapun.” [3]
Beribadah adalah hak dasar setiap manusia. Setiap orang berhak memeluk agama yang diyakininya. Tugas seorang Muslim adalah menjalankan Hablum Minallah dan Hablum Minannas. Menjaga hubungan baik dengan Allah Ta’ala dan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia akan meninggikan derajat setiap Muslim dan menciptakan perdamaian.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/research/20240616115343-128-546983/daftar-negara-berpenduduk-muslim-terbesar-di-dunia-ri-urutan-pertama
[2] https://nasional.kompas.com/read/2020/01/28/17281011/mayoritarianisme-jadi-hambatan-kemerdekaan-beragama-dan-berkeyakinan?page=all
[3] https://ahmadiyah.id/toleransi-beragama-dan-kebebasan-dalam-islam.html?amp
Visits: 38