PESAN CINTA DAN PENGORBANAN DALAM PUASA

Tidak terasa hari ini kita berada di penghujung 10 hari pertama bulan Ramadhan. Dan esok kita akan memasuki 10 hari pertengahan bulan Ramadhan yang dipenuhi dengan ampunan. Namun mari kita kembali sejenak merenungi makna perintah puasa yang telah Allah Ta’ala tuangkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 184. Apakah ibadah puasa yang kita jalankan telah bernilai ibadah dalam pandangan-Nya atau malah hanya sekedar penderitaan yang dalam menahan rasa haus dan lapar?

Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa pada hakikatnya setiap agama mempunyai puasanya masing-masing. Bentuk dan tekanannya berbeda dalam tiap agama. Dan Islam mempunyai corak rohani yang mendalam.

Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra. dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Islam telah memperkenalkan orientasi dan arti rohani baru dalam peraturan puasa ini. Menurut Islam, puasa merupakan lambang pengorbanan yang sempurna. Orang yang berpuasa bukan hanya menjauhi makan-minum, yang merupakan sarana hidup yang utama, dan tanpa itu orang tak dapat hidup, tetapi juga menjauhi istrinya sendiri, yang merupakan sarana untuk mendapat keturunan. Jadi, orang yang berpuasa membuktikan kesediaannya yang sungguh-sungguh untuk mengorbankan segala-galanya untuk kepentingan Tuhan dan Khalik-nya, kapanpun diperlukan.

Dari sini tergambar dengan sangat jelas bahwa nilai dan tujuan puasa Ramadhan jauh lebih tinggi dari sekedar menahan rasa haus dan lapar. Tapi ada pesan “Pengorbanan” yang tujuan dari pengorbanan tersebut adalah Ridha Ilahi. Dalam tempat lain, Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad menjelaskan kembali:

“Tujuan puasa tidak membuat seseorang mati kelaparan atau kehausan. Seandainya surga dapat diraih dengan mati kelaparan, maka saya menganggap bahwa orang-orang yang paling kafir dan munafik juga siap untuk melakukannya, karena mati kelaparan dan kehausan bukanlah perkara yang sulit. Pada hakikatnya, perkara yang sulit adalah perubahan akhlak dan rohani.” (Al-Fazl, 30 Maret 1926, halaman 5-6)

Bukan hanya sekedar meninggalkan hal-hal yang diharamkan. Bahkan makan, minum, hingga hubungan suami istri yang halal dan merupakan hak seorang hamba pun dengan rela ia tinggalkan pada waktu yang telah ditetapkan selama berada di bulan suci yang penuh kemuliaan ini, hanya demi meraih keridhaan Allah Ta’ala

Jika dianalogikan seperti seorang pecinta yang hadir dengan rasa cinta yang luar biasa di singgasana orang yang dicintainya, maka ia akan membuktikan besarnya rasa cinta itu dengan benar-benar menjaga diri dari hal-hal buruk yang tidak disukai oleh orang yang dia cinta.

Dia tak mau jalan-jalan cintanya harus dinodai dengan keburukan yang membuat kekasihnya terluka, sedih juga kecewa. Ia sekuat tenaga berusaha agar takkan pernah mengecewakan sang kekasih.

Maka demikian pulalah sejatinya gambaran pembuktian iman seseorang kepada Tuhannya dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Ia akan benar-benar menjaga segala kualitas ibadahnya, menjaga ucapannya dan segala tindakan-tindakan buruk yang dapat mengikis padangan cinta Sang Khalik kepada dirinya.

Sehingga nilai puasa itu tidak menjadi sia-sia karena tidak memahami hakikat dan tujuan ibadah puasa yang sebenarnya. Seperti yang digambarkan Rasulullah Saw pada kebanyakan manusia, dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda :

“Berapa banyak orang yang puasa, bagian (yang dipetik) dari puasanya hanyalah lapar dan haus (semata).” (HR. Ibnu Majah 1/539, Darimi 2/211, Ahmad 2/441,373, Baihaqi 4/270 dari jalan Said Al-Maqbari dari Abu Hurairah)

Begitu juga dalam hadits yang lain dijelaskan:

“Puasa bukanlah dari makan, minum (semata), tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji. Jika ada orang yang mencelamu, katakanlah : Aku sedang puasa, aku sedang puasa.” (Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah 1996, Al-Hakim 1/430-431)

Semoga Allah Ta’ala memberikan kita karunia kasih sayang dan ampunan-Nya, serta membebasan jiwa kita dari kekotoran karat-karat dosa setelah melewati Ramadhan tahun ini.

.

.

editor: Muhammad Nurdin

Visits: 527

Aisyah Begum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *