Setiap Kebaikan Adalah Sedekah
Hadhrat Abu Bakar ash-Shiddiq ra. dan Hadhrat Umar bin Khattab ra. adalah dua sahabat Rasulullah saw. yang dikenal sangat gemar berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Keduanya selalu berusaha saling mendahului dalam amal saleh, dengan niat meraih keridhaan Allah Ta’ala. Namun, ada satu kejadian yang begitu mengesankan tentang persaingan mereka dalam kebaikan.
Pada suatu pagi, setelah selesai salat Subuh, Umar memperhatikan Abu Bakar yang pergi ke pinggiran kota Madinah. Rasa ingin tahu menggelayut di hati Umar. Ia bertanya-tanya, apa yang dilakukan oleh Abu Bakar di tempat itu setiap pagi? Umar memutuskan untuk mengawasi sahabatnya secara diam-diam.
Abu Bakar tampak memasuki sebuah gubuk kecil yang sederhana dan tinggal di dalamnya selama beberapa waktu. Setelah itu, ia pergi tanpa berbicara kepada siapa pun. Kejadian ini berlangsung beberapa hari, dan Umar masih belum mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan Abu Bakar di dalam gubuk itu.
Karena penasaran, pada suatu pagi, setelah Abu Bakar meninggalkan gubuk tersebut, Umar memutuskan untuk masuk ke dalamnya. Ia mendapati seorang nenek tua yang buta dan terbaring lemah. Gubuk itu kosong, tidak ada perabot mewah atau makanan yang melimpah, hanya kesederhanaan.
Umar mendekati nenek itu dan bertanya, “Apa yang dilakukan oleh lelaki yang tadi datang ke sini?” Sang nenek, tanpa tahu bahwa yang bertanya adalah Umar bin Khattab, menjawab, “Demi Allah, setiap pagi dia datang ke sini. Dia membersihkan rumahku, menyapu lantai, menyiapkan makanan untukku, lalu pergi begitu saja tanpa berkata apa-apa.”
Mendengar jawaban itu, mata Umar mulai basah. Ia tersentuh oleh ketulusan sahabatnya. Abu Bakar, seorang khalifah yang memimpin umat Islam, masih meluangkan waktu setiap pagi untuk membantu seorang nenek tua yang tidak dikenal, tanpa berharap pujian dari siapapun.
Umar keluar dari gubuk itu dengan hati yang tergetar. Ia menangis, menyadari bahwa sekalipun ia berusaha menyaingi Abu Bakar dalam kebaikan, sahabatnya itu selalu berada selangkah lebih maju. Umar berkata kepada dirinya sendiri, “Engkau telah mengalahkanku, wahai Abu Bakar. Engkau telah mengalahkanku dalam hal kebaikan.” [1]
Kisah ini mengajarkan kita tentang kebaikan tanpa pamrih. Hadhrat Abu Bakar ra. melakukan amal baik dengan penuh keikhlasan, tanpa mengharapkan penghargaan atau pujian.
Hadhrat Rasulullah saw. bersabda, “Setiap perbuatan baik adalah sedekah.” [2] Sabda ini mengandung makna mendalam bahwa setiap tindakan positif, meskipun terlihat kecil, memiliki nilai kebaikan yang besar di sisi Allah Ta’ala. Sedekah tidak selalu berbentuk materi, tetapi bisa berupa senyuman, membantu sesama, atau memberikan nasihat yang baik.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” [3] Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan kebaikan sekecil apapun. Bahkan perbuatan baik yang tampak remeh sekalipun, seperti memindahkan duri dari jalan, dihitung sebagai sedekah dan mendapat pahala di sisi-Nya.
Perbuatan baik tidak terikat pada kemampuan finansial. Setiap orang dapat berbuat baik sesuai kapasitasnya, baik dengan tenaga, pikiran, maupun doa. Keikhlasan dalam berbuat baik adalah kunci agar kebaikan itu mendatangkan berkah dan pahala dari Allah.
Kebaikan kecil yang dilakukan secara konsisten dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan perbuatan baik sekecil apapun. Kebaikan kecil adalah bentuk sedekah yang dapat mempererat hubungan antar sesama dan mendekatkan kita kepada Allah. Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan. Aamiin.
Referensi:
[1] https://www.bwi.go.id/7958/2022/04/20/kisah-kebaikan-abu-bakar-kepada-nenek-tua/
[2] HR. Bukhari dan Muslim
[3] QS. Az-Zalzalah 99: 8
Visits: 71