Ujian Sebagai Bukti Cinta Allah bagi Orang yang Sabar

Ujian dan kesabaran adalah dua hal yang akan selalu berjalan beriringan. Seperti layaknya rumus Fisika, tekanan berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan luas permukaan sebuah benda. Maka, jika kita analogikan ujian sebagai tekanan dan gaya adalah kesabaran, maka semakin besar suatu ujian, semakin besar pulalah kesabaran yang harus ditampilkan. 

Di sisi lain, hati yang lapang dan pikiran yang luas akan mampu memperkecil tekanan dari ujian  yang kita hadapi. Kelapangan hati menerima segala ketentuan Allah akan  membawa kita untuk bisa berpikir luas untuk menata setiap langkah yang dapat kita tempuh untuk menghadapi ujian itu, sehingga ujian akan memberikan banyak hikmah dan pelajaran berharga dalam hidup kita. 

Ujian bisa datang kapan pun dimana pun tanpa harus menunggu tanggal dan waktu. Ujian Allah berikan dalam beragam sisi kehidupan baik dari harta, pekerjaan, keluarga, anak keturunan, bahkan hingga pasangan hidup. 

Pada suatu peristiwa seorang wanita yang ta’at dalam beribadah menemui seorang ulama dan menyampaikan suatu pertanyaan. “Tuan, sejak menikah saya mendapati suami saya sering bermaksiat, malas beribadah, berlaku kasar dan seringkali lalai akan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.” 

“Sebagai istri saya terus berupaya mengkhidmatinya siang malam. Saya pun tak pernah putus berdoa untuknya, semoga Allah memberikan Hidayah-Nya agar suami saya berubah menjadi lebih baik. Namun sampai saat ini saya belum melihat tanda-tanda perubahan itu, Tuan. Mengapa Allah memberi ujian seberat ini, apakah ada yang salah pada diri saya?”

Dengan senyum penuh kebijaksanaan, sang ulama berujar, “Ibu, angin yang menerpa daun di pucuk pohon yang tinggi tidak sama kencangnya dengan angin yang menerpa rerumputan. Allah tidak memberikan ujian itu pada wanita lain, karena Allah Maha Tahu bahwa Ibu adalah salah satu wanita hebat yang mampu menghadapi ujian ini.” 

“Terus doakan suami Ibu, tetaplah berbuat baik padanya. Itu akan menjadi ladang pahala bagi ibu. Allah memberi ujian karena Allah ingin Ibu selalu dekat dengan-Nya. Bersimpuh di hadapan-Nya dengan penuh kesabaran, agar cinta Allah terus mengalir kepada Ibu. Jika telah sampai pada waktunya, Allah akan memberikan balasan atas kesabaran yang Ibu amalkan. Insya Allah.”

Wanita itu tertegun, hatinya terasa hangat dan semangatnya kembali muncul, karena sejatinya Allah tak akan pernah menguji seseorang di luar batas kemampuannya. Ujian besar yang Allah berikan, tujuannya tidak lain adalah untuk melatih kesabaran dan keimanan yang kita miliki, sebagai tanda cinta-Nya pada hamba pilihan-Nya. Sebagaimana Allah berfirman, “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Al Imran [3] : 147) 

Pada ayat selanjutnya Allah mengajarkan kita untuk bersimpuh di hadapan-Nya seraya berdoa: 

وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Tidak lain ucapan mereka kecuali doa, “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami, tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang ingkar.”(QS. Āli ‘Imrān [3]: 148) 

Sebesar apa pun ujian yang kita hadapi, akan terasa lebih ringan untuk dilalui bila kita mampu melapangkan hati, meluaskan pikiran, dan menjalaninya dengan penuh kesabaran. Setiap ujian Allah hadirkan semata-mata untuk menempa keimanan dan membuka aliran cinta-Nya pada hamba-Nya. Karena segala ketentuan yang kita jalani dalam hidup adalah yang terbaik menurut Allah. 

Yakinlah, ketika kita mengeluh, “Ya, Allah. Why me?” Maka Allah menjawab, “Why not?” Karena Allah Maha Tahu bahwa kita mampu melewati ujian itu, sesuai dengan kadar iman yang kita miliki, sejalan dengan ketetapan dan ketentuan terbaik dari-Nya.

Visits: 467

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *