Waktu Sebagai Investasi di Masa Depan

“Lima tahun lalu aku bekerja sebagai satpam, sekarang aku memiliki usaha mainan anak-anak. Produkku diekspor ke luar negeri.” 

Seorang satpam meraih kesuksesan menjadi pengusaha mainan anak-anak. Selama menjadi satpam dua tahun terakhir, dia berhasil memanfaatkan waktunya dengan efektif. Di sela-sela waktu luangnya, sambil tugas malam, ketika istirahat dari berkeliling, ia membuat mainan untuk anaknya yang masih kecil. 

Dia membuat banyak sekali mainan anak-anak. Sampai suatu saat ada tamu dari luar negeri berkunjung ke kantor tempat dia bekerja. Tamu itu melihat mainan dan sangat tertarik. Dia memberinya hadiah mainan sebagai oleh-oleh dari Indonesia.

Singkat cerita, beberapa bulan kemudian, tamu tersebut datang lagi, memintanya membuat beberapa mainan yang sama, karena anaknya dan anak-anak tetangganya juga menyukainya. Seminggu kemudian, tamu tersebut sengaja datang lagi dan menyuruh satpam itu membuat lebih banyak lagi mainan untuk dijual di negara asalnya. 

Sejak saat itu, menurutnya, adalah waktu yang tepat untuk berhenti bekerja sebagai satpam dan memulai bisnis. Dia tekun membuat mainan. Ternyata pesanannya terus bertambah, dari semula ratusan mainan menjadi ribuan mainan dan sekarang rutin mengambil beberapa ribu mainan perbulan. 

Bisnisnya berjalan dengan lancar, keuangan keluarga berubah drastis. Dari kekurangan menjadi  berkecukupan. Dia bersyukur dengan pencapaiannya, tetapi tidak puas begitu saja. Setiap hari dia terus berpikir untuk berusaha memanfaatkan waktunya untuk menambah ilmu pengetahuan dalam mengembangkan bisnisnya dengan cara mengikuti berbagai pelatihan.

Bagaimana dengan teman-temannya yang masih bekerja sebagai satpam? Coba bayangkan apa yang mereka lakukan ketika sudah berkeliling? Ternyata yang mereka lakukan sama seperti lima tahun silam. Mereka sedang bermain catur, menghabiskan waktu luangnya dan tidak melakukan apa-apa. 

Seandainya mereka seorang pemain catur profesional, bermain catur berarti memanfaatkan waktunya untuk berlatih. Tetapi posisi mereka sekarang hanyalah sebagai satpam. Mereka mendapatkan kepuasan, namun tidak membangun apa-apa. 

Sebuah kisah inspiratif di atas yang diadopsi dari buku “Rahasia Sang Waktu” karya Awie Wang. Kisah tersebut menjelaskan tentang memanfaatkan waktu dengan efektif sebagai sumber daya bagi kehidupan di masa depan.

Waktu yang kita miliki adalah anugerah yang diberikan Allah SWT secara gratis tanpa biaya apapun. Seperti yang diungkapkan oleh Steve Jobs: “Hal favorit saya dalam hidup ini adalah tidak memerlukan biaya apapun. Ini benar-benar jelas bahwa sumber daya yang paling berharga yang kita semua miliki adalah waktu.” 

Jobs lebih suka menghabiskan waktunya untuk belajar mekanik secara otodidak. Dia bekerja dari jam tujuh pagi hingga sembilan malam di Apple di tahun 1996, saat dia juga masih bekerja di Pixar. Bekerja tanpa rasa lelah sehingga orang menaruh rasa hormat atas kerja kerasnya, hingga meraih kesuksesan.

Semua orang memiliki waktu yang sama yakni 24 jam sehari, tidak lebih dan tidak kurang. Perbedaannya ada yang bisa memanfaatkan waktunya dengan baik sebagai sumber daya, dan ada juga yang menghabiskan waktu hanya sekedar mendapatkan kesenangan dan kepuasan belaka.

Lantas bagaimana dengan kita? Apakah masih bertopang dagu atau uncang-uncang kaki saja sambil scroll membaca status/chat atau membaca berita yang belum tentu kebenarannya di media sosial? Tanpa disadari, detik demi detik sampai jam demi jam telah terlewati dan waktu terus berlalu, tanpa berbuat apa pun.

Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an, “Betapa rugi manusia yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik. Kecuali bagi orang yang beriman, beramal kebajikan, dan yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS Al-`Asr [103]: 1-3).

Hanya orang-orang yang diberikan karunialah yang mengetahui betapa pentingnya dan betapa berharganya waktu. Karena mereka paham bahwa sejatinya waktu digunakan dan dihabiskan sebagai persiapan untuk menjalani perjalanan abadi.

Kita patut bersyukur, Allah SWT masih memberikan waktu dan kesempatan bagi kita hingga saat ini, walau waktu yang telah dilalui disia-siakan oleh kita. Namun waktu sudah tidak bisa terulang kembali. Manfaatkan sisa waktu yang kita miliki dengan baik sekarang juga. Tidak ada batasan umur dan tidak perlu menunggu pintar untuk memulainya, sebelum Allah SWT menghentikan waktu dan kesempatan hidup pun berakhir.

Semoga kita dapat memanfaatkan waktu dengan kegiatan bernilai di dalam mengkhidmati keluarga, masyarakat maupun di dalam kehidupan lainnya. Berusaha memperkaya diri dengan terus belajar, meningkatkan ibadah dan perbanyak amal baik. Demi terciptanya sesuatu yang berharga di kemudian hari dan sebagai investasi di kehidupan kekal nanti.

 

Visits: 132

Liana S. Syam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *