DUKHAN DAN JUALAN ISU AGAMA (KIAMAT) YANG LAKU KERAS

Isu soal dukhan yang berujung pada kiamat sempat menggegerkan banyak orang. Bersumber dari sebuah hadits bahwa kiamat akan terjadi pada 15 Ramadhan. Menjelang hari H, muncul sebuah berita bahwa steroid akan menabrak bumi. Tambah cemaslah orang.

Dan yang paling bahaya dari semua itu adalah pendapat mereka yang dianggap mengetahui tabir ghaib seputar dukhan dan kiamat. Sebab, umat takkan lagi menggunakan nalar dan akal sehatnya untuk menyaring. Yang ada hanyalah sikap fanatik, yang diliputi rasa takut.

Seorang ustadz memberikan ceramah tentang dukhan dan kiamat. Videonya viral dan mendapat respon serius dari mereka yang menonton.

Mereka yang kemakan ceramahnya ramai-ramai stok makanan. Katanya, untuk periapan dukhan. Bahkan sampai buat tenda pengungsian.

Yang lebih miris lagi, seorang netizen bercerita tentang tantenya yang kemakan ceramah soal dukhan. Ia jual rumah gedongnya seharta 1 miliar. Setelah itu beli makanan sampai kamar penuh makanan. Beli minyak tanah, korek api, sampai nyetok kayu bakar.

Tak hanya itu, ada lagi yang membuang geleng-geleng kepala. Ia juga bikin sumur, nyetok air banyak banget. Dan setelah tahu haditsnya palsu, juga tidak ada dukhan apalagi kiamat, nangislah ia menyesali keputusan bodohnya itu.

Kita lihat bagaimana masyarakat kita yang terkenal religius ini mudah sekali dibohongi dengan atas nama agama. Banyak yang tak berani menggunakan nalarnya untuk sekedar mengonfirmasi, kira-kira ini masuk akal atau tidak?

Hal ini tentu berbanding terbalik dengan ekspresi keagamaan yang kita tunjukkan. Sehingga kita berkesimpulan, makin religius suatu golongan, makin tak masuk akal mereka dalam memaknai suatu fenomena.

Jangankan untuk tema yang berat seputar “Kiamat”, ketika ramai dibicarakan soal air kencing onta yang dapat dijadikan obat dan stamina, masih banyak mereka yang menganggapnya benar. Dan tak ragu lagi saat disodori sebotol air kencing unta, lalu diseruputnya sambil membaca basmalah berharap sejumlah pahala dan khasiat.

Padahal, air kencing dari makhluk manapun merupakan air buangan yang membawa unsur-unsur berbahaya bagi tubuh. Itulah mengapa dikeluarkan. Mereka yang akal sehatnya masih berfungsi tentu sangat mudah memahami perkara ini.

Fenomena dukhan yang terjadi dulu ketika Surah Ad-Dukhan diturunkan oleh Allah Ta’ala mempunyai sebuah hikmah yang amat agung. Bukan sekedar menakut-nakuti umat dengan sebuah kengerian yang melebihi covid-19.

Kisah tentang dukhan di era Rasul saw merupakan bala bencana yang Allah turunkan sebagai azab atas pengingkaran dan perlakuan kejam kaum kuffar Mekkah kepada umat Islam awalin.

Hingga Rasul saw berdoa untuk berakhirnya bala bencana itu. Namun, sangat disayangkan, kaum kuffar Mekkah tak mau mengambil manfaat dari kejadian itu. Hingga mereka terus berada dalam pengingkaran.

Tujuan agung Allah menurunkan dukhan pada saat itu agar supaya kaum kuffar mengambil manfaat yang membuat mereka beriman dan memperbaiki diri. Meninggalkan kezaliman yang mereka lakukan kepada kaum muslimin yang amat lemah itu.

Sebenarnya, sekecil apapun kemalangan yang dirasakan oleh seorang manusia, ia membawa sebuah pesan untuknya. Minimal, Tuhan tengah nyentil kita, dan secara persuasif mengajak kita untuk banyak-banyak evaluasi diri. Lalu, kembali kepada-Nya.

Ingat, Tuhan tidak memulai tegurannya dengan azab. Kalau kita merasa tak pernah mendurhakai-Nya, tak pernah menggantungkan diri dari selain-Nya, senantiasa berusaha mengamalkan perintahnya, juga menjauhi larangannya. Cuma, sesekali tergelincir kepleset akibat kelemahan-kelemahan kita. Tenang saja. Paling dukhan yang terjadi, asap dapur kita terganggu sedikit.

Agama datang bukan untuk menakuti-nakuti umat. Agama datang untuk membangun semangat optimisme. Membangun semangat untuk menjadi pemenang-pemenang.

Dan agama datang membawa cinta. Ya, cinta yang tak mengenal rasa takut. Bahkan, ketika itu adalah kiamat sekalipun.

Visits: 26

Writer | Website

Sab neki ki jarh taqwa he, agar yeh jarh rahi sab kuch raha ~ Akar dari semua kebaikan adalah takwa, jika ini ada maka semua ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *