Eril, Kau di Sungai Aare, Aku di Kali Ulu
Aku hendak menulis satu kejadian dalam hidupku di masa lampau. Kejadian tersebut hampir persis dengan yang dialami oleh almarhum Emeril Khan Mumtadz, atau yang biasa disapa Eril, putra Bapak Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Segala musibah dan cobaan, sejatinya berasal dari Allah SWT, sebagai ujian kepada makhluk-Nya untuk menguji kesabaran kita semua. Seperti yang tertuang dalam Firman-Nya:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan , kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah -buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang -orang yang sabar, yaitu orang -orang yang apabila di timpa musibah mereka mengucapkan, “Innalillahi wainna illaihi rojiun.”
Hal ini pulalah yang hendak kukisahkan ;
Awalnya, pada suatu hari Ibuku pernah bercerita kepadaku, bahwa beliau pernah bermimpi pada saat aku di kandungannya. Beliau bermimpi melihat bulan purnama yang begitu terang menyinari perutnya. Beliau tidak tahu apa arti dari sebuah mimpi tersebut.
Akupun penasaran, akhirnya kubuka buku Bunga Rampai terbitan PPLI tahun 1994 didalamnya termuat “Takwil mimpi” dan tidak disangka, ada takwil seperti ini, “Jika seorang ibu bermimpi melihat bulan purnama menyinarinya, maka anak yang dianggap akan hilang akan kembali lagi.”
Karena merasa penasaran, aku bertanya pada ibuku, “Adakah kisahku di masa kecil yang menjadi kenangan terindah bagi ibu?” Tanyaku penasaran.
Dengan mengingat dan memutar memori ke masa lalu, akhirnya ibu bercerita:
Ada kisah saat itu aku masih usia 1 tahun dibawa sama ayah dan ibu bertugas menjadi Mubaligh di cabang Cikarang – Jawa barat. Ayahku bernama bapak Mualim Abidin.
Di daerah tersebut sering mengalami banjir, hampir setiap tahun, apabila hujan turun terus menerus, besoknya pasti daerah tersebut terendam banjir. Keesokan harinya, ibuku pergi ke sebuah sungai yang sangat besar, namanya, Kali Ulu, dengan tujuan ingin mencuci baju di sungai, karena pada saat itu belum tersedia MCK yang memadai untuk kebutuhan warga di tempat tersebut.
Karena kondisi setelah hujan semalaman, tentu lokasi licin dan becek, tapi karena tidak ada pilihan lain terpaksa dilakukan di sungai. Pagi itu ibuku berangkat ke sungai dengan menggendongku pada saat usia balita. Lalu aku didudukan disamping ibu yang sedang asyik mencuci.
Saking fokus mencuci baju, ibu pun tidak melihat aku berdiri dari tempat duduk semula dan berjalan ke arah sebuah pohon yang sangat besar dan tangan mungilku berusaha memeluk pohon tersebut.
Namun karena tidak mampu untuk memeluk pohon, akhirnya badanku jatuh ke air sungai dan tenggelam terbawa arus sungai Kali Ulu yang sangat deras dan besar.
Sadar putrinya tenggelam dan terbawa arus air sungai, ibuku kaget dan berteriak meminta tolong dan minta bantuan orang-orang sekitar untuk membantu menemukan tubuh mungilku yang terbawa arus sungai.
Ibu hanya dapat menangis dan perasaan bercampur aduk begitu menguasai ibuku. Beliau terus berdoa kepada Sang Khalik, semoga putrinya selamat dan dapat ditemukan kembali.
Ibu terus berteriak tolong…tolong..tolong..
Akhirnya teriakan ibuku didengar oleh seorang anggota Jemaat, beliau seorang ibu yang sangat berani, lalu beliau bertanya, “Ada apa Bu?”
“Tolong anak saya tenggelam terbawa arus air sungai,” jawab ibuku.
Dengan tanpa pikir panjang lagi ibu tersebut langsung terjun ke sungai dan menyelam mencari tubuh mungilku. Timbul tenggelam tubuh beliau menyelami sungai tersebut dengan kesabaran dan penuh semangat.
Dengan kegigihannya, selama setengah jam beliau menyelam dan berenang, akhirnya beliau sampai ke pintu air sungai Kali Ulu sejauh 5 Km dari lokasi tempat tubuh mungilku jatuh tenggelam.
Beliau melihat sepotong baju yang terselip di pintu air, dengan sigap beliau menarik baju tersebut yang sedang di kenakan oleh tubuh mungilku,beruntung tubuh mungilku tidak terjepit pintu air dan dapat diselamatkan oleh beliau.
Beliau mengira aku sudah tidak bernyawa lagi, lalu beliau berenang menggendong tubuh mungilku menghampiri ibuku yang sedang menangis dan meratapi nasib putrinya yang tenggelam dan sambil terus berdoa, memohon keselamatan untuk putri kecilnya.
Dari kejauhan ibuku melihat ibu sang penolong itu menggendong tubuh mungil putrinya sambil berteriak, “Ibu…, ini saya temukan putrinya di pintu air.”
Tak pelak lagi langsung ibuku dengan badan lemas dan air mata yang becucuran meraih tubuh mungilku dan langsung minta bantuan untuk memompa badan mungilku dan memberikan napas buatan.
Alhamdulillah atas karunia dari Allah SWT, akhirnya tubuhku yang mungil tersebut dapat bernapas kembali. Dengan rasa terharu yang bercampur aduk bahagia ibuku bersyukur kepada Allah SWT atas berkah keselamatan yang diberikan untuk putrinya dan langsung memeluk ibu sang penolong dengan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Kejadian tersebut menjadi hal terindah dalam kehidupanku dan menjadi kenangan yang tak akan terlupakan.
Hari ini aku menyaksikan sebuah kesabaran dan keikhlasan orang tua terutama seorang ibu yang mengalami musibah yang sama dengan ibuku. Seorang ibu yang ikhlas menerima sebuah cobaan dengan tenggelamnya sang putra tercinta Emeril Khan Mumtadz yang tenggelam di sungai Aare di Swiss
Kepulanganmu, Eril, menjadi gambaran keikhlasan dan kesabaran mereka yang ditinggalkan. Semoga surga keridhaan-Nya engkau dapatkan di alam sana.
Visits: 1085
Masya Allah. Kejadian yang luar biasa. Allah selalu menampakkan kebesaran-Nya untuk kita ambil hikmah dari setiap kejadian.
Mengajari kita untuk lebih sabar dan dekat denganNya. Dan mengajari orang yang mampu untuk menolong sesama. Jadi… kita belajar berenang kah? Biar bisa menolong diri sendiri dan orang lain … 😁
smg kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT dimana pun berada… Aamiin
luar biasa..masya Allah pengalaman hidup..Allah memberikan kesempatan hidup yang kedua..
Sangat terharu membaca kisah ini, suatu keajaiban dari Allah SWT dan mukjizat do’a seorang ibu, sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin
Seorang yang pemberani Telah dikirim oleh malaikat, seorang laki laki pun belum tentu berani melakukan nya
Mashaallah ❤
Jazakumullah,atas coment-coment nya..semoga tulisan tersebut dapat bermanfaat dan menjadi pembelajaran bagi kita mengenai arti dari sebuah kesabaran atas segala cobaan dari Allah SWT..
Masya Allah, Allahu Akbar, pejuang2 yang hebat. Senantiasa selalu dalam karunia pertolonganNya
Allahu Akbar, para pejuang yang selalu dalam dekapan pertolonganNya
Alhamdulilah sy masih ingat dg kejadian tu ini cerita klo ga salah dari keluarga besar pa ABIDIN seorang ahmadi dari cianjur yg ikut berjuang mengenalkan AHMADIYAH di cikarang
Sy anak dari almarhum bpk kisin dan almarhumah ibu yanih
Alhamdulillah bisa bersilaturahmi dengan putra ibu Yanih dan bapak Kisin, betul pak Suherman saya putri bapak Mualim Abidin dari Cianjur,tadi saya juga sudah berkomunikasi dengan bapak Akum,saudara bapak..saya haturkan jazakumullah kepada Almh ibu Yanih dan keluarga karena sudah menjadi pahlawan penolong saya, sehingga saya di beri kesempatan ke dua untuk melanjutkan kehidupan di dunia ini. Semoga Almh. Ibu Yanih di tempatkan di Syurga keridhoan -Nya dan di tempatkan di tempat yang terindah di Akhirat-Nya.Aamiin yra
MasyaAllah, Allah Maha dekat, Maha Berkehendak, Maha pemberi Terbaik dengan hamba2 pilihan yang berjuang dijalanNya.
Semoga Almarhumah Bu Yanih dipuaskan surganya dan Husnul khatimah , Aamiin.