Khasiat Doa Yang Khusyu, Kesedihan Berubah Menjadi Kebahagiaan

Pada tahun 2015. Pengurus Pusat Muslimah Ahmadiyah mempunyai program rabtah berupa “berbagi ilmu parenting”. Setiap daerah harus melaksanakan program ini dengan sasaran pihak eksternal dari kalangan kaum perempuannya, dimana diharapkan, ibu pejabatnya juga bisa hadir.

Muslimah Ahmadiyah daerah Jabar 9 menyambut program ini. Sasarannya adalah guru-gru PAUD dan TK, dimana ibu pejabat yang akan dihadirkan adalah istri Pak Camat. Dan lokasi kegiatannya di Desa Sembawa, yakni tetangga desa kami (Manislor).

Saya yang saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua Daerah didaulat menjadi ketua panitia acara.

Persiapan sudah 80 persen, undangan sudah disebar dan mereka (para guru PAUD dan TK) menyambut gembira kegiatan ini. Menurut mereka, selama ini  kalau mengikuti acara parenting harus membayar Rp 250.000 setiap orangnya. Sedangkan ketika Muslimah Ahmadiyah mengadakan kegiatan ini justru gratis bahkan ada snack dan makan. Apalagi pematerinya adalah orang yang memang “expert” di dunia parenting, yakni Dr. Siti Aisyah Bakrie M.Pd

Kami senang sekali kegiatan ini disambut gembira oleh para peserta yang mereka adalah non-Ahmadi, mereka tidak mempermasalahkan penyelenggaranya Ahmadiyah, bagi mereka yang terpenting Ilmunya.

Kegembiraan kami berubah menjadi ketakutan dan kesedihan ketika saya sebagai ketua panitia  mendapat surat panggilan dari kepolisian Kapolsek Jalaksana. Bapak Amirda, Bapak Mln. Aang Kunaefi dan Ketua LI Manislor menemani perjalanan kami menuju kantor Kapolsek.

Kedatangan kami di Kantor Polsek diterima dengan baik. Setelah duduk bareng bapak polisi dengan tegas mengatakan, “Kegiatan parenting harus dibatalkan!”

Kami trauma dengan kejadian kerusuhan di Manislor beberapa tahun lalu, yang membuat kami repot dan melelahkan. Saya mencoba menjelaskan, “Bapak, ilmu parenting yang akan disampaikan narasumber tidak ada unsur  SARAnya, ini murni ilmu untuk mendidik anak secara islami agar menjadi anak-anak bangsa yang berakhlak mulia.”

Dan jawaban dari Kapolsek membuat kami sedih, “Setinggi dan sebagus apapun  ilmunya kalau datang dari Ahmadiyah maaf kami tolak.”

Hancur sudah harapan kami, tidak terasa airmata kesedihan pun menetes.

Dalam perjalanan pulang di mobil, kami bermusyawarah. Kata bapak mubaligh, “Mohon pembatalan ini jangan dulu disampaikan ke peserta, juga ke PPLI kita ikhtiar dulu masih ada waktu 5 hari, saya punya kenalan anak-anak mahasiswa UNIKU (Universitas Kuningan) mudah-mudahan bisa membantu. Mulai besok mari kita satukan doa, shalat malam, berpuasa, memohon pertolongan dari-Nya, semoga Allah menolong niat baik kita ini.Aamiin.”

Keesokan harinya kami para panitia parenting bersama Ibu Ketda yang dikawal Bapak Mubaligh Aang Kunaefi langsung  berkunjung ke asrama anak-anak UNIKU. Kami langsung  membahas kegiatan Parenting yang telah diinisiasi.

Suatu kebesaran dari Allah Ta’ala, mahasiswa-mahasiswa itu menyambut dengan baik kerjasama untuk kegiatan ini. Bahkan dia berjanji, pejabat yang akan mereka hadirkan bukan lagi Ibu Camat melainkan Ibu Bupati.

MasyaAllah kami merinding mendengar kesiapan mereka. Mengambil pengalaman sebelumnya kami tetap waspada takut gagal. Sebelum tiba waktunya kami tetap satukan doa, shalat malam dan berpuasa.

Dan sehari sebelum pelaksanaan Kang Zaki pimpinan mahasiswa UNIKU, membawa berita, “Ibu Bupati siap hadir dalam pembukaan Parenting.”

Ia juga memberitahukan bahwa gedung GOW (Gabungan Organisasi Wanita) untuk kegiatan Parenting bisa dipakai tanpa uang sewa, cukup uang kebersihan saja.

 Dan satu hal lagi yang ia minta, agar nama dan lambang Lajnah Imaillah di banner dihilangkan demi keamanan.

Sarat itu kami setujui walaupun lambang Lajnah dihilangkan tetapi di undangan yang sudah disebar kepada para peserta tetap ada nama Lajnah Imaillah, yakni Wanita Muslim Ahmadiyah.

Dan yang lebih mengharukan kami ketika peserta diberi tahu tempatnya dialihkan mereka tidak keberatan dan siap hadir.

Alhamdulillah Kegiatan Parenting berjalan lancar dan peserta yang ditargetkan 100 orang membludak menjadi 125 orang. Mereka memohon untuk bisa hadir karena ilmu yang akan mereka terima sangat bermanfaat.

Berkat  satukan doa, shalat malam, puasa nafal, akhirnya Kuasa Allah kami terima. Kesedihan diganti dengan kebahagiaan. Program parenting ditolak ditingkat Kecamatan, Allah alihkan ke tingkat yang lebih tinggi dan diterima di tingkat Kabupaten.

Allah Ta’ala berfirman, “Mintalah kepada-Ku niscaya akan kukabulkan.”

Dengan meyakini firman Allah Ta’ala tersebut, ketika kesedihan dan kesukaran menimpa, kemudian berdoa diawali dengan rasa syukur, atas anugerah, karunia dan rahmat-Nya, dan diiringi dengan penuh keyakinan, pengharapan, kecintaan, sujud di hadapan-Nya dengan cucuran airmata, dengan demikian Allah Yang Maha Kuasa  berkenan  mengabulkan doa-doanya, dan akan terasa khasiat dari doa yang kita panjatkan, dari ketakutan dan kesedihan Allah gantikan dengan kebahagiaan. Itulah yang telah kami rasakan.

.

.

.

Penulis: Uminah Dimyati

Editor: Muhammad Nurdin

Visits: 521

Uminah Dimyati

3 thoughts on “Khasiat Doa Yang Khusyu, Kesedihan Berubah Menjadi Kebahagiaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *